Menebar Cinta Menumbuhkan Harapan  Pelayanan mahasiswa untuk penduduk   di Bondomaroto, Sumba Barat   

pada hari Rabu, 30 Januari 2019
oleh adminmarno
 
Bondomaroto adalah salah satu desa wisata di kecamatan kota Waikabubak, Sumba Barat. Secara geografis desa ini berada di bukit dan penduduk memiliki mata pencaharian dari kebun dan sawahBeberapa bulan lalu desa ini mengalami kebakaranhebat yang menghanguskan rumah-rumah tradisional, harta benda bahkan hewan peliharaan ludes terbakar. Penduduk desa terpuruk dan terpaksa menghentikan aktivitas harian mereka dan membangun tenda darurat untuk tinggal sementara. Namun perlahan penduduk desa bangkit kembali untuk bekerja dan bersama-sama membangun rumahnya.

Saya terpanggil untuk melakukan kegiatan bersama mereka saat liburan kuliah. Saya menyadari tidak bisa melayani sendiri, jadi saya melibatkan teman-teman saya, seperti Niga dan Jekson yang kuliah Teknik Informatika di Ukrim Yogyakarta, Ayu, mahasiswi Akuntansi di UKDW Yogyakarta dan Erik yang sudah bekerja di kantor desa di Sumba. Kami sudah saling mengenal sehingga lebih mudah untuk membangun kebersamaan dan mempersiapkan kegiatan, khususnya kepada anak-anak desa setempat karena karena mereka juga membutuhkan dukungan psikologis.
 
Sebagai langkah awal,tanggal 11 Januari 2019kami berkunjung ke desa dan bertemu dengan kepala desa setempat. Kepala desa menanggapi dengan baik bahkan sangat berterima kasih dengan rencana kegiatan bersama anak-anak. Ia menyarankan untuk membuat janji dengan anak-anak karena mereka setelah sekolah biasanya pergi ke sawah untuk membantu orang tuanya mengolah sawah. Jadi sejak kecil mereka ikut bekerja mencukupi kebutuhan sehari-hari.Akhirnya kami bersepakat kegiatan diadakan tanggal 14Januari 2019 setelah setelah anak-anak pulang dari sekolah, bahkan kepala desa siap membantu mengumpulkan anak-anakuntuk datang di acara tersebut. Setelah observasi kamimembahas persiapan dan membagi tugas dalam kegiatan, sepertigame keakraban, lagu-lagu dan materi tentang hak-hak anakyang pernah kami pelajari sebelumnya. Kami ingin mengajak anak-anak ‘belajar dan bermain’ bersama. Selain acara, kami juga menyiapkan peralatan dan snack untuk mereka.

Menjelang acara hujan turun cukup deras dan menghambat perjalanan kami. Jalan ke desa menjadi licin bahkan kami harus berjalan kaki supaya tidak tergelincir dari tebing. Sesampainya di desa, kami terkejut dengan sejumlah besaranak-anak dan orang tua yang telah berkumpul untuk mengikuti acara.Awalnya kami kesulitan mengajak anak-anak berbicara dan bernyanyi karena masih malu-malu, tetapi kamimendekati mereka dengan bermain game dan bercerita. Setelah itu mereka berlomba menceritakan pengalaman mereka di sekolah dan di sawahSelanjutnya saya menyampaikan materi tentang pertingnya memperhatikan hak-hak anak, seperti kesempatan anak untuk bermain, bertumbuh kembang dan terhindar dari kekerasan.
 
 
Acara diakhiri dengan makan snack bersama anak-anak dan penduduk. Beberapa orang tua menginginkan agar kegiatan ini berlanjut supaya anak-anak di desa Bondomaroto belajar banyak hal. Mereka juga ingin mendalami hak-hak anak agar bisa saling mengingatkan jika ada perlakuan yang tidak seharusnya kepada anak-anak. Kami pun mengucapkan terima kasih karena kami diperkenankan mengadakan kegiatan bersama. Impian besar kami bersama adalah ada rumah baca anak-anak di desa Bondomaroto.

Kami sadar sebuah perubahan besar mesti diawali dengan tindakan kecil. Perhatian untuk anak-anak merupakan investasi untuk masa depan khususnya di Sumba. Sebagai anak muda Sumba, jangan pernah takut melakukan hal baik dan bermanfaat bagi diri dan orang lain. (Magdalena Titin Huri Roga*).

*penulis saat ini adalah mahasiswi Teologia STT GKS di Lewa Sumba Timur. Ia pernah mengikuti beberapa pelatihan di Stube-HEMAT Yogyakarta (2017) dan pelatihan Jurnalistik Stube-HEMAT Sumba (2018).

  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua