(Akun Media Kelompok Tenun Tanatuku)
Literasi digital menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan teknologi digital bagi kaum perempuan. Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, kaum perempuan dituntut bekerja lebih ekstra dibanding sebelumnya karena selain harus bekerja di rumah, kaum perempuan terutama ibu-ibu harus bisa menjadi ibu dan guru untuk anak-anak yang belajar online di rumah. Sangat disayangkan jika perempuan sekarang ini tidak paham media, karena media digital sebenarnya membantu perempuan dalam mendidik dan mengajari anak-anaknya. Disamping itu, media dapat membantu perempuan melakukan usaha untuk menunjang kehidupan ekonomi keluarga.
Merespon hal ini kaum perempuan peserta kelompok tenun berkumpul untuk belajar membuat akun media seperti akun Facebook, Instagram, penggunaan Google, hingga pembuatan channel Youtube untuk kelompok tenun, didampingi oleh Elisabeth Uru Ndaya (Senin, 30/08/2021). Channel Youtube kelompok tenun ini dinamai Kawara Panamung yang artinya saling merangkul. Channel ini akan memuat konten aktivitas perempuan yang ada di Sumba seperti saat proses memproduksi kain tenun dan kehidupan sehari-hari perempuan Sumba lainnya. Peserta sangat antusias belajar membuat akun media, apalagi hampir semua peserta memiliki gadget jadi memudahkan mereka menggunakan akun buatan sendiri.
Hal menarik yang mereka pelajari ialah dalam penggunaan dan pemanfaatan Google dan Youtube. Katrin Njola, peserta tenun berkata,“Ini kali pertama saya tahu tentang Google dan Youtube. Ternyata lewat media tersebut kita bisa belajar semua hal yang kita mau ketahui, seperti contoh kita pu anak kalo belajar dari Google bisa pintar dorang”, tuturnya. Media dapat membantu mencari ilmu pengetahuan yang ingin mereka ketahui, bahkan menjadi alat untuk mencari bahan pembelajaran untuk anak-anak mereka, bahan untuk memasak misalnya dan masih banyak lagi pemanfaatan dari penggunaan media digital. Di sela pembuatan akun media, Elisabeth Uru Ndaya menekankan beberapa hal penting kepada kaum perempuan, yaitu: selama menggunakan media, jika ada konten yang ingin dibagikan maka harus berhati-hati dengan memperhatikan apa yang bisa dibagikan dan tidak. Berpikir kritis agar tidak mudah percaya dengan semua hal yang ada di internet, lindungi privasi, dan tidak menjadikan media sebagai tempat untuk gosip dan menghakimi seseorang. Hal ini menjadi acuan bagi kaum perempuan agar mengelola media digital dengan cerdas dan bijaksana.
Dalam kesempatan itu, seorang peserta bernama Kalita Mboru memperlihatkan hasil karya tangannya yang berbentuk dompet, tas kecil hingga masker buatan dari sisa kain tenun. Peserta kelompok sangat mengapresiasi hasil karya tersebut, dan akan dipromosikan lewat media digital. Selanjutnya peserta kelompok mempersiapkan diri untuk mulai memproduksi kain tenun dari awal lagi dengan bahan benang 20 tungku dan berproses dari tahap pertama yaitu kabukul atau menggulung benang. Proses ini akan dimasukkan ke chanel Youtube kelompok ‘Kawara Panamung’. Channel ini diharapkan membantu kelompok tenun mempromosikan hasil karya mereka, dan sebagai platform untuk mempromosikan budaya daerah, termasuk mendokumentasikan aktivitas perempuan Sumba khususnya di desa Tanatuku. Semoga melalui pemanfaatan digital yang produktif, sehat dan aman membantu memudahkan kaum perempuan dan peserta tenun dalam bertransaksi kain tenunan, baik untuk pelanggan pasar dalam negeri maupun luar negeri.***