Perempuan Kawara Panamung Di Era Digital

pada hari Minggu, 30 Januari 2022
oleh Elisabeth Uru Ndaya
Oleh: Elisabeth Uru Ndaya.          

 

 

Hadirnya program Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba yang berfokus pada perempuan, budaya dan ekonomi digital memberi warna baru pada kehidupan perempuan-perempuan di Sumba khususnya di Desa Tanatuku saat ini. Yaitu memberikan pemahaman dan kesadaran terhadap perempuan  untuk terus meningkatkan kapasitas diri agar dapat memiliki kepercayaan diri, sehingga akhirnya kaum perempuan dapat ikut berpartisipasi, berkiprah dalam pembangunan dan mendukung peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga. Keberadaan tenun ikat sebagai warisan turun temurun adalah salah satu tugas dalam pelestarian budaya lokal.

 

 

Kelompok tenun kaum perempuan desa Tanatuku yang dinamai Kawara Panamung merupakan sekelompok perempuan muda putus sekolah dan sebagian adalah ibu rumah tangga. Kesadaran untuk mengambil bagian dalam melestarikan budaya tenun merupakan bukti kecintaan kaum perempuan desa Tanatuku terhadap budaya lokal. Sudah hampir dua tahun mereka belajar menekuni kerajinan tenun mulai dari tidak tahu apa-apa hingga kini mereka telah menghasilkan karya. Mereka bukanlah keturunan penenun atau dari keluarga pengrajin tenun sehingga kerajinan tenun tidak mereka pelajari atau tekuni sejak kecil. Keseharian mereka ialah berkebun di kala musim hujan dan ketika musim kemarau tiba mereka di rumah saja. Sedangkan dalam setahun musim hujan ada pada rentang waktu 4 bulan dan sisanya adalah musim kemarau. Di awal tahun ini adalah masa para kaum perempuan bercocok tanam. Sudah sebulan mereka tidak melakukan aktivitas tenun karna mereka sibuk menanam, namun dengan sibuk berkebun tidak membuat mereka lupa akan aktivitas baru sebagai pengrajin tenun.

 

 

Kelompok tenun Kawara Panamung berkumpul untuk memulai kembali aktivitas tenun (29/1/2022) karena mereka sudah selesai menanam. Pada kesempatan tersebut, Elisabeth Uru Ndaya sebagai pendamping program memberikan gambaran program tentang apa yang mereka akan lakukan selama beberapa bulan ke depan, motif apa yang akan didesainkan, persiapan penyediaan pewarna alam, persiapan platform bisnis sehingga di kala kain tenun sudah tersedia bisa langsung dipromosikan. Peserta kelompok tenun terlihat mulai aktif berbicara dan mengemukakan pendapat. Katrina Njola salah satu peserta memotivasi teman-temannya, "Saya sudah selesai tanam padi, sekarang saya fokus urus tenun saja sambil tunggu saya punya padi isi, jadi kita semua yang hadir kan kita sudah selesai tanam to, mari sudah kita semangat kembali buat ini benang supaya jadi kain tenun”, tegasnya dengan logatnya yang terlihat sangat antusias. Semua peserta pun bersepakat untuk kembali bersemangat menekuni tenun dengan berharap padi yang mereka sudah tanam bertumbuh subur dan tidak lagi didatangi hama belalang.

 

 

Mereka juga berharap atas keberlanjutan pembangunan rumah tenun sebagai tempat impian mereka untuk bebas berkreasi, selain belajar hal baru memahami pasar digital. 


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua