Cerdas Memerangi Hoax Imajinasi Agama Dan Media Dalam Politik (mengikuti dikusi di UKDW 23/02/2019)

pada hari Selasa, 26 Februari 2019
oleh adminstube
 
 
 
Berimajinasi berarti kita sedang membayangkan hal yang menyenangkan di masa depan. Imajinasi juga berarti kita memiliki sebuah harapan di masa depan yang lebih baik dari saat ini. Tetapi bagaimana dengan imajinasi liar yang mengarah kepada perpecahan dan melahirkan konflik  baru.
 
Imajinasi seperti ini sangat banyak kita temukan dizaman ini dan semakin tidak terarah”, kata Dr. Zuly QodirDosen Sosiologi Politik UMY yang menjadi fasilitator membuka diskusi. Beliau mengupas beberapa imajinasi yang terjadi saat ini dalam kehidupan masyarakat kita seperti adanya imajinasi agama dalam media seperti Islam sebagai agama, dalam media barat dipotret sebagai “agama yang negatif”. (Ahmed and Matthes 2017; Knott et al. 2013),sedangkan Yahudi dan Kristen diimajinasikan sebagai “musuh” utama Islam (Karim dan Eid, 2018).Selanjutnya ada imajinasi-imajinasi yang lain seperti imajinasi politik dalam media, imajinasi politik keagamaan, imajinasi “yang lain” tentang politik dan sebagainya. Semua imajinasi itu mengarahkan dan membuat masyarakat memilih salah satu, mau berpikir untuk kehidupan berbangsa dan bernegara atau harus berpikir untuk kehidupan kesejahteraan kelompok masing-masing. Masyakarat kita digiring menjadi individu yang hanya memingkirkan tentang diri dan kelompoknya. Hal ini yang menyebabkan masyakarat kita tidak manusiawi, bermunculanlah banyak perilaku kekerasan, berkurangnya response sosial, kebangkitan kelompok etnik, perlawan dan berbagai permasalahan yang timbul dari akar rumput untuk mendapatkan keadilan”,tutup Dr. Zuly.
 
Permasalahan yang muncul semakin meluas dan berkembang seketikasaat di goreng dengan isu hoax. Dengan berbagai keterbatasan dan kurangnya pengetahuan masyarakat kita tentang menggunakan media sosial membuat kita menjadi sasaran empuk dari bertebarannya berita hoax di media sosial sambung”,Valentine Wiji, Kepala Sekretariat Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia atau MAFINDO. MAFINDO sendiri adalah kelompok relawan yang tergerak hati untuk melakukan pengumpulan data dan informasi yang terdapat di berbagai media masa, media sosial atau biasa disebut literasi digital. Fokus dari kelompok ini adalah melawan kurang informasi dan salah informasi.
 
MAFINDO berdiri pada 19 November 2016 dengan semangat memerangi hoax dengan merangkul berbagai lapisan elemen masyarakat, untuk terus berbagi informasi. Mafindo juga bergabung dalam cekfakta.com dan bekerjasama dengan lebih dari 20 media daringkredibel seperti kompas.com, tirto.id, detik.com, antara dan beberapa lainnya serta didukung oleh Google, AMSI, & First Draft. Selain itu MAFINDO memiliki satu akun group Facebook yang bisa menjadi saluran informasi bagi semua orang Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax atau disingkat menjadi FAHHH yang sudah memiliki 61.995 orang anggota sampai hari ini dan Instagram @turnbackhoaxid dengan 3.659pengikut.
 
Valentine Wiji mengajak semua peserta untuk ikut bergabung dengan group FB tersebut agar bisa saling berbagi berita dan memberi informasi yang benar kepada keluarga dan sanak saudara. Sebab media masa saat ini memiliki peran penting dalam menyebar luaskan informasi. Pastikan keluarga kita terbebas dari isu hoax. Menurut global web index, per-Januari 2019 platfoms Youtube memiliki 88%, Whatsapp 83%, Facebook 81% dan Instagram 80% yang aktif dan sering diakses oleh masyarakat Indonesia.
 
Jika masyarakat sudah bijak dalam menggunakan media sosial maka diharapkan dapat mengurangi korban kekerasan atas nama agama, suku, dan ras. Terlebih dalam situasi tahun pemilu saat ini, masyarakat diharapkan ikut terlibat aktif memerangi isu hoax yang bertebaran di media sosial. Mari budayakan membaca agar kita bisa lebih cerdas dan bijak bermedia sosial. (SAP)
 
 

  Bagikan artikel ini

Muda, Milenial Dan Melek Politik

pada hari Selasa, 19 Februari 2019
oleh adminstube
 
 
 
Tiga puluh sembilan mahasiswa dari berbagai daerah dan berbagai kampus yang sedang kuliah di Yogyakarta berpartisipasi dalam pelatihan Stube-HEMAT Yogyakarta yang diadakan di Wisma Pojok Indah, Condongcatur pada hari Jumat-Minggu, 15-17 Februari 2019. Mereka tertarik dan ingin tahu pelatihan dengan topik Muda, Milenial dan Melek Politik yangmerupakan bagian dari program Spiritualitas: Gereja dan Politik. Mereka bukanlah anak muda yang melek politik, malah bisa dikatakan tidak tahu dan bahkan buta politik.

“Ini adalah topik hangat sebelum 17 April 2019. Publik sudah gegap gempita menyambut suasana hangat dan panas bernuansa politik, terlebih kemajuanteknologi informasi memudahkan public menerima berita benar maupun hoax dengan cepat. Ironisnya tidak banyak anak muda kaum milenial tertarik politik mungkin lebih banyak yang apatis dan apriori. Melek politik penting karena mau tidak mauranah privat maupun publik masyarakat dipengaruhi oleh keputusan politik. Stube-HEMAT Yogyakarta sebagai lembaga pendampingan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia yang sedang kuliah di Yogyakarta melihat pentingnya pemahaman politik yang benar dikalangan mahasiswa karena mereka akan menjadi agent of change,” papar Ariani Narwastujati, Direktur Eksekutif Stube-HEMAT.


Sebagai bekal mendalami politik, peserta menelaah dinamika hubungan gereja (kekristenan) dan politik bersama Pdt. Paulus Sugeng Wijaya, MAPS., Ph.D dari Universitas Kristen Duta Wacana. Awalnya gereja memang terpisah dari politik pemerintahan, gereja bersebarangan dan bahkan ditekan. Meskipun demikian gereja terus berkembang dan memegang posisi strategis di masyarakat. Galerius, kaisar masa itu akhirnya mengakomodir gereja dalam kehidupan masyarakat. Bahkan Kaisar Konstantinus menetapkan agama Kristen menjadi agama negara. Sejak itu gereja berbaur dengan berbagai kepentingan politik dan kekuasaan sehingga gereja mulai lupa memperjuangkan pembebasan, ketidakadilan dan pengentasan kemiskinan.

Dalam diskusi bersama William E. Apipidely, M.A, Direktur EksekutifYayasan Satunama,terungkap asumsi peserta mengenai politik. Sebagian menganggap politik sebagai seni, mempengaruhi dan kekuasaan, tetapi sebagian lain menganggap politik itu kotor, penuh korupsi dan bahkan apatis terhadap politik. ‘Image’ buruk politik terjadi karena banyak pemberitaan negatif tentang politik dan telah terjadi pembelokan sejarah politik di Inodonesia. Jadi, peserta perlu paham arti politik yang sebenarnya. Aristoteles mengungkapkan bahwa politik adalah cerdas dan berintergritas, politik adalah upaya mendistribusikan keadilan dan menghadirkan keadilan. Tindakan politik adalah tindakan menghadirkan keadilan. Ini menjadi satu pencerahan bagi peserta.

Beberapa praktisi politik dan calon legislatif membagikan pengalaman berpolitik mereka. Mereka adalah Chang Wendryanto, calon anggota DPD DIY, Budi Oetomo dari tim kampanye PKB, San Akuan, calon anggota DPRD Kabupaten Sleman dari Partai Solidaritas Indonesia dan M Fuad, calon anggota DPR RI dari partai Demokrat. Peserta belajar tentang realita dunia politik karena dialog ini menyingkap keteguhan, intrik, lobi dan strategi dalam berpolitik.


Ahmad Shidqi, komisioner KPU DIY mendorong peserta untuk proaktif berpartisipasi dalam pemilu karena pemilih muda, usia 17-30 tahun berjumlah lebih dari 60 juta, jadi, pemilih muda memegang posisi strategis dalam menentukan arah bangsa ke depan.

Desi, mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma dari Kalimantan Utara mengatakan, “Acara menarik dan pemateri menambah wawasan saya. Saya menemukan hal baru tentang sejarah gereja, baptisan karena pengaruh politik dan makna politik itu sendiri. Awalnya saya berasumsi politik itu kotor, koruptif dan lain-lain, tetapi pelatihan ini mengubah mindset saya bahwa politik itu sebenarnya upaya bersama untuk mendapatkan keadilan dan kesejahteraan.”



Komitmen peserta untuk ikut ambil bagian dalam pemilu dan berbagi kepada orang lain mengenai pengalaman pelatihan membangkitkan optimisme tumbuhnya kesadaran politik yang cerdas, dewasauntuk menghadirkan keadilan dan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia. (TRU).
 




 
 

  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2024 (18)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 645

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Lebih baik diam dari pada Berbicara Tetapi tidak ada Yang Di pentingkan Dalam Bicaranya


-->

Official Facebook