Stube-HEMAT Yogyakarta akan mengadakan Seminar Kewirausahaan besok hari Rabu, 3 Desember 2008 di Wisma Immanuel, Samironobaru 54, Yogyakarta dengan pembicara Andrias Harefa. Andrias Harefa adalah penulis buku, trainer, dan motivator yang kompeten di bidangnya. Seminar akan dimulai pukul 09.30-13.00.
Fasilitas seminar: makalah, sertifikat, snack, makan siang, sticker, dan ada doorprize.
Daftarkan diri kamu untuk mengikuti acara ini. Pendaftaran di Wisma Immanuel, Samironobaru 54, Yogyakarta mulai tanggal 27 November 2008-2 Desember 2008. Kontribusi Rp 10.000,00. Buat teman-teman yang mendaftar sebelum 30 November 2008, kontribusi Rp 8.000,00:b.
Nah, tunggu apa lagi?
Ayooo buruan daftar!
Contact person:
Rasta (08562897227)
Aji (085729463276/ 08122769380)
Terimakasih untuk teman-teman yang sudah mendaftar Pelatihan Kewirausahaan sebelum 14 September 2008. Teman-teman akan segera kami hubungi untuk tahap selanjutnya.
Pernah gak kamu mengamati tentang seorang yang mempunyai usaha, yang tadinya usaha itu dimulai dari kecil kemudian lama-lama jadi besar dan berkembang? Puspo Wardoyo seorang yang memulai dengan warung sederhana, kini mempunyai rumah makan ayam bakar Wong Solo yang punya jaringan di beberapa kota. Siapa yang gak kenal Bop Sadino, seorang pemilik Kemchick, namun tahu gak kalo pada awalnya dia menjajakan telur dari rumah ke rumah. Seorang penjual es buah yang tadinya berjualan di pinggir jalan, kemudian berkembang memiliki warung dengan puluhan cabang. Atau temen kita yang tadinya jualan baju di kampus sambil kuliah, kemudian punya banyak butik di kota-kota besar. Atau mungkin tukang tambal ban depan rumah kamu, yang dulunya bermodal sebuah alat press dan sebuah pompa tangan, sekarang mempunyai bengkel sepeda motor yang omsetnya ratusan juta. Dan masih banyak lagi contoh yang lain (tambahin sendiri menurut pengalamanmu..:b). Mereka adalah para wirausahawan yang telah berhasil mencapai visi mereka. Untuk dapat sampai ke titik itu, mereka telah melewati berbagai macam proses.
Pernah gak kamu punya keinginan untuk jadi seperti mereka? Atau paling tidak, kamu pernah membayangkan menjadi seperti mereka?
“Pengen sih pengen, cuman gak tau caranya...”
Nah untuk itulah Stube-HEMAT Yogyakarta akan mengadakan Program Kewirausahaan khusus buat kamu para mahasiswa Kristen yang pengen, ingin, dan tertarik dengan wirausaha. Dalam program ini kamu akan ditantang untuk mengeluarkan kemampuan wirausahamu melalui kompetisi dan presentasi usaha kreatifmu.
“Gimana mau kompetisi?, Dunia wirausaha aja masih buta. Biasanya kan cuman terima uang saku aja, trus dibelanjain, udah deh..”
Tenang.. tenang... Gak asik dong kalo berkompetisi wirausaha tanpa dibekali pengetahuan. Nah, dalam program ini, kamu akan dibekali dengan pelatihan kewirausahaan, yang di dalamnya ada Achievement Motivation Training, manajemen usaha dan keuangan, pemasaran kreatif, juga workshop serta sharing dari para pelaku usaha yang telah berpengalaman. Dari situ kamu akan mendapatkan kemampuan dasar berwirausaha, pengalaman-pengalaman langsung dari para pelaku usaha, kemampuan dalam bidang usaha tertentu, dan tentu saja juga punya jaringan. Pada akhir program, kamu juga akan diajak langsung kunjungan ke lokasi usaha yang telah berkembang.
“Wah asik tuh... Acaranya seperti apa sih...?
Gambaran jadwal programnya seperti berikut:
19-21 September 2008 Pelatihan Kewirausahan, di Rumah Retreat Santi Darma, Godean, Sleman. Fasilitator dari: MOTIVE, Pensil Terbang, Abitha, BRAIN Clothing, RECYCL Indonesia, Stube HEMAT Yogyakarta, Donatello
22-28 September 2008 Kompetisi Usaha Kreatif
29 September 2008 Presentasi Kompetisi Usaha Kreatif, di Wisma Immanuel, Samironobaru
November 2008 Kunjungan ke lokasi usaha kreatif
Cara untuk bisa ikut program ini sebagai berikut;
Tulis:
1. Nama
2. Tempat tanggal lahir
3. Asal daerah
4. Alamat asal
5. Nomer telepon/HP
6. Alamat e-mail
7. Alamat di Yogyakarta
8. Asal kampus dan jurusan
9. Asal gereja
10. Pengalaman berorganisasi
11. Essay singkat sebanyak 100-200 kata dengan topik “Akan seperti apakah kamu 5 tahun yang akan datang?”
12. Pernyataan kesediaan akan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dalam Program Kewirausahaan Stube-HEMAT Yogyakarta.
Ukuran dan jenis kertas bebas, dan tulisan dilampiri foto dengan ukuran dan pose bebas.
Setelah itu kirimkan atau diantar langsung ke:
1. Kantor Stube-HEMAT Yogyakarta, GKJ Mergangsan, Jl. Taman Siswa 166, Yogyakarta, atau
2. Wisma Immanuel, Samironobaru 54, Yogyakarta, ditujukan kepada Kak Yeanne, atau
3. e-mail: [email protected]
Paling lambat tanggal 14 September 2008. Karena program ini penting dan membutuhkan keseriusan, maka setiap tulisan yang masuk akan diseleksi dan akan diambil 40 orang peserta. Hasil seleksi akan diposting dalam blog Stube-HEMAT pada tanggal 15 September 2008 jam 16.00 WIB. 40 mahasiswa terpilih akan dihubungi oleh panitia. Setelah itu, mahasiswa yang terpilih malkukan pendaftaran ulang untuk persiapan program dan juga menyerahkan kontribusi keikutsertaan sebesar Rp 20.000,00 di Wisma Immanuel.
Akomodasi, konsumsi, materi, sertifikat, souvenir, dan fasilitas lain selama program berlangsung, ditanggung oleh panitia. Bila mahasiswa terpilih pada akhirnya dengan terpaksa mengundurkan diri dan tidak ikut program ini, pengunduran diri maksimal pada hari Rabu, tanggal 17 September 2008.
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Wirasta ( 6830584 / 08562897227 ), Widiaji ( 08122769380 / 085729463276 )
Nah, segera daftar dan tunjukkan keseriusanmu untuk ikut program ini. Sampai bertemu di Program Kewirausahaan Stube-HEMAT. Siapkan diri untuk berkompetisi usaha kreatif.
Campur tangan negara dalam persoalan pendidikan dengan berbagai kebijakan yang selalu berkaitan perkembangan sosio politik (ganti menteri ganti kebijakan) telah menghasilkan praktik-praktik pendidikan yang dehuman di Indonesia. Dan akibatnya sangat jelas, berbagai masalah besar antara lain kemiskinan, pengangguran, pendidikan, korupsi, kekerasan, kepemimpinan terus bermunculan. Kualitas pendidikan kita menjadi terpuruk, daya saing rendah, produktivitas rendah, kretifitas rendah, moralitas bermasalah, dan lain sebagainya, menjadi relitas yang tak terelakkan dan membuat kita bertanya masih adakah harapan menuju suatu perubahan yang baik?
Pada sisi yang lain sebagian kecil masyarakat yang menyadari "lingkaran setan" permasalahan pendidikan dan yang peduli dengan masa depan generasi bangsa ini telah memperjuangkan berbagai bentuk pendidikan yang membebaskan dan humanisasi. Berbagai bentuk pendidikan alternatif terus bermunculan di berbagai tempat dan telah menunjukkan hasil yang luar biasa bagi anak didik.
Mahasiswa Kristiani sebagai bagian penting dari bangsa ini, disadari atau tidak disadari juga telah menjadi obyek dari pendidikan yang dehumanisasi ini. Karena itu sangat penting membangun kesadaran dan kekritisan dalam berpikir agar dapat menyikapi persoalan pendidikan di Indonesia dan mahasiswa dapat turut menjadi agen perubahan yang membantu mengembangkan pendidikan yang membebaskan.
Pada hari Senin, 25 Agustus 2008 yang lalu, Stube-Hemat Yogyakarta mengadakan Diskusi Publik "Menggagas Pendidikan Murah Berkualitas" di Wisma Immanuel, Yogyakarta. Dalam pengantarnya, Koordinator Stube Ariani Narwastujati menyampaikan bahwa Stube-HEMAT ingin menjangkau mahasiswa khususnya yang sedang menempuh studi di Yogyakarta untuk ikut memberikan pemikirannya bagi pendidikan di Indonesia. Bagaimana mewujudkan pendidikan di Indonesia yang murah tanpa mengorbankan kualitas. Diskusi ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Yogyakarta. Diskusi ini menghadirkan Bahruddin, Kepala Sekolah Qaryah Thayyibah, Salatiga, sebuah sekolah alternatif setingkat SLTP di Salatiga yang kaya prestasi.
Diskusi dimulai pada pukul 9.30. Bang Roni, MC acara ini, dengan semangat mengajak peserta untuk menyanyi bersama lagu pujian "Bagaikan Bejana" sebagai pembuka acara ini. Diskusi dipandu oleh Pdt. Mathelda Yeanne Tadu.
Untuk mengawali diskusi, Bahruddin memaparkan bahwa sebenarnya pendidikan tidak bergantung dengan biaya. Karena belajar merupakan kebutuhan setiap orang. Bila orang tidak punya uang, maka dia harus belajar untuk punya uang.
Belajar tidak ada hubungannya dengan uang. Kalau pada akhirnya Qaryah Thayyibah punya fasilitas: laptop, kamera, dan lain sebagainya, itu dimulai dari kemandirian mereka. Pendidikan di sana berfokus pada anak. Apa yang dimaui anak, itu yang dikembangkan. Sedangkan guru berfungsi sebagai pendamping belajar anak saja. Sering kita terjebak bahwa pendidikan adalah mengumpulkan sebanyak-banykanya informasi, dan hanya berorientasi pada ijasah. Sedangkan pendidikan di Qaryah Thayyibah berorientasi pada kehidupan. Apa yang menjadi masalah tiap anak, proses pemecahan masalah itulah yang menjadi pendidikan mereka.
Bahruddin kemudia memutar film dokumentasi tentang Sekolah Qaryah Thayyibah dan menceritakan dimulainya sekolah ini, metode belajar di Qaryah Thayyibah, dan proses belajar dan prestasi yang dihasilkan oleh murid-murid Qaryah Thayyibah.
Para peserta tertarik dengan apa yang disampaikan oleh Bahruddin. Diskusi dimulai dari pertanyaan tentang bagaimana memulai karya seperti Qaryah Thayyibah. Bahrrudin menjawab kalau mau ya mulai aja. Untuk kendala, dianggap nggak ada kendala. Anggap kendala sebagai tantangan. Dimulai dari yang ada saja. Apa yang kita punya, itu dimanfaatkan, jangan mengada-ada. Untuk selanjutnya, fasilitas yg dibutuhkan akan ada dengan sendirinya. Yang terpenting adalah kemandirian kita. Kita perlu mengelola sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya. Jangan bergantung dengan bantuan.
Mengenai peran guru, guru adalah seperti perawat, melindungi. Bukan melarang atau mengarahkan. Saat ini, kualitas pendidikan Indonesia peringkat ke-14 dari 14 negara di Pasifik-Asia Tenggara. Dan yang paling memprihatinkan, adalah kualitas guru yang ada.
Bagaimana untuk meyakinkan orang lain dg sistem Qaryah Thayyibah?
Tidak ada agenda khusus untuk meyakinkan orang, tapi menyikapi secara proaktif setiap kritikan, tanggapan dan masukkan. Bukan menghabiskan tenaga untuk meyakinkan orang, tapi tenaga digunakan saja untuk meningkatkan pendidikan di Qaryah Thayyibah.
Stube-HEMAT Yogyakarta bersama GKJ Mergangsan mengadakan seminar tentang multikulturalisme pada 23 Juli 2008. Seminar ini dihadiri oleh pendeta dan jemaat GKJ Mergangsan, mahasiswa yang aktif dalam kegiatan-kegiatan Stube-HEMAT Yogyakarta, dan mahasiswa-mahasiswa Belanda yang sedang berkunjung ke GKJ Mergangsan. Dalam seminar ini, peserta membahas tentang keragaman budaya dan masalah-masalah sosial di Indonesia dan Belanda.
Program Ekologi Stube-HEMAT Sumba diadakan dalam bentuk pelatihan. Pelatihan ini diadakan pada 7-8 Juni 2008 di Waimarang, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Pelatihan ini diikuti oleh 37 mahasiswa, 26 pria dan 11 wanita. Fasilitator dalam pelatihan ini adalah Ari Hau Dima (Direktur Yayasan Alam Lestari, Sumba) dan Martinus Nd. Tarambiha (Program Coordinator of Christian Reformation Welfare Foundation for East Sumba).
Pelatihan ini memberikan pemahaman kepada peserta tentang pentingnya pelestarian alam. Selain itu, mereka juga belajar tentang perubahan iklim dan pemanasan global. Yang menarik, tiap peserta ditantang untuk berperan serta dalam usaha melestarikan lingkungan di daerahnya.
Program Analisis Sosial Stube-HEMAT Sumba diadakan dalam bentuk Pelatihan Analisis Sosial. Pelatihan ini diadakan pada 30 Mei-1 Juni 2008 di Kapunduk, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Pelatihan ini diikuti oleh 40 mahasiswa, 26 pria dan 14 wanita. Fasilitator pelatihan ini adalah Tim Kerja Stube-HEMAT Sumba, Martha Hebi, ST, dan Oktavianus Landi, ST. Pelatihan ini diadakan dengan tujuan membangun kesadaran mahasiswa tentang masalah-masalah sosial yang terjadi di sekitar mereka.
Lewat pelatihan ini, peserta mempertajam pemahaman mereka tentang masalah sosial yang terjadi di sekitar mereka dan memperkenalkan mereka dengan beberapa lembaga yang bergerak untuk mengatasi masalah sosial di Sumba. Eksposur dalam pelatihan memberikan kesempatan bagi peserta untuk melakukan interaksi langsung dengan orang-orang yang mengalami masalah sosial.
Pelatihan ini juga memberikan dasar spiritual Kristen sehingga peserta lebih sadar tentang kasih Tuhan dan penerapan iman Kristen dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam menghadapi masalah-masalah sosial yang ada.
Program Orientasi Stube-HEMAT Sumba dilakukan pada 26-27 April 2008 dalam bentuk Pelatihan Kepemimpinan Berkarakter Kristen di Lewa, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Pelatihan ini diikuti oleh 38 mahasiswa, 24 pria dan 14 wanita. Selain memperkenalkan Stube-HEMAT Sumba, pelatihan ini bertujuan untuk mengajak peserta belajar tentang karakter dan kepemimipinan. Fasilitator dalam pelatihan ini adalah Tim Kerja Stube-HEMAT Sumba, I Gusti Made Raspita (koordinator Yayasan Sumba Sejahtera), dan Drs. Kristofel A. Praing, M.Si dan timnya.
Dengan mengikuti program ini, mahasiswa dan pemuda di Sumba memiliki kesempatan untuk saling mengenal dan membuka jaringan antar lembaga dan gereja. Mereka belajar materi yang tidak diajarkan di kampus dengan metode yang berbeda. Wawasan mereka semakin terbuka ketika bertemu dan berbagi dengan teman-teman dengan pengalaman, ketrampilan, dan latarbelakang berbeda. Hal ini semakin melengkapi dan memperkaya antara satu dengan yang lain.
Supervisi ke Stube-HEMAT Sumba dilakukan pada 31 Maret-5 April 2008 di Sumba dan Kupang. supervisi dilakukan oleh Ariani Narwastujati, S.Pd, S.S, koordinator Stube-HEMAT Yogyakarta dan Rev. Bambang Sumbodo, S.Th, board Stube-HEMAT Yogyakarta.
Supervisi ini dilakukan untuk melihat persiapan pelaksanaan program Stube-HEMAT Sumba, bertemu dengan stakeholder Stube-HEMAT Sumba, terutama gereja-gereja di Sumba, dan melihat realitas sosial dan potensi di Sumba.
Menutup rangkaian Program Ekologi, Stube-HEMAT mengadakan Seminar Pembuatan Bioetanol dari Pati Sagu pada tanggal 23 Juni 2008 dengan narasumber John Numberi, ST. MT.
Pada tanggal 6 Juni 2008, Stube-HEMAT mengadakan diskusi film “Earth Report” bekerjasama dengan Senat Mahasiswa Teologi Sekolah Tinggi Teologi Nazarene Indonesia (STTNI) di Sleman. Diskusi film ini diikuti oleh aktivis Stube-HEMAT dan 48 mahasiswa STTNI.
Talkshow pengelolaan sampah dan pembuatan pupuk organik dilakukan di Gereja Katolik Maria Assumpta, Babarsari, Sleman pada tanggal 2 dan 9 Maret 2008. Acara ini diikuti oleh mudika dan umat Gereja Katolik Maria Assumpta.
Sosialisasi pengelolaan sampah mandiri di Kampung Nyutran, Taman Siswa, Yogyakarta diadakan pada tanggal 3 Februari 2008. Kegiatan ini dihadiri oleh 25 orang warga Kampung Nyutran.
Program Ekologi dilakukan selama bulan Februari-Juni 2008. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:
Sosialisasi pengelolaan sampah mandiri di Kampung Nyutran, Taman Siswa, Yogyakarta.
Talkshow pengelolaan sampah dan Pembuatan pupuk organik di Gereja Maria Assumpta, Babarsari, Sleman.
Pelatihan Ekologi dan penanaman pohon di Gunungkidul.
Diskusi film “Earth Report”.
Seminar pembuatan bioetanol dari pati sagu.
Pada tanggal 10 Mei 2008, mahasiswa belajar menulis artikel tentang masalah sosial dalam Pelatihan Jurnalistik. Materi pelatihan mulai dari motivasi menulis, dasar-dasar penulisan, sampai penulisan kreatif. Pelatihan jurnalistik ini menghadiri Nasrudin Anschory Ch, Musthofa Hasyim, dan Bustan Basir Maras sebagai narasumber sekaligus trainer.
Program Analisis Sosial diadakan selama bulan April-Mei 2008. Pada 18-20 April 2008. Kegiatan pertama yang diadakan adalah Pelatihan Analisis Sosial. Mahasiswa mengikuti Pelatihan Analisis Sosial dengan fasilitator Agus Mulyono dari Yayasan Bina Swadaya dan Edi Tanto, aktivis pertanian organik. Peserta pelatihan juga melakukan eksposur (terjun ke lapangan) untuk mengamati permasalahan sosial yang ada. Eksposur diadakan di angkringan, lahan parkir, penjual bakso, dan penjual buah di sekitar lokasi pelatihan.
Program Orientasi Stube-HEMAT dilakukan dalam 3 kegiatan. Kegiatan pertama adalah pengenalan mengenai Stube-HEMAT di Persekutuan Pemuda GPIB “Marga Mulya” Yogyakarta pada tanggal 20 Maret 2008 yang diikuti oleh 20 pemuda.
Kegiatan kedua adalah Pelatihan 7 Habits di Wisma Omah Jawi, Kaliurang dengan fasilitator Semuel Lusi, M.Si, trainer dari Yayasan Bina Dharma, Salatiga. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 28-30 Maret 2008 dan diikuti oleh 22 mahasiswa.
Materi pelatihan ini adalah:
Stube-HEMAT dan manfaatnya untuk mahasiswa.
Siapa aku?
Transformasi diri 1: Jadilah proaktif
Transformasi diri 2: Mulailah dari akhir
Transformasi diri 3: Dahulukan yang lebih dulu
Transformasi publik 1: Menang-menang
Transformasi publik 2: Dengarkan dengan sungguh
Transformasi publik 3: Sinergi
Bangun potensi totalmu: Asah gergajimu
Kegiatan ketiga adalah pengenalan Stube-HEMAT di Komisi Pemuda GKJ Samironobaru yang dihadiri oleh 13 orang.
Pada hari Minggu, 2 Maret 2008, Waste Care Community (WCC) bekerjasama dengan mudika Gereja Katolik Maria Assumpta, Stasi Florentinus, Babarsari mengadakan talkshow pengelolaan sampah di aula gereja. WCC merupakan komunitas yang dibentuk oleh kelompok mahasiswa dari Jurusan Biologi Lingkungan, Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang pernah mengikuti Pelatihan Pengelolaan Sampah yang diadakan oleh Stube-HEMAT Yogyakarta.
Talkshow ini dihadiri oleh umat di Gereja Katolik Maria Assumpta, Stasi Florentinus, Babarsari dan para mahasiswa yang tertarik tentang pengelolaan sampah dan menghadirkan narasumber Pak Joko Pambudi, seorang pengepul sampah yang tinggal di Dabagaten, Jl. Wahid Hasyim no. 152, Condongcatur. Narasumber kedua adalah Pak Fery Tri Jatmiko yang bekerja di Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Yogyakarta.
Pak Fery memaparkan tentang pengelolaan sampah di kota Yogyakarta. Selain tentang alur pembuangan sampah, Pak Fery juga menjelaskan tentang usaha-usaha yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sampah di Yogyakarta, khususnya dengan pengelolaan sampah mandiri yang sekarang ini mulai banyak diusahakan oleh masyarakat.
Pak Joko menceritakan pengalamannya selama menjadi pengepul sampah. Yang menarik, ternyata relatif semua sampah bisa diolah dan dapat menghasilkan pendapatan yang lumayan.
Peserta talkshow antusias menanggapi paparan narasumber dengan memberikan tanggapan dan menanyakan hal-hal seputar pengelolaan sampah, misalnya sampah apa saja yang laku dijual, pembuatan pupuk kompos, kebijakan pemerintah daerah tentang sampah, pro kontra tentang keberadaan pemulung, juga trend pengelolaan sampah mandiri oleh masyarakat di DIY.
Selain talkshow, akan diadakan pelatihan pembuatan kompos. Kegiatan ini akan diadakan besok hari Minggu, 9 Maret 2008 di tempat yang sama, dimulai pada pukul 11.00. Pelatihan akan difasilitasi oleh WCC.
Keterangan foto:
Lokasi kegiatan.
Pak Joko dan Pak Ferry, narasumber talkshow.
Usaha pengepulan sampah Pak Joko.
Peserta talkshow menyimak paparan narasumber.
Peserta talkshow mengajukan tanggapan dan pertanyaan seputar pengelolaan sampah.
Rio, mewakili WCC, memaparkan profil WCC dan program-programnya.
Visi Stube-HEMAT Yogyakarta:
Membangun kesadaran manusia, khususnya mahasiswa dan pemuda, untuk memahami masalah di sekitarnya.
Misi Stube-HEMAT Yogyakarta:
1. Memampukan generasi muda mengetahui dan memahami permasalahan sosial (kemampuan kognitif).
2. Memampukan generasi muda menyadari tanggung jawab mereka pada permasalahan sosial yang ada di sekitarnya (kemampuan afektif).
3. Memampukan generasi muda merencanakan masa depan mereka secara mandiri (kemampuan psikomotorik).
Untuk tahun 2008-2010 ini, Stube-HEMAT Yogyakarta mengadakan program-program baru yang dapat diikuti oleh mahasiswa/i dari berbagai daerah di Indonesia yang sedang belajar di Yogyakarta. Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi tim kerja Stube-HEMAT Yogyakarta via telepon atau e-mail.
Semester 1, Januari – Juni 2008
Program Orientasi
Program Analisis Sosial
Program Ekologi
Supervisi ke Stube-HEMAT Sumba
Semester 2, Juli – Desember 2008
Program Pendidikan
Program Kewirausahaan
Program Pertanian Organik
Program Hospitasi
Semester 3, Januari – Juni 2009
Program Orientasi
Program Energi Alternatif
Program Pemahaman Antarbudaya
Supervisi ke Stube-HEMAT Sumba
Semester 4, Juli – Desember 2009
Program Masyarakat Sipil
Program Kaum Muda dan Kesehatan
Program Bambu
Program Hospitasi
Semester 5, Januari – Juli 2010
Program Orientasi
Program Gender
Program Pengelolaan Sampah
Supervisi ke Stube-HEMAT Sumba
Semester 6, Juli – Desember 2010
Program Permasalahan Urban
Program Manajemen Informasi
Program Peningkatan Kapasitas
Program Hospitasi