Stube-HEMAT Yogyakarta
Program Pelatihan
Maskulinitas dan Feminitas
Kekerasan dan intimidasi dialami oleh orang-orang yang lemah secara fisik dan minim pengetahuan. Mereka cenderung pasrah dan menerima keadaan tanpa tahu bagaimana bergerak memperjuangkan hak-haknya mendapat perlakuan setara dengan yang lain. Wanita kerapkali dianggap lemah dalam melakukan pekerjaan yang mengandalkan otot. Laki-laki, bagi sebagian keluarga mendapat prioritas bersekolah. Perempuan bukan prioritas menempuh pendidikan tinggi karena akhirnya menjadi ibu rumah tangga. Kondisi ini jamak ditemui di masyarakat Indonesia.
Kesadaran untuk memperjuangkan kesetaraan telah dilakukan para pendahulu kita. Bung Karno dalam bukunya “Sarinah” meletakkan fondasi kehidupan wanita merdeka. Perjuangan kemerdekaan juga merupakan perjuangan hak-hak kesetaraan kaum wanita.
Studi maskulinitas dan feminitas telah dilakukan sejak 80-an. Hasil studi ini mendorong kesetaraan tidak hanya kesamaan hak dan peran laki-laki dan perempuan. Namun sampai pada isu-isu kesetaraan buruh, kaum lemah dan marjinal. Ya, perjuangan kesetaraan tak hanya gender saja.
Studi ini mempengaruhi banyak negara dan meratifikasi kesetaraan gender seperti kuota perempuan dalam kehidupan politik, ekonomi, budaya, agama, dan teknologi. Beberapa pekerjaan, tidak ada pembedaan gender dan fisik untuk mengisi posisi tertentu.
Diskusi tentang maskulinitas dan feminitas perlu terus dilakukan agar perjuangan kesetaraan meraih bentuk yang utuh. Karena itu, sekalipun perjuangan kesetaraan sudah berkembang, setiap komponen bangsa berhak untuk bergerak dan menyuarakan kesetaraan. Harapannya, semakin banyak orang merasakan kebahagiaan karena hak-haknya dijamin dan dipenuhi. Perjuangan kesetaraan harus kreatif, inovatif, dan dievaluasi, sehingga dapat menjadi patokan di masa mendatang.
Pemahaman dan panggilan untuk memperjuangkan kesetaraan menjadi penting disadari oleh kaum muda mahasiswa. Stube-HEMAT Yogyakarta menyajikan pelatihan agar mereka mampu berpikir, merasakan dan berkarya memperjuangkan kesetaraan.
Tujuan
- Peserta mendapat informasi yang benar mengenai maskulinitas dan feminitas dalam pemahaman gender dan kemudian menganalisa dalam konteks Indonesia untuk mengurangi resistensi.
- Peserta mampu mempromosikan isu kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam setiap aspek.
- Peserta mendapat informasi yang baik tentang kasus kesetaraan gender baik Nasional maupun Internasional.
Tema Pelatihan
Kita Setara Dalam Hak dan Partisipasi
Materi & Fasilitator
Landasan Teologis Pelatihan Maskulinitas dan Feminitas
oleh Pdt. Hendri Wijayatsih, M.A (UKDW)
Perkenalan Stube-HEMAT
oleh Trustha Rembaka, S.Th. (Stube-HEMAT Yogyakarta)
Maskulinitas dan Feminitas dalam Tradisi Nusantara
oleh Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum, MA (UIN Yogyakarta)
Mengkomunikasikan Pemahaman Kesetaraan dalam Masyarakat,
oleh Majes Maestra (PKBI Bantul)
Strategi Sederhana Memperoleh Keadilan Gender di Mata Hukum
oleh Setyoko, SH. (LBH APIK)
Project Work (FGD – Diskusi Kelompok Minat)
oleh Team Stube-HEMAT Yogyakarta dan kelompok
Presentasi Temuan Hasil Project Work
oleh Team Stube-HEMAT Yogyakarta dan kelompok
Rencana Tindak Lanjut
oleh Team Stube-HEMAT Yogyakarta dan kelompok
Follow Up
Refleksi Pribadi tentang topik
Hasil kerja Project Work
Jurnal Harian terisi lengkap
Dokumentasi fotografi kesetaraan laki-laki dan perempuan
Tulisan berkait kesetaraan laki-laki dan perempuan
Pelaksanaan
Jumat – Minggu, 27 – 29 November 2015
di Wisma Pojok Indah. Jln Kubus 15, Tiyasan,
Condongcatur, Yogyakarta.
Sasaran Peserta:
Pemuda Gereja, Mahasiswa, Aktivis dalam Masyarakat.
Keseimbangan komposisi laki-laki dan perempuan (50% : 50%)
Komposisi peserta baru dan peserta lama (50% : 50%)
Keragaman asal daerah peserta
Pelaksana
Trustha Rembaka S. Th, Vicky Tri Samekto, Stenly Recky Bontinge, S. T. Sarloce Apang, S. T. Yohanes Dian Alpasa, Indah Thresia M. Siahaan
Volunteer
Resky Yulius (UKDW - Kaltim), Elisabeth Uru Ndaya (UST - Sumba)