Sumba: Menuju Pulau Pertanian Organik

pada hari Selasa, 15 Mei 2018
oleh adminstube
 

Pertanian merupakan mata pencaharian yang paling dasar karena dengan pertanian seperti sawah, ladang dan berkebun, masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil pertanian, selain untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari, hasilnya bisa dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Masyarakat akan menjadi sehat dan bermartabat jika mengonsumsi makanan berbahan organik, artinya tanpa bahan pengawet atau bahan kimia lainnya. Tetapi seiring berjalannya waktu dengan semakin berkembangnya zaman, masyarakat kini cenderung memilih makanan instan atau siap saji, abai kandungan nutrisi yang ada dalam bahan makanan yang dikonsumsi dan berasumsi makan makanan organik terasa hambar di lidah.

Keadaan gaya hidup ini mempengaruhi pola makan seseorang dan juga berdampak pada kesehatan seseorang. Situasi ini menjadi batu pijakan Stube-HEMAT Sumba mengadakan pelatihan pertanian organik untuk mahasiswa dan anak muda Sumba. Ada tiga puluh lebih peserta mengikuti pelatihan ini dan mereka terdiri dari mahasiswa maupun anak muda dari berbagai komunitas yang ada di Waingapu dan sekitarnya. Empat orang yang terdiri dari praktisi dan pejabat pemerintah daerah setempat menjadi narasumber pelatihan dengan tema “Keunggulan Pertanian Organik bagi Manusia dan Lingkungan” yang diselenggarakan di aula GKS Lambanapu, Kambera pada hari Jumat-Minggu, 11-13 Mei 2018 yang lalu.


Dalam pelatihan ini, Fajrin Rizky dan Markus Dendu Ngara dari Ikatan Petani Pengendali Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI) distrik Sumba hadir sebagai narasumber. Keduanya adalahpetani, peneliti, sekaligus pemandu petani untuk wilayah Sumba. Merekamenyampaikan materi tentang Ekosistem, uji kadar mineral, pembuatan nutrisi ternak organik, dan seleksi benih padi sehat. “Materi pembelajaran ekosistem sangat penting bagi pemula yang ingin memperdalam pertanian organik, sebab disitu ada proses penyadaranmengenai alam yang akan di dapatkan peserta”, ungkap Markus Dendu Ngara.


Selain mempelajari hal di atas, peserta juga mempelajari strategi pemasaran hasil pertanian organik. Topik ini dipaparkan oleh Umbu Maramba, dosen Agribisnis di Universitas Kristen Wirawacana Sumba.


Kemudian Ir. Rudiolof Boling, yang menjadi utusan dari Dinas Pertanian pemerintah Daerah Sumba Timur menyampaikan tanggapan pemerintah Sumba Timur mengenai pertanian organik di Sumba.
 
Peserta pelatihan antusias memberikan berbagai macam pertanyaan, menyampaikan pendapat dan usulan, seperti harapan agar pemerintah lebih memperhatikan kondisi pertanian yang ada di Sumba. Selain itu pesserta juga berkesempatan mempraktekkan pembuatan nutrisi organik untuk ternak.

“Mahasiswa jangan hanya bersuara sebagai agen perubahan, tetapi marilah kita menjadi pelaku perubahan”, himbau Jufri Adipapa, salah satu team Stube-HEMAT Sumba saat mendampingi peserta membuat perencanaan kegiatan lanjutan. Peserta membagi diri ke dalam beberapa kelompok untuk menindaklanjuti pelatihan ini, seperti mempraktekkan pembuatan nutrisi ternak, membagi materi pelatihan ke anggota komunitasnya dan memanfaatkan lahan pekarangan asrama kampus sebagai kebun sayuran untuk mahasiswa.


Kemajuan pembangunan di Sumba harus membawa keadaan Sumba lebih baik, pertanian tetap terjaga dan kehidupan masyarakat tidak terpengaruh gaya hidup negatif. Sebagai anak muda Sumba, jadilah anak muda yang bergerak sebagai pelaku perubahan untuk membawa kebaikan untuk Sumba. (Apronia Dai Duka).



  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua