Data 2007 menunjukkan bahwa derajad resiko penyakit menular di Indonesia berada pada kategori tinggi dan orang yang terkena HIV/AIDS (ODHA) mencapai 270.000 penderita pada usia produktif yang menempatkan diri diurutan 25 dunia. Ini adalah data yang fantastis karena terjadi dinegara yang selalu memproklamirkan dirinya sebagai negara religius. Apapun yang ditunjukkan oleh data, tindakan proaktif akan jauh lebih penting. Apa yang salah dengan hidup masyarakat? Seberapa tinggi standart kesehatannya? Dan seberapa baikkah layanan kesehatan bagi masyarakat. Dari hal inilah yang menjadi alsan mengapa program Stube HEMAT Sumba melaksanakan kegiatan semiloka yang berorientasi pada mahasiswa dan pemuda gereja.
Dalam mengawali seluruh kegiatan acara SEMILOKA dilaksanakan ibadah pembukaan oleh Pdt. Dominggus Umbu Deta, S.Th. Setelah ibadah peserta diajak untuk saling memperkenalkan diri antara satu dengan yang lain dan dilakukan di alam terbuka di sekitar lokasi pelaksanaan semiloka.
Dr. I Putu Arsana, Sp PB, sebagai pemateri pertama, dengan materi Penyakit Menular Seksual. Dari pemaparannya terdapat berbagai jenis dan gejala penyakit menular serta bahaya yang akan ditimbulkan, disertakan beberapa hal yang akan diambil dalam rangka pencegahan terhadap penyakit tersebut, dari materi yang disampaikan semuanya bermuara pada terinfeksi HIV/AIDS, yang sangat berbahaya dan mematikan itu. Peserta diarahkan agar menjadi pelopor kesehatan di tengah masyarakat. Cara praktis dan sangat mudah dalam penaggulangan akan segala jenis penyakit menular adalah, menghindari pergaulan bebas, dan takut akan Tuhan.
Memasuki materi selanjutnya, oleh dr. Matius Kitu, Sp.B, (saat ini sebagai wakil bupati Sumba Timur). Materi yang disampaikan adalah “Pergaulan Bebas serta Dampaknya terhadap Kaum Muda.” Dalam pemaparannya beliau menyampaikan berbagai hal yang berkaitan dengan pergaulan bebas diantaranya:
- Pengertian pergaulan bebas
- Faktor penyebab pergaulan bebas
- Dampak pergaulan bebas
- Solusi (pencegahan pergaulan bebas)
Tentu bukanlah hal yang baru dalam masyarakat tentang pergaulan bebas, sebagai pemerintah, selalu mengupayakan kerjasama dengan pihak gereja dan tokoh agama dan komponen terkait untuk meminimalisir karakter masyarakat yang cenderung pada pergaulan bebas. Salah satu hal yang dapat dipakai adalah jika dampak dari pergaulan bebas jika hal itu berbenturan dengan ranah hukum maka pelakunya akan ditindak tegas. Dari sisi sebagai dokter, tentu upaya yang dilakukan adalah adanya penyuluhan yang berkelanjutan terhadap masyarakat.
Sesi ketiga yaitu oleh dr. Made, berbicara secara khusus tentang penyakit menular HIV/AIDS, Dalam penjelasannya, dimulai dengan pengertian, gejala, faktor penyebab dan akibat yang akan ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Pembicara menunjukan berbagai gejala dan pengidap penyakit HIV/AIDS dengan visualisasi. Dalam akhir materinya, dr. Made menjelaskan bahwa penyakit HIV/AIDS sampai dengan saat ini belum ada obatnya, sehingga ini disebut penyakit yang mematikan, dan tentu sangat berharap agar peserta semiloka ini menjadi corong di masyarakat untuk mengampanyekan bahaya penyakit ini dan kalau ada yang terindikasi agar segera dibawa ke klinik VCT “Namu Angu” yang ada di RSUD Umbu Rara Meha Sumba Timur, untuk penanganan lebih lanjut.
Di akhir sesi, Sdr Apriyanto dari Stube-HEMAT Sumba menyampaikan berbagai hal sehubungan dengan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan dilakukan selepas kegiatan ini. Dalam kegiatan RTL disepakati bahwa setiap peserta berkewajiban memantau lingkungan sekitar sehubungan dengan hasil Semiloka dan selanjutnya persoalan tersebut akan didiskusikan secara bersama-sama pada saat kegiatan follow-up. Dan selanjutnya kegiatan ditutup secara resmi selepas ibadah penutup yang dipimpin oleh salah satu peserta semiloka.