Selasa, 16 Januari 2018 menjadi hari yang berkesan bagi siswa-siswa dan fasilitator Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak (KB/TK) Amartya yang terletak di Banuwitan, Baturetno, Banguntapan, Bantul karena mereka mengadakan kunjungan belajar ke GKJ Mergangsan untuk mengenal tempat ibadah agama Kristen dan hari raya Natal.
Kegiatan ini merupakan wujud dari pemikiran panjang Eko Prasetyo dan Irma Mulyani, inisiator berdirinya KB/TK Amartya sebagai sekolah inklusi dan Stube-HEMAT Yogyakarta sebagai jejaring Eko Prasetyo, salah satu inisiator SMI (Social Movement Institute) bergerak bersama dalam bidang pendidikan anak muda dan mengkampanyekan keberagaman dan perdamaian.
Stube-HEMAT Yogyakarta sebagai lembaga pendampingan mahasiswa berbagai daerah di Indonesia yang kuliah di Yogyakarta mendukung adanya inisiatif pengenalan keberagaman dan menumbuhkan toleransi di Indonesia yang beragam budaya, agama dan bahasa, apalagi sejak awal, sejak anak-anak melalui sebuah pembelajaran secara nyata atau ‘experiential learning’ berinteraksi langsung dengan keberagaman yang ada.
Pada hari itu dua belas siswa dan empat fasilitator berkunjung ke GKJ Mergangsan dan antusias mendengar penjelasan Pdt. Hendra Kurniawan, S.Si, salah satu pendeta di GKJ Mergangsan tentang kekristenan, gereja dan hari raya natal. Ada berbagai ungkapan jujur terungkap dari siswa-siswa saat masuk dalam gedung gereja, seperti ternyata di dalam gereja banyak kursi-kursinya, kalau di masjid tidak ada kursi, di gereja koq ada gamelan dan alat-alat musik lainnya dan senang bisa melihat pohon natal dari dekat.
“Saya menanggapi dengan baik dan mengapresiasi atas kunjungan yang dilakukan KB/TK Amartya karena dengan kunjungan tersebut pemikiran anak dapat terbuka untuk hidup dalam toleransi beragama. Selain itu, saya melihat ada respon baik untuk menjalin kebersamaan yang nampak dalam diri guru-gurunya,” ungkap Pdt. Hendra Kurniawan, S.Si.
Irma Mulyani, salah satu fasilitator yang juga pendiri KB/TK Amartya sangat berterima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan sehingga kegiatan kunjungan ke GKJ Mergangsan bisa terwujud dan menjadi pengalaman baru bagi siswa-siswa dan para fasilitator KB/TK Amartya bisa mengunjungi gereja dan mengenal hari raya Natal.
Benarlah adanya bahwa pengalaman perjumpaan secara langsung bisa menumbuhkan kesadaran seseorang terhadap keberagaman dan menjaganya dalam harmoni. (TRU).