Kaum muda dituntut untuk mandiri dan kreatif, sekaligus mau berbagi dengan orang lain. Itu yang menjadi semangat bagi Antonius Karepi Andung, yang sering dipanggil Anton, seorang pemuda GKS Kanjonga Bakul, Sumba Timur, yang pernah mendapat kesempatan dari Stube-HEMAT Sumba untuk belajar di Stube-HEMAT Yogyakarta, khususnya mengenai teknik menyablon.
Pada Rabu – Kamis, 3 – 4 Oktober 2013 ia membagikan pengalaman praktek menyablon di Sanggar GKS Kanjonga Bakul, Kecamatan Nggaha Ori Angu kepada Evan dan Oscar, pemuda di kampung setempat. Pdt. Dominggus Umbu Deta, S.Th, koordinator Stube-HEMAT Sumba mengawali praktek menyablon ini dengan menjelaskan dasar pemikiran sablon untuk kaum muda yaitu memberdayakan kaum muda setempat dengan suatu bekal keterampilan supaya kaum muda bisa mandiri khususnya dengan sablon.
Pdt. Domi mendapat bagian menyiapkan desain dan Anton melatih membuat film sampai proses menyablon. Memang tidak mudah mengusahakan sablon, dari mendesain, membuat film, pencampuran warna sampai memproses cetak sablon pada kaos. Kaos yang mereka hasilkan belum sempurna, misalnya cat belum merata, cetakan belum tajam, namun tidak mengendurkan semangat mereka untuk belajar sablon kaos. Perlu kesabaran dan ketekunan supaya mendapat hasil sablon yang halus dan rapi. Kendala lain yang mereka hadapi yaitu bahan-bahan sablon masih sulit ditemui di Sumba dan harus dikirim dari luar Sumba.
Di akhir kegiatan itu, Pdt. Domi dan Anton meyakini bahwa usaha sablon ini meskipun kecil, ini merupakan satu langkah maju untuk membangun kemandirian kaum muda, khususnya pemuda di Sumba. Kaum muda, pantang menyerah! (TRU)