Kegiatan studi lapangan kali ini berkaitan dengan pengamatan hama dan penyakit. Bagi mahasiswa, pemuda gereja, bahkan petani itu sendiri, kata hama dan penyakit agak sulit dibedakan, karena itu STUBE HEMAT lewat program multiplikasi mengangkat tema yang berkaitan langsung dengan hama dan penyakit sehingga peserta dapat memahami secara jelas. Kegiatan ini dilaksanakan di pusat studi lapangan Stube HEMAT (Sabtu, 23/01/2021) Waingapu, Kelurahan Lambanapu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur.
Jumlah peserta yang terlibat dalam pelatihan ini yakni sembilan peserta. Setelah memahami beberapa hal berkaitan dengan hal-hal yang mengancam dunia pertanian sekaligus terobosannya, peserta langsung diarahkan ke perkebunan tomat dan diberikan kesempatan untuk mengamati hama yang ada pada tanaman dengan cara mengambil bagian-bagian dari tanaman yang terserang hama atau penyakit. Bagian tersebut bisa daun, batang, akar, buah, bunga atau tangkai bunga.
Saat proses pengamatan, peserta merasa heran saat tanaman tomat bisa dibudidayakan saat musim penghujan. Satu peserta berkata, “Kami di kampung tidak ada yang tanam tomat di musim hujan. Ini bisa tumbuh bagus di musim hujan,” sambil geleng-geleng kepala. Lainnya bertanya, ”Apa itu beda penyakit dan hama?” Setelah peserta mengamati dan mengambil beberapa bagian dari tanaman yang terserang hama atau penyakit, peserta diarahkan ke luar kebun dan membawa hasil amatan kepada narasumber. Narasumber mencoba memastikan pemahaman peserta seputar hama dan penyakit dengan bertanya, ”Apa yang teman-teman pahami tentang hama dan penyakit?” Para peserta saling bertatap muka sambil mencari jawaban yang tepat. “Hama bisa bergerak atau dapat dilihat dengan mata, contohnya: ulat buah, lalat buah, jenis kutu–kutuan dan kupu–kupu putih. Sedangkan penyakit tidak bergerak atau tidak dapat dilihat dengan mata, namun muncul gejala pada tanaman seperti virus gemini, layu bakteri dan bercak bakteri”, jelas narasumber.
Dari kegiatan ini peserta bisa terus memperbanyak pengalaman untuk mengamati lapangan, sehingga benar-benar paham hal-hal yang mengancam dunia pertanian seperti hama dan penyakit, sekaligus bagaimana menanggulanginya.***