Secara Global saat ini kita sedang diperhadapkan dengan dua persoalan besar yakni masalah resesi ekonomi dan masalah pangan. Tingkat pertumbuhan manusia berjalan lebih cepat dibandingkan dengan ketersediaan sumber daya alam dan saat ini kita mengarah pada masalah kelangkaan pangan. Dalam program Multiplikasi STUBE HEMAT, masalah pangan menjadi fokus perhatian yang cukup serius dan membutuhkan gerakan pro-aktif untuk bisa keluar dari persoalan ini. Untuk mendukung ketersediaan pangan, Lembaga STUBE HEMAT melakukan kegiatan penanaman sayur-sayuran di pekarangan rumah dan kegiatan ini dinamakan ”Dapur Hidup”.
Melalui kegiatan ini, anak–anak, remaja dan orang tua belajar bersama tentang pentingnya motivasi menanam. Mereka mulai mengenal beberapa jenis benih hortikultura yang berkualitas, belajar tentang persemaian dan perawatan. Kegiatan ini dilakukan di Kabupaten Sumba Barat Daya, Kalembu Nga’a Bangga (Rabu, 29/07/2022). Dimulai pukul 16.00 WITA, kegiatan ini diikuti 30 orang terdiri dari anak–anak, remaja dan orang tua. Mereka cukup antusias mengikuti kegiatan ini dan menyatakan mendapat pengetahuan baru tentang tanaman sayur-sayuran.
Kegiatan yang berkaitan dapur hidup dilakukan dengan dua metode yakni in-door dan out-door. Untuk kegiatan in-door, peserta diajarkan teknik budidaya tanaman hortikultura mulai dari mengenal beberapa jenis benih, teknik persemaian, penanaman dan perawatan hingga ke pasca panen. Kegiatan kedua dilakukan di lapangan dengan mengamati langsung aktivitas petani hortikultura di lokasi Mananga Aba, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya. Dua narasumber dalam kegiatan studi lapangan merupakan alumni STUBE HEMAT yang pernah mengikuti kegiatan pertanian sebelumnya.
Peserta benar–benar merasa puas karena dapat melihat langsung beberapa jenis tanaman yang dikembangkan oleh ke dua narasumber. Dalam kegiatan studi lapangan pesera diajarkan tentang ruang semai, cara semai serta kendala yang sering terjadi selama proses persemaian. Peserta juga belajar cara mengolah lahan yang baik dan benar dan alat–alat pendukung yang digunakan dan yang terakhir mereka belajar tanaman tomat yang hampir panen dan budidaya bawang merah jenis lokananta F1 dari biji yang dikembangkan melalui tahap persemaian.
Adapun harapan yang ingin dicapai dari pelatihan ini adalah peningkatan pemahaman bertani dari peserta yang mengikuti kegiatan ini. Mereka bisa mulai mengembangkan beberapa jenis tanaman sayur–sayuran untuk mencukupi kebutuhan sehari–sehari. Selanjutnya mereka bisa menjadi contoh untuk masyarakat di sekitar sebagai bentuk gerakan ketahanan pangan yang dimulai dari rumah tangga.***