Oleh: Trustha Rembaka.
Eksposur Lokal ke Lampung menjadi salah satu program kegiatan Stube HEMAT Yogyakarta untuk memperkuat pelayanan Stube HEMAT di daerah sekaligus ruang berkarya bagi mahasiswa yang sedang kuliah di Yogyakarta untuk membagikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Pendeta Theofilus sebagai multiplikator program Stube HEMAT di Lampung memiliki pelayanan pendampingan untuk para remaja di tingkat SMP dan SMA disamping melayani jemaat GKSBS Batanghari. Peserta eksposur mendukung pelayanan yang dilakukan multiplikator dan tentu saja menjadi tantangan ketika berinteraksi dengan fase pertumbuhan remaja yang dinamis diiringi rasa ingin tahu sehingga menjadi peluang peserta eksposur membekali pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan mereka.
Dalam perbincangan bersama para remaja yang tinggal di Pondok Diakonia GKSBS Batanghari terungkap bahwa mereka berasal dari berbagai kabupaten di Lampung, seperti Lampung Timur, Lampung Tengah, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat dan Lampung Utara. Mereka meninggalkan orang tua dan desanya kemudian tinggal di pondok demi mendapat lingkungan yang kondusif untuk belajar dan akses pendidikan yang lebih baik dibanding di tempat asalnya. Sebenarnya tidak mudah bagi mereka untuk berpisah dengan orang tuanya, tetapi secara tidak langsung keadaan ini mendorong mereka lebih mandiri, bertanggung jawab dan saling menjaga satu sama lain.
Untuk kegiatan eksposur di Lampung saya menyiapkan pelatihan penulisan blog dan narasi untuk video, pengambilan gambar dan pembuatan video pendek, dan membantu pelaksanaan kegiatan Multiplikasi Stube HEMAT di Lampung. Pelatihan penulisan memperkuat keterampilan menulis remaja, dan ini bermanfaat ketika mereka menulis tugas-tugas sekolah, membuat narasi-narasi dalam video dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan Stube HEMAT. Harus diakui bahwa tidak mudah menemukan ide dan mewujudkan sebuah tulisan, jadi mesti duduk dan ngobrol dengan mereka agar bisa ‘nyambung’ dengan mereka sehingga beragam cerita akan terungkap dan ide-ide akan bermunculan. Kemudian, salah satu strategi adalah memberi kesempatan untuk menentukan pilihan topik yang menjadi minat mereka untuk ditulis. Mereka membuktikan kalau mereka mampu menghasilkan tulisan dan sudah dimuat baik di blog maupun menjadi narasi untuk video pendek mereka. Namun demikian ada sebagian yang belum berhasil.
Penguatan kapasitas di kalangan remaja di Pondok Diakonia GKSBS Batanghari memiliki peran penting karena menyiapkan remaja menjadi pemuda-pemudi yang memiliki nilai tambah baik itu spiritualitas di bawah dampingan pendeta, majelis dan jemaat GKSBS Batanghari. Para remaja dilengkapi pengetahuan yang aktual, peningkatan keterampilan, pembangunan karakter yang mandiri dan wawasan yang lebih luas ketika berinteraksi dengan topik dan narasumber yang ada, sehingga ini semua membantu mereka merespon masa depan dengan lebih optimis. Lebih lanjut, pendekatan dan pemetaan kampus-kampus dan spot-spot berkumpulnya mahasiswa di perkotaan seperti Bandarlampung, Metro, dan Bandarjaya, serta membuka jejaring-jejaring baru dan terus mendampingi remaja perlu terus diupayakan berkelanjutan.***