Bambu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang Indonesia, termasuk orang yang berada di Sumba sekalipun. Bambu merupakan tanaman yang prospektif dimasa depan karena bambu memiliki pertumbuhan yang tercepat di antara vegetasi lainnya. Orang bisa memanen bambu lebih awal dibandingkan dengan tanaman lainnya. Bambu cocok untuk reboisasi dan meningkatkan pelestarian air dan lingkungannya. Namun kenyataannya bambu belum ditempatkan sebagai prioritas untuk dikembangkan karena asumsi orang tentang bambu hanya untuk kalangan bawah.
Dengan paradigma ini maka Stube HEMAT Sumba, melihat adanya kesalahan persepsi dalam pandangan yang demikian karena sesungguhnya pemanfaatan bambu jika dicermati suatu usaha yang dapat menghasilkan secara ekonomi. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam konteks masyarakat Sumba bambu tidak bedanya dengan kayu bakar. Dengan realita ini maka, dalam upaya pemanfaatan potensi bambu, Stube HEMAT Sumba melaksanakan kegiatan yang melibatkan pemuda dan mahasiswa Kristen, sehingga dari bambu dapat melakukan banyak hal dan menghasilkan sesuatu.
Pelatihan dibuka dengan Ibadah pembukaan yang dipimpin oleh saudara Vicaris Umbu. Setelah ibadah diadakan pembagian jurnal dan pengisian presensi. Lalu ada arahan dari team Stube-HEMAT Sumba berkenaan dengan kontrak belajar dalam pelaksanaan pelatihan yang berlangsung. Kemudian Sesi perkenalan peserta, kegiatan ini di pandu panitia penyelenggara pelatihan. Terakhir Sesi perkenalan program, oleh team Stube-HEMAT dibawakan saudara Apriyanto Hangga.
Sesi pertama dalam pelatihan ini, oleh Marselinus Nggau Roti. Materi yang disampaikan adalah jenis tanaman bambu dan cara membudidayakannya. Sesi berikutnya, dipandu oleh saudara Daniel Wolu Praing. Pada sesi ini materi lebih difokuskan pada praktek pembuatan aneka kerajian. Seperti kursi, meja dan beberapa hal lainnya.
Para peserta di bagi dalam dua kelompok untuk memudahkan dalam pelaksanaan pelatihan. Bersama fasilitator, peserta diarahkan mengenai teknik pemotongan dan pembuatannya. Peserta juga diberi contoh cara pemasangan kaki kursi oleh fasilitator kepada peserta.
Sesi selanjutnya oleh Bapak Edison Fangidae, dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS Sumba Timur). Materi yang dibawakan tentang teknik pengawetan bambu, dan bagaimana menghasilkan sesuatu yang berdaya guna dan memiliki nilai jual yang tinggi dari kerajinan yang di bahan dasar bambu.
Setelah Fasilitator memberi materi, peserta lalu mempraktekkan membuat aneka anyaman yang terbuat dari bambu dan rotan. Salah satu Anyaman yang dibuat yaitu anyaman piring, merupakan anyaman yang sangat mudah dibuat dan dapat menjadi peluang bisnis, karena dapat disewakan apa bila ada hajatan yang dilakukan oleh orang Sumba.
Selepas ibadah minggu, team Stube HEMAT memandu jalannya sesi RTL. Dalam sesi ini di sepakati RTL dari kekegiatan selanjutnya akan dilangsungkan di bengkel DISNAKERTRANS. Mekanisme follow Up sebagai berikut:
- Melakukan eksposur ke kantor Nakertrans Sumba Timur.
- Melksanakan praktek pembuatan beragam kerajinan yang sedang dilakukan oleh Nakertrans, seperti pot bunga, lampion dll.