Kolaborasi Memperjuangkan Hak Asasi Peluncuran Amnesty Indonesia, network hearing dan pertemuan bersama

pada hari Senin, 22 Januari 2018
oleh adminstube
 
 
 
Berbagai berita pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) masih mewarnai headline media massa internasional maupun nasional. Ini menjadi tantangan karena HAM sendiri merupakan prinsip-prinsip moral yang menjadi standar perilaku manusia dan dilindungi sebagai hak-hak hukum, termuat dalam Deklarasi PBB, seluruh manusia terlahir bebas dan sama dalam hak dan derajatnya. Mereka dihargai dengan suatu alasan dan kesadaran dan memandang serta memperlakukan orang lain dalam semangat persaudaraan, (terjemahan sederhana).
 
Pemikiran ini menjadi semangat Stube-HEMAT Yogyakarta untuk berpartisipasi dalam gerakan perjuangan HAM di Indonesia khususnya Yogyakarta bersama Social Movement Institute (SMI) dan Amnesty Indonesia (AI). AI adalah perwakilan Amnesty International di Indonesia sebagai gerakan global non-pemerintah untuk mengkampanyekan HAM dalam Deklarasi Universal HAM dan standar internasional lainnya.
 
Pemahaman HAM perlu terus diupayakan dan dikampanyekan bersama-sama oleh berbagai pihak yang konsen pada HAM. Dari brainstorming pertemuan bersama pada 24 Januari 2018 di kantor SMI Yogyakarta muncullah pemikiran kritis tentang ide Sekolah HAM untuk mahasiswa. Mengapa mahasiswa? Karena mahasiswa memiliki idealisme, semangat dan energi menjadi agent of change menuju masyarakat yang sadar HAM dan Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan di mana mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia kuliah di kota ini.
 
Pertemuan ini merupakan rangkaian panjang sejak deklarasi Amnesty Indonesia pada tanggal 8 Desember 2017 di Masjid Mataram Kotagede. Pada saat itu Agung Supriyono, SH, kepala Kesbangpol DIY mewakili Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur DIY meresmikan Amnesty International Indonesia dan mengungkapkan bahwa Indonesia terdiri dari bermacam budaya, agama dan keragaman lainnya. Perlu adanya kebersamaan untuk mempertahankan keadaan ini. Semangat persatuan dan kesatuan dalam keselarasan bisa diraih jika keadilan dan hak asasi manusia tercapai.
 
Sehari sesudahnya, 9 Desember 2017 di Joglo Omah Jowo diadakan sebuah pertemuan jejaring yang difasilitasi oleh Usman Hamid, direktur eksekutif AI untuk network hearing, yaitu mengumpulkan isu-isu yang berkaitan dengan pelanggaran HAM yang terjadi di DIY. Beberapa lembaga yang berpartisipasi antara lain Social Movement Institute (SMI), Resist, Corner Club UGM, Mitra Wacana, LkiS, Amartya, LBH Yogyakarta, Tribunjogja, Stube-HEMAT Yogyakarta dan beberapa peserta lainnya. Pertemuan ini merumuskan isu-isu penting antara lain: 1) Kebebasan berekspresi, berpendapat dan berorganisasi, 2) Kebebasan beragama dan menjalankan ibadah, 3) Diskriminasi ras dan identitas masyarakat tertentu, 4) Tindakan aparat keamanan yang berlebihan atau terlambat menangani suatu kasus, 5) Kebebasan pers ketika meliput suatu peristiwa, 6) Hak ekonomi sosial seperti konflik tanah, pasir besi, gusur paksa dan hak anak, 7) Membongkar ilusi ketakutan terhadap isu-isu tertentu dan perlu membangkitkan kembali rasa nasionalisme, dan 8) Memperjuangkan kebebasan akademik di kampus.
 
Stube-HEMAT Yogyakarta sebagai lembaga pendampingan mahasiswa Kristiani dari berbagai daerah di Indonesia yang kuliah di Yogyakarta melihat pentingnya mahasiswa sadar terhadap HAM sehingga Stube ikut ambil bagian dalam kolaborasi ini. Kedepannya mahasiswa sadar HAM mampu mewujdukan bagi dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya saat kembali ke daerahnya masing-masing. (RBN).

 


  Bagikan artikel ini

Melangkah Mengenal Keberagaman   Ala KB/TK Amartya

pada hari Sabtu, 20 Januari 2018
oleh adminstube
 
 
 
Selasa, 16 Januari 2018 menjadi hari yang berkesan bagi siswa-siswa dan fasilitator Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak (KB/TK) Amartya yang terletak di Banuwitan, Baturetno, Banguntapan, Bantul karena mereka mengadakan kunjungan belajar ke GKJ Mergangsan untuk mengenal tempat ibadah agama Kristen dan hari raya Natal.
 
Kegiatan ini merupakan wujud dari pemikiran panjang Eko Prasetyo dan Irma Mulyani, inisiator berdirinya KB/TK Amartya sebagai sekolah inklusi dan Stube-HEMAT Yogyakarta sebagai jejaring Eko Prasetyo, salah satu inisiator SMI (Social Movement Institute) bergerak bersama dalam bidang pendidikan anak muda dan mengkampanyekan keberagaman dan perdamaian.
 
Stube-HEMAT Yogyakarta sebagai lembaga pendampingan mahasiswa berbagai daerah di Indonesia yang kuliah di Yogyakarta mendukung adanya inisiatif pengenalan keberagaman dan menumbuhkan toleransi di Indonesia yang beragam budaya, agama dan bahasa, apalagi sejak awal, sejak anak-anak melalui sebuah pembelajaran secara nyata atau ‘experiential learning’ berinteraksi langsung dengan keberagaman yang ada.
 
 
Pada hari itu dua belas siswa dan empat fasilitator berkunjung ke GKJ Mergangsan dan antusias mendengar penjelasan Pdt. Hendra Kurniawan, S.Si, salah satu pendeta di GKJ Mergangsan tentang kekristenan, gereja dan hari raya natal. Ada berbagai ungkapan jujur terungkap dari siswa-siswa saat masuk dalam gedung gereja, seperti ternyata di dalam gereja banyak kursi-kursinya, kalau di masjid tidak ada kursi, di gereja koq ada gamelan dan alat-alat musik lainnya dan senang bisa melihat pohon natal dari dekat.
 
 

 

“Saya menanggapi dengan baik dan mengapresiasi atas kunjungan yang dilakukan KB/TK Amartya karena dengan kunjungan tersebut pemikiran anak dapat terbuka untuk hidup dalam toleransi beragama. Selain itu, saya melihat ada respon baik untuk menjalin kebersamaan yang nampak dalam diri guru-gurunya,” ungkap Pdt. Hendra Kurniawan, S.Si.
 
Irma Mulyani, salah satu fasilitator yang juga pendiri KB/TK Amartya sangat berterima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan sehingga kegiatan kunjungan ke GKJ Mergangsan bisa terwujud dan menjadi pengalaman baru bagi siswa-siswa dan para fasilitator KB/TK Amartya bisa mengunjungi gereja dan mengenal hari raya Natal.
 

 

Benarlah adanya bahwa pengalaman perjumpaan secara langsung bisa menumbuhkan kesadaran seseorang terhadap keberagaman dan menjaganya dalam harmoni. (TRU).

  Bagikan artikel ini

Berinteraksi dan Perkuat Motivasi Meet-up with Nancy dan Anne

pada hari Selasa, 9 Januari 2018
oleh adminstube
 
 
 
Anak muda (baca: mahasiswa) identik dengan semangat, suka tantangan dan mencari hal-baru dan memiliki energi untuk melakukan berbagai aktivitas demi menjawab rasa ingin tahunya. Stube-HEMAT sebagai lembaga pendampingan mahasiswa berbagai daerah di Indonesia yang studi di Yogyakarta melihat karakteristik ini dan membuka ruang bagi mahasiswa untuk berkembang optimal dengan sebuah dialog bersama Three Nancy Sinaga dan Anne Ruland yang akan berkunjung ke beberapa kota di Indonesia, salah satunya Yogyakarta, sehingga mahasiswa Stube-HEMAT Yogyakarta bisa berinteraksi langsung dan bertukar pikiran dengan mahasiswa Indonesia yang studi di luar negeri dan mahasiswa dari Jerman.
 
 
Awalnya Nancy mendapat informasi dari koleganya di Köln, Jerman bahwa ada Stube di Indonesia sehingga ia dan Anne ingin mengenal lebih dekat Stube-HEMAT Yogyakarta. Setelah beberapa kali berkontak melalui email akhirnya pertemuan terwujud pada hari Jumat, 5 Januari 2018 di sekretariat Stube-HEMAT Yogyakarta dan dihadiri lima belas mahasiswa.
 
Nancy berasal dari Sumatera Utara dan kuliah di Hochschule Koblenz dan Anne Ruland dari Jerman dan kuliah di Hochschule Köln, Jerman. Keduanya mengambil kuliah di jurusan yang sama, Soziale Arbeit (Kesejahteraan Masyarakat). Nancy mengungkapkan dirinya lulus dari Universitas Negeri Medan kemudian mengajar bahasa Inggris. Di masa rekonstruksi pascagempa dan tsunami di Aceh 2005 ia berkenalan dengan kolega dari luar negeri dan terus menjalin kontak dengan mereka. Dari perjumpaan dan interaksi itu ia termotivasi melanjutkan hidup di luar negeri. Ia mengikuti program Aupair Jerman, sebuah program pertukaran budaya untuk pemuda dari luar Jerman untuk tinggal bersama dan menjadi bagian dari keluarga tersebut. Tentu ada persyaratan yang mesti dipenuhi, seperti usia, suka tantangan baru, suka anak-anak dan mampu adaptasi dengan dunia luar. Ia tinggal di keluarga Jerman dan mendapat kursus bahasa Jerman dari keluarga asuhnya.
 
Ia mengakui bahwa hidup mahasiswa di luar negeri nampak menyenangkan dan mewah, tetapi sebenarnya ada tantangan berat seperti ‘culture shock’ perbedaan budaya di Indonesia dan Jerman, regulasi pemerintah Jerman untuk pendatang dan ketentuan studi yang tak mudah yang mesti dipenuhi. Ia menyarankan kepada mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di luar negeri harus kuat mental, suka tantangan dan menemukan hal-hal baru, aktif komunikasi dan ramah kepada setiap orang.
 
 
Sedangkan Anne mengatakan bahwa ini adalah kunjungan pertamanya di Indonesia. Ia bersyukur bertemu dengan mahasiswa di Indonesia yang ramah. Ia memaparkan studi tentang pekerja sosial yang mencakup berbagai bidang tindakan dan dilengkapi praktik teori dan praktik yang intensif. Topik ini mendalami dunia pekerja sosial, profesi dan etika pekerja sosial, sejarah pekerja sosial, sistem sosial dan sosial politik di Jerman dan cakupan kerja bagi pekerja sosial. Dengan menyelesaikan program studi ini mahasiswa memperoleh dasar untuk program master pascasarjana. Mereka berdua memilih jurusan ini karena lulusan memiliki cakupan kerja yang luas, tidak saja di lembaga atau departemen pemerintah namun bisa di lembaga non pemerintah bahkan di perusahaan swasta.
 

 

Mahasiswa Stube-HEMAT Yogyakarta antusias menanggapi Nancy dan Anne dan menyampaikan pertanyaan, seperti bagaimana cara menjadi peserta program Aupair Jerman. Ada dua cara aplikasi program ini, pertama, secara pribadi di mana calon peserta mendaftar secara online dan harus memiliki jaminan sejumlah uang atau keluarga di Jerman, atau kedua, melalui agen di mana calon peserta mengajukan aplikasi melalui agen dengan konsekuensi biaya yang berbeda. Berikutnya, apakah Nancy akan kembali ke Indonesia, dan ia menyatakan belum tahu kapan kembali ke Indonesia. Anne juga mengungkapkan alasannya kuliah di jurusan itu karena ia suka berinteraksi dan membantu orang lain.
 

 

Jadi, teruslah berinteraksi dengan jejaring internasional, perkuat motivasi dan tingkatkan kemampuan berbahasa asing. Terbuka kesempatan untuk mengembangkan diri dan go internasional. (TRU)

 


  Bagikan artikel ini

Efektif Kelola Waktu   Siap Hadapi Ujian

pada hari Senin, 8 Januari 2018
oleh adminstube
 
 
 
Ujian adalah salah satu proses menuju ke tahapan yang lebih tinggi. Setiap ujian memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Berkaitan dengan ujian akhir yang diberlakukan di tingkat SD, SMP dan SMA diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dalam proses persiapkan ujian ada beberapa pihak bertanggung jawab di dalamnya, seperti guru di sekolah, siswa dan orang tua siswa. Pihak sekolah biasanya melakukan penambahan jam belajar, les privat dan pembekalan siswa. Tidak menutup kemungkinan siswa-siswi mengikuti les privat di luar sekolah.
 
 
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh SMK BOKPRI 2 adalah pembekalan siswa persiapan ujian kelas XII Tahun Pelajaran 2017 – 2018 pada hari Jumat Jumat-Sabtu, 5-6 Januari 2018 di hotel Satriafi, Kaliurang, Sleman. Tujuan pihak sekolah mengadakan kegiatan ini adalah mempersiapkan mental mereka dalam mengikuti ujian yang akan datang, mengetahui sejauh mana kesiapan siswa-siswi mereka baik secara mata pelajaran dan kesiapan mental menghadapi Ujian Nasional, selain itu mengajak mereka rileks dan tidak canggung saat menghadapi ujian nantinya, ungkap Dra. Rusmiyati yang menjadi ketua panitia.
 
 
Ada tiga puluh tiga siswa dan lima guru mengikuti pembekalan yang terbagi menjadi beberapa sesi. Stube-HEMAT Yogyakarta, sebagai lembaga pendampingan mahasiswa dan anak muda diundang menjadi salah satu fasiltitator dan Stube mengutus Trustha Rembaka dan Sarloce Apang untuk memandu sesi di hari Jumat, 5 Januari 2018.
 
Sarloce Apang memaparkan tentang Stube-HEMAT dan kegiatannya. Sedangkan Trustha memaparkan materi Kunci Sukses Ujian: Cerdas Mengelola Waktu. Ia mengawali sesi dengan memandu peserta menulis kegiatan mereka dari pagi sampai malam di kertas yang dibagikan. Selanjutnya Sarloce memilih beberapa peserta untuk membacakan kegiatan mereka dalam sehari, seperti Julian, yang mengambil jurusan Tata Boga memulai hari dengan bangun pagi, berangkat sekolah, pulang sekolah makan, mandi, nonton film sambil main hp, jam 22.15 tidur. Anggi, yang mengambil jurusan Patiseri, bangun pagi jam 6 dan mandi, sekolah, tidur, bangun dan mandi, makan malam, main hp dan tidur jam 23.00. Berikutnya Novi, dari jurusan Tata Boga bangun lebih pagi dari peserta sebelumnya, kemudian bersiap ke sekolah, pulang sekolah langsung makan, mandi, makan malam dan jam 21.00 sudah tidur. Dari paparan peserta bisa diketahui sejauh mana mereka memanfaatkan waktu yang ada. Ternyata mereka belum memanfaatkan waktu dengan efektif dan masih diisi menonton televisi dan main hp bahkan tidak belajar sama sekali.
 

 

Trustha juga memaparkan waktu 24 jam dalam sehari ke dalam tiga bagian. 8 jam untuk tidur, 9 jam untuk sekolah dan 7 jam lainnya yang harus dimanfaatkan dengan baik. Ia mengajak peserta mengisi waktu 7 jam dengan kegiatan efektif dengan memiliah mana yang penting dan mendesak, penting tetapi tidak mendesak, tidak penting tetapi mendesak dan tidak penting tetapi tidak mendesak. Masing-masing peserta mulai memilah kegiatan mana yang harus diutamakan dan mana yang harus diabaikan. Waktu belajar menuju saat ujian sangat terbatas sehingga sisa waktu yanga ada harus digunakan sebaik-baiknya.
 
 
Di akhir sesi peserta membagi ke dalam sebelas kelompok. Mereka berdialog dan sharing mata pelajaran apa saja yang menjadi kendala bagi mereka dalam ujian. Sebagian besar siswa menyampaikan kesulitan di Matematika dan Bahasa Inggris. Matematika masih sulit mereka pahami karena metode penyampaian belum mereka pahami. Dalam sharing bersama yang cair danm terbuka peserta antusias saling berdialog bahkan guru-guru pun ikut terlibat dalam percakapan.

 



Trustha menegaskan kembali bahwa harapan terwujud jika ada tindakan dan kesungguhan menjalaninya. Jadi, sekarang, pergunakanlah waktu belajar sebaik mungkin, kami berharap semua siswa-siswi bisa siap menghadapi ujian, mengerjakan dengan baik dan lulus bersama-sama. Sesi ditutup dengan berfoto bersama. (SAP).
 

  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2024 (22)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 649

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Lebih baik diam dari pada Berbicara Tetapi tidak ada Yang Di pentingkan Dalam Bicaranya


-->

Official Facebook