Sosialisasi Stube-HEMAT di STAK Marturia    

pada hari Sabtu, 18 Februari 2017
oleh adminstube

 

 

 

Pengenalan Stube-HEMAT pada hari Jumat, 17 Februari 2017 dilakukan tim kerja STUBE HEMAT di Sekolah Tinggi Agama Kristen Marturia yang berlokasi di Nologaten, Caturtunggal, Depok, Sleman. Kegiatan ini dihadiri oleh enam belas mahasiswa semester dua hingga semester delapan. Tujuan sosialisasi ini untuk mengenalkan layanan Stube-HEMAT beserta program-program yang bisa diikuti oleh mahasiswa. Peserta yang hadir mendengarkan materi tentang Stube dan antusias bertanya apa yang disampaikan.

 

 

 

 

Indah selaku nara sumber dalam sosialisasi tersebut sangat bersemangat menceritakan pengalaman selama mengikuti kegiatan di Stube yang bermanfaat bagi dirinya. Selain pelatihan-pelatihan yang diadakan setiap tiga bulan, juga ada program lain, seperti exploring Sumba dan eksposure lokal. Exploring Sumba adalah program yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengunjungi Sumba dan membagikan keterampilan serta pengetahuan yang dimiiki mahasiswa. Sedangkan eksposur lokal adalah program bagi mahasiswa ketika liburan di daerah asal. Selama liburan peserta bisa melakukan kegiatan yang bermanfaat, seperti memetakan permasalahan yang ada di daerahnya, membagikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dimiliki dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.

 

 

 

 

 

 

Salah satu peserta sosialisasi yang bernama Aan Priyadi, mahasiswa STAK Marturia semester dua mengatakan bahwa visi dan misi Stube-HEMAT sangat bagus karena memperhatikan dan melayani masyarakat khususnya di pedesaan.

 

 

 

 

 

 

Kegiatan Stube sangat cocok bagi setiap mahasiswa yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda karena dapat bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai wilayah di Indonesia, belajar kebudayaan, pengetahuan dan mengasah keterampilan baru. Jadi, semasa di bangku perkuliahan pelajarilah berbagai hal baru dan lakukan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat. (RBN).

 


  Bagikan artikel ini

Membuka Cakrawala Melalui Interaksi Antar Bangsa Partisipasi Stube-HEMAT dalam Pre-Conference International Youth Camp (IYC) 2017   Wittenberg, Jerman, 30 Jan – 5 Feb 2017

     

pada hari Jumat, 10 Februari 2017
oleh adminstube

Stube-HEMAT merupakan lembaga pengembangan sumber daya manusia yang berorientasi pada mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Jaringan kerjasama terjalin baik di tingkat nasional maupun internasional. Kegiatan internasional yang dilakukan diantaranya adalah Eksposur ke Stube Jerman dan partisipasi dalam International Youth Camp (IYC) di Wittenberg, Jerman. Eksposur ke Stube Jerman dilakukan untuk meningkatkan persaudaraan antar pemuda dan aktivis Stube HEMAT Indonesia dan Stube yang ada di Jerman atas inisiatif ESG (Evangelischen Studierendengemeinden in Deutschland). Sementara partisipasi dalam IYC merupakan undangan dari dua lembaga yakni aej/arbeitsgemeinschaft der Evangelischen Jugend eV (Federasi Pemuda Kristen di Repulik Jerman) dan ESG.
 
IYC menjadi salah satu kegiatan dari peringatan 500 tahun reformasi gereja yang diadakan di Wittenberg, Jerman pada bulan Juli-Agustus 2017 dan diikuti sekitar 300 peserta dari 20 negara untuk belajar dan mengenal Martin Luther, sejarah dan perkembangan reformasi sampai saat ini. Di dalamnya ada aktivitas untuk saling mengenal budaya dan keberagaman melalui pertunjukan seni, workshop, permainan dan diskusi kelompok.
 
Sebagai persiapan kegiatan tersebut, diselenggarakan pertemuan awal IYC pada 30 Januari s.d. 5 Februari 2017 di Wittenberg, Jerman. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan pertama antara panitia internasional dengan para koordinator utusan masing-masing lembaga dari berbagai negara. Stube-HEMAT mengutus Ariani Narwastujati, Direktur Stube-HEMAT dan Trustha Rembaka, koordiantor Stube-HEMAT Yogyakarta. Ariani Narwastujati merupakan anggota International Planning Committee IYC dan Trustha Rembaka sebagai koordinator utusan dari Stube-HEMAT Indonesia.
 
 
Pertemuan persiapan ini membahas banyak hal seperti usulan kegiatan selama IYC yang mencakup aspek ‘dahulu’ (then), ‘now’ (sekarang) dan ‘soon’ (nanti) dan berkaitan dengan ‘head’ (kepala), ‘heart’ (hati) dan ‘hand’ (tangan).’ Adapun usulan workshop mencakup diskusi tentang Martin Luther, acara rohani, kunjungan kota Wittenberg, olahraga, menyanyi dan permainan kerjasama. Pembahasan yang tak kalah seru adalah tata tertib, karena IYC menjadi wadah pertemuan lintas negara yang berbeda budaya dan kebiasaan, maka ada perbedaan cara pandang dan perilaku yang menjadi kebiasaan setiap bangsa. Hal ini mesti disadari dan dipahami oleh koordinator kelompok yang harus menyampaikan hal itu kepada para anggotanya. Pre-conference ini memberi gambaran yang jelas tentang IYC, apa saja yang dilakukan, siapa saja pesertanya, bagaimana keadaan lokasinya, apa saja kegiatan IYC, apa yang harus disiapkan oleh setiap kontingen dan apa yang akan dilakukan setelah pre-conference.
 
 
 


Untuk memberi gambaran lokasi yang akan dipakai, para koordinator mendapat kesempatan mengunjungi lokasi perkemahan yang terletak di bagian utara kota Wittenberg yang saat itu tertutup salju musim dingin. Namun demikian peserta tetap bisa menyaksikan lokasi yang terhampar luas dan beberapa gundukan tanah yang menyerupai bukit-bukit kecil. Dipandu oleh Claudius Weykonath, manajer pelaksana IYC, peserta mendapat informasi pembagian kawasan perkemahan baik untuk tenda peserta, kegiatan luar ruang, tenda workshop, layanan umum dan hiburan. Selanjutnya Annette Klinke (ESG) mengajak peserta berkeliling Wittenberg untuk mengunjungi Stadtkirche, tempat Martin Luther menyampaikan kotbah-kotbahnya, juga Schlosskirche, sebuah gereja klasik dari abad pertengahan yang memiliki menara tinggi besar, dimana Martin Luther memakukan dalil-dalil penolakan terhadap penyelewengan ajaran kekristenan di pintu gerbangnya. Gereja-gereja tersebut tetap terawat baik sampai saat ini.
 

Meskipun belum semua bisa hadir, beberapa koordinator lembaga yang datang saat itu diantaranya adalah Wilfredo (Argentina), Chun Yung (Taiwan), Arpad (Rumania), Fadi (Palestina), Jeno (Romania), Carmen (Germany), Gottfried (Germany), Heidrun (Germany), Matthias (Germany), Sandra (Portugal), Jean Bosco (Rwanda), Yana (Rusia), Lena (Germany), Nadine (Germany), Ulrike (Germany), Hannan (Palestine), Hafeni (Namibia), dan Hans Ulrich (Germany). Hal yang menarik adalah meskipun baru bertemu, rasa kebersamaan dan kehangatan relasi dapat dirasakan oleh masing-masing peserta.
 
 
 
Sebelum kembali ke Indonesia, Ariani dan Trustha bersama Annette Klinke bertemu dengan Dirk Thesenvitz (direktur aej) dan Kathleen Schneider-Murandu dari BfDW, salah satu jejaring Stube di Berlin. Sophieneck, sebuah restoran khas makanan Jerman, menjadi salah satu tempat untuk melewatkan malam di kota ini selain sejarah tembok Berlin yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur.
 

Sungguh sebuah pertemuan yang membuka perspektif bahwa keberagaman adalah kenyataan di muka bumi ini dan terwujudnya relasi antar bangsa khususnya anak muda yang dilandasi sikap saling menghargai merupakan upaya untuk mewujudkan perdamaian. (TRU).

Ariani memandu sesi introduction peserta

 

Trustha mempresentasikan gagasan kelompok
 
Ariani memandu salah satu FGD

 


  Bagikan artikel ini

Islam: Bangkit dari Kenyataan untuk Menggapai Harapan Bedah buku di Togamas Affandi Gejayan (4/2/2017)    

pada hari Minggu, 5 Februari 2017
oleh adminstube

 

Islam merupakan salah satu ajaran yang memiliki mayoritas penganut di Indonesia. Di balik pesatnya perkembangan Islam, namun tidak lepas dari berbagi pergumulan penganutnya. Baik itu permasalah sosial dan politik yang terjadi didalam masyarakatnya. Dalam bukunya “Krisis Peradaban Islam, antara Kebangkitan dan Keruntuhan Total”, Ali A. Alawi berusaha menyampaikan kegelisahannya bahwa di dalam tubuh Islam ada penganut paham Islam politik.

 

 

 

“Islam politik dipahami sebagai salah satu ajaran di mana cara pandang umat Islam tidak lagi sesuai dengan syariat Islam yang diajarkan oleh Islam di Madinah tetapi mereka lebih mengarah ke pandangan Barat. Mereka berbicara dan melakukan syariat Islam sebagai agama tetapi tidak mengimplementasikan dalam kehidupan mereka”, kata AM Shafwan. Semua yang mereka gunakan dalam kehidupan mereka adalah produk-produk Barat. “Mereka tidak memanfaatkan apa yang berasal dari daerah mereka sendiri tetapi malah memilih menggunakan produk dari luar daerah luar negeri, terutama produk dari dunia Barat”, lanjutnya.

 

 

 

AM Shafwan berusaha menjelaskan apa itu Islam politik ke dalam beberapa bagian seperti;

 

 

 

Islam politik lebih berpihak kepada kepentingan pemilik modal; Dalam paham Islam politik, tidak ada kaitan dengan moral dan etika. Sedangkan di Madinah umat Islam hidup berdampingan dengan orang-orang kafir dan saling menghormati. Hal tersebut juga tercatat di dalam piagam Madinah; Islam politik juga mengobjektifkan Nabi Besar Muhammad SAW.

 

 

 

Eko Prasetyo menambahkan agama menjadi wilayah individual dan proses di mana kesadaran sebagai seorang muslim tidak dipikirkan lagi.  Pada era kolonialisme perubahan Islam sudah dimulai berubahan ke arah yang tidak tepat. Berbagai permasalahan muncul dan mengatasnamakan agama. Saat ini banyak sekali kasus penyerobotan lahan yang terjadi dan menggunakan agama sebagai tameng. Yang harus kita renungkan adalah apakah Islam akan menjadi aktor? Bagaiamana kita mengembalikan peradaban ini pada tempatnya yaitu Islam yang benar. Apa yang berubah dari kita baik lingkungan atau diri kita sendiri.

 

 

 

Kritikan yang pedas bukan hanya bagi umat Islam tetapi juga bagi kita semua. Seberapa jauh kita mengenal jadi diri kita sebagai orang Kristen. Apakah kita sudah menjadi orang Kristen yang menjalankan ajaran Yesus sebagai panutan kita? Sebab sejauh ini banyak sekali ajaran-ajaran di dalam Kristen yang tidak sesuai dengan yang Yesus ajarkan.

 

 

Seperti harapan dan kesedihan penulis yang mengharapkan kesadaran dari umat Islam, apa sumbangsih yang sudah diberikan bagi Indonesia? Maka kita juga seharunya mampu berbenah dan mulai melihat berbagai macam permasalahan di lingkungan kita. Apakah sumbangsih yang sudah kita berikan bagi negara ini terlebih khusus bagi keluarga, masyarakat di lingkungan kita. (SAP).


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2024 (18)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 645

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Lebih baik diam dari pada Berbicara Tetapi tidak ada Yang Di pentingkan Dalam Bicaranya


-->

Official Facebook