Islam merupakan salah satu ajaran yang memiliki mayoritas penganut di Indonesia. Di balik pesatnya perkembangan Islam, namun tidak lepas dari berbagi pergumulan penganutnya. Baik itu permasalah sosial dan politik yang terjadi didalam masyarakatnya. Dalam bukunya “Krisis Peradaban Islam, antara Kebangkitan dan Keruntuhan Total”, Ali A. Alawi berusaha menyampaikan kegelisahannya bahwa di dalam tubuh Islam ada penganut paham Islam politik.
“Islam politik dipahami sebagai salah satu ajaran di mana cara pandang umat Islam tidak lagi sesuai dengan syariat Islam yang diajarkan oleh Islam di Madinah tetapi mereka lebih mengarah ke pandangan Barat. Mereka berbicara dan melakukan syariat Islam sebagai agama tetapi tidak mengimplementasikan dalam kehidupan mereka”, kata AM Shafwan. Semua yang mereka gunakan dalam kehidupan mereka adalah produk-produk Barat. “Mereka tidak memanfaatkan apa yang berasal dari daerah mereka sendiri tetapi malah memilih menggunakan produk dari luar daerah luar negeri, terutama produk dari dunia Barat”, lanjutnya.
AM Shafwan berusaha menjelaskan apa itu Islam politik ke dalam beberapa bagian seperti;
Islam politik lebih berpihak kepada kepentingan pemilik modal; Dalam paham Islam politik, tidak ada kaitan dengan moral dan etika. Sedangkan di Madinah umat Islam hidup berdampingan dengan orang-orang kafir dan saling menghormati. Hal tersebut juga tercatat di dalam piagam Madinah; Islam politik juga mengobjektifkan Nabi Besar Muhammad SAW.
Eko Prasetyo menambahkan agama menjadi wilayah individual dan proses di mana kesadaran sebagai seorang muslim tidak dipikirkan lagi. Pada era kolonialisme perubahan Islam sudah dimulai berubahan ke arah yang tidak tepat. Berbagai permasalahan muncul dan mengatasnamakan agama. Saat ini banyak sekali kasus penyerobotan lahan yang terjadi dan menggunakan agama sebagai tameng. Yang harus kita renungkan adalah apakah Islam akan menjadi aktor? Bagaiamana kita mengembalikan peradaban ini pada tempatnya yaitu Islam yang benar. Apa yang berubah dari kita baik lingkungan atau diri kita sendiri.
Kritikan yang pedas bukan hanya bagi umat Islam tetapi juga bagi kita semua. Seberapa jauh kita mengenal jadi diri kita sebagai orang Kristen. Apakah kita sudah menjadi orang Kristen yang menjalankan ajaran Yesus sebagai panutan kita? Sebab sejauh ini banyak sekali ajaran-ajaran di dalam Kristen yang tidak sesuai dengan yang Yesus ajarkan.
Seperti harapan dan kesedihan penulis yang mengharapkan kesadaran dari umat Islam, apa sumbangsih yang sudah diberikan bagi Indonesia? Maka kita juga seharunya mampu berbenah dan mulai melihat berbagai macam permasalahan di lingkungan kita. Apakah sumbangsih yang sudah kita berikan bagi negara ini terlebih khusus bagi keluarga, masyarakat di lingkungan kita. (SAP).