“Saya memilih keripik bayam!” Pernyataan di atas diungkapkan oleh Septyn Sihombing saat kuliah di Universitas Teknologi Yogyakarta program studi Sastra Inggris dengan konsentrasi bisnis. Salah satu mata kuliah adalah kewirausahaan. Salah satu tugas dari mata kuliah ini memproduksi sebuah produk dan memasarkannya. Septyn bersama dengan kelompoknya memilih produk dengan bayam sebagai bahan utamanya. Gagasan ini muncul dari kegiatan Stube HEMAT Yogyakarta tentang keanekaragaman pangan, pengolahan pangan dan ide-ide wirausaha. Di kegiatan ini para peserta belajar tidak tidak hanya mengenal potensi pangan di sekitarnya tapi juga mengembangkan kreativitas yang menghasilkan uang.
“Alasan saya memilih keripik bayam sebagai produk snack yang dipromosikan, karena bayam memiliki banyak manfaat terutama untuk kesehatan, familiar di masyarakat dan harga terjangkau. Produk snack ini biasa dikonsumsi oleh berbagai kalangan, jadi snack yang dihasilkan tak hanya enak namun bergizi bagi tubuh,” jelasnya. Ada beberapa jenis bayam yang sering dijumpai di Indonesia, dengan ciri khas masing-masing: 1) Amaranthus viridis, berdaun lebar tapi kecil, batang berwarna hijau dan bunga berwarna hijau kemerahan, bijinya mudah diambil. 2) Amaranthus dubius, berdaun kecil dan tidak panjang berwarna warna hijau dan merah, batangnya memiliki duri kecil di ketiak daun, bunga berwarna hijau. 3). Amaranthus palmeri, memiliki daun berwarna hijau pekat dengan ukuran sedang, batangnya hijau pekat, dan bunga berwarna hijau pekat, namun memiliki nutrisi paling tinggi. 4) Amaranthus hybridus, sebagai silangan bayam merah dan hijau secara alami, berdaun besar berwana hijau dengan bunga menggerombol. 5) Amaranthus cruentus, bayam merah, dengan permukaan daun berwarna merah dan kehijauan di permukaan sebaliknya.
Keripik bayam bisa menjadi snack alternatif karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu pertama, penikmat snack tidak hanya makan snack tapi juga mendapat gizi dari bayam; kedua, produk keripik bayam ini tidak menggunakan MSG; ketiga, keripik bayam cocok menjadi snack alternatif dengan ukuran kemasan yang pas ketika dibawa jalan-jalan dan disantap setiap saat; dan keempat, keripik bayam memiliki masa kadaluwarsa yang cukup lama sampai beberapa bulan.
Dalam proses produksi, ada tantangan yang dihadapi seperti adonan terlalu encer atau terlalu kering, karena masih mencari takaran yang pas, proses gilas manual menggunakan tangan dengan roll kayu dan cetak adonan menjadi segitiga menggunakan pisau. Jika adonan terlalu keras akan sulit mencapai ketebalan yang pas, dan keripik bayam belum benar-benar matang, sedangkan jika adonan terlalu lembek akan sulit diangkat mudah pecah karena menempel pada alas, sehingga harus mencetak ulang. Selain itu, ukuran api saat menggoreng juga menentukan tingkat kematangan dan warna keripik.
Produk keripik bayam ini dipasarkan saat ekspo produk mahasiswa yang diadakan di kampus. Konsumen merespon keripik bayam dengan baik. Mereka tertarik dan antusias saat membeli keripik bayam karena unik terbuat dari bayam, terlebih ada varian rasa yang tersedia, seperti jagung manis dan balado selain rasa asli.
Septyn menekankan bahwa dalam dunia kerja yang perlu diingat adalah mempersiapkan diri sejak dini dengan kepercayaan diri, kemampuan dan kreativitas, mengikuti program magang atau kerja paruh waktu yang relevan dengan bidang studi, termasuk membangun jejaring melalui seminar, workshop, atau acara lain yang dapat membantu terhubung dengan orang-orang di bidang yang diminati. Mari anak muda, mulai mengenali kemampuan diri dan membuat terobosan! ***