Oleh Elisabeth Uru Ndaya, S.Pd
Menjaga nilai dan tradisi dari nenek moyang agar budaya dan keanekaragaman yang ada tidak terkikis oleh masa, penting dilakukan. Kelompok tenun Tanatuku sebagai pemula terus semangat berlatih menenun melewati berbagai tahapan yang ada. Kali ini mendalami desain motif tenun ikat Sumba.
Pelatihan (7 dan 17/10/2020) ini mengajak dan mengarahkan mereka untuk mendesain motif tenun pada lembaran kertas dengan berbagai macam motif seperti motif kuda, ayam, mamuli, manusia, bunga, naga, dan juga rumah. Proses ini rupanya tidak mudah karna yang diminta menggambar bukan lagi anak PAUD atau TK, melainkan mahasiswa, pemuda dan ibu-ibu. Ada yang mengaku bahwa dari kecil tidak pernah menggambar, sehingga ketika diperhadapkan dengan lembaran kertas dan alat tulis, terlihat kebingungan dan enggan memulai. Ada juga yang mencoba menggambar motif kuda tetapi hasilnya tidak lagi berbentuk kuda. Namun dengan tersedianya contoh gambar motif yang sudah dicetak, memudahkan mereka untuk berlatih menggambar motif.
Ada banyak tingkat kesulitan yang mereka alami selama menggeluti tenun, namun tidak sedikit pun mengurangi semangat untuk terus berlatih. Seorang penenun professional dituntut memiliki ide kreatif dalam mendesain motif, selain itu dapat menghasilkan ciri khas desain kelompok itu sendiri. Ada 3 bagian corak atau motif kain yang terkenal di Sumba Timur seperti bagian figuratif yaitu representatif bentuk manusia dan binatang, bagian skematis yaitu menyerupai rangkaian bagan, cenderung geometris, dan bentuk pengaruh asing yaitu salib, singa, mahkota, corak petola (kain india), atau naga (kain cina).
Keunikan desain yang diciptakan adalah suatu karya yang mencerminkan unsur-unsur yang erat hubungannya dengan budaya wilayah itu sendiri. Berikut adalah contoh variasi pembuatan motif berdasarkan wilayah sentra produksi di Sumba Timur.
(1) Kecamatan Kambera memiliki 18 motif seperti patuala ratu (kain patola), habaku (cicak terbang), karihu (kupu-kupu), andung (tugu tengkorak), mahang (singa), kurang (udang), manu (ayam), wuya (buaya), karawulang (penyu), lodu (matahari), wulang (bulan).
(2) Kecamatan Kanatang memiliki 3 motif yaitu ruha (rusa), mahang (singa), Kaka (kakatua).
(3) Kecamatan Pahunga Lodu memiliki 11 motif yaitu Andung (tugu tengkorak), mahang (singa), kurang (udang), habaku (cicak terbang), wuya (buaya), karawulang (penyu), karihu (kupu-kupu), mandu (ular), kaka (kakatua), ngganda (sejenis bunga), tanga wahil (tempat sirih), dan
(4) Kaliuda memiliki 3 motif yaitu kuda, ayam dan burung pesisir.
Motif-motif di atas merupakan hasil karya di 3 dari 22 kecamatan yang ada di Sumba Timur. Dengan demikian disimpulkan bahwa baru ada 3 kecamatan yang sudah dan sedang menggeluti tenun ikat ini. Oleh karna itu, harapannya dengan adanya kelompok tenun ikat yang sedang didampingi sekarang bisa mewakili Kecamatan Nggaha Ori Angu untuk menghasilkan karya tenun ikat sumba timur dan dapat menciptakan corak atau motifnya sendiri. Semoga semangat belajar kelompok tenun ini terus ada hingga pada akhirnya benar-benar menjadi seorang penenun yang terus memproduksi kain tenun ikat Sumba Timur.