P R O G R A M B A M B U
Bamboo: The Hidden Treasure
Wisma Shanti Dharma, 1 - 3 Juni 2012
Rasa ingin tahu untuk mengenal bambu tidak akan ada habisnya karena bambu seperti harta karun terpendam, memiliki manfaat luar biasa. Kesadaran akan manfaat bambu tersebut dirasakan oleh para peserta Program Pelatihan Bambu Stube-HEMAT Yogyakarta. Bertempat di Wisma Shanti Dharma Yogyakarta, pelatihan ini berlangsung pada tanggal 1 - 3 Juni 2012. Dengan tema: Bamboo: The Hidden Treasure, Stube-HEMAT Yogyakarta mengajak para peserta pelatihan untuk menyadari potensi bambu yang luar biasa.
Para peserta pelatihan dibuka wawasannya bagaimana pemanfaatan potensi bambu di Indonesia, teknologi pengolahan dan pengawetan bambu juga berwirausaha bambu.
Diawali dengan penjelasan mengenai bambu dan potensinya oleh Indra Setiadharma (Sahabat Bambu), peserta pelatihan mulai mengenal berbagai jenis bambu. Indra mencoba membuka wawasan para peserta pelatihan mengenai kekayaan spesies bambu di Indonesia dan negara-negara lain.
Proses belajar menjadi lebih lengkap dengan turun langsung ke lapangan. Pada hari ke-2 pelatihan, peserta melakukan eksposure ke beberapa tempat yaitu Bambu Nusa Verde (Pakem, Sleman), Sahabat Bambu (Kalasan, Sleman), Kerajinan Bambu Karti Aji (Toglengan, Sleman) dan Kerajinan Bambu Karya Manunggal (Cebongan, Sleman). Peserta pelatihan dibagi 2 kelompok. Kelompok pertama melakukan eksposur ke Sahabat Bambu dan Kerajinan Bambu Karya Manunggal. Kelompok kedua melakukan eksposur ke Bambu Nusa Verde dan Kerajinan Bambu Karti Aji.
Di Sahabat Bambu, peserta pelatihan belajar proses pengawetan bambu. Dipandu oleh Indra Setiadharma (Sahabat Bambu), peserta ikut mempraktekkan salah satu tahapan pengawetan bambu yaitu bambu dibor terlebih dahulu sebelum diawetkan.
Belajar berwirausaha berbasis bambu di Kerajinan Bambu Karya Manunggal menginspirasi peserta pelatihan untuk mempunyai usaha mandiri dalam bidang kerajinan bambu. Karya Manunggal adalah sebuah bentuk usaha bambu yang berfokus pada pembuatan furniture. Sumarno (Pemilik Kerajinan Bambu Karya Manunggal) menjelaskan bahwa usaha ini sudah dipasarkan di luar Jawa. Bambu yang digunakan dalam pembuatan furniture adalah Bambu Apus, Petung, Tutul dan Wulung.
Keinginan untuk mempunyai usaha mandiri dalam bidang kerajinan bambu juga dirasakan peserta pelatihan yang melakukan eksposur ke Kerajinan Bambu Karti Aji. Kerajinan Bambu Karti Aji adalah salah satu sentra kerajinan bambu terkemuka di Yogyakarta yang berawal dari sekelompok ibu yang mendapatkan pelatihan dari dinas Perindustrian DIY pada tahun 1986. Kelompok ibu-ibu di daerah Toglengan, Sleman ini menyukai kegiatan menganyam besek berbahan dasar bambu. Setelah pelatihan, kelompok ini membentuk kelompok pengrajin bambu yang kemudian terus berkembang menjadi sebuah sentra kerajinan bambu.
Di Bambu Nusa Verde peserta pelatihan belajar mengenai proses pembudidayaan tanaman bambu dengan metode kultur jaringan. Bambu Nusa Verde adalah perusahaan yang mengembangkan bioteknologi dan bergerak di bidang budidaya tanaman bambu. Bambu Nusa Verde secara teknis mendapatkan dukungan dari Oprins Plant Belgia.
Keingintahuan peserta pelatihan mengenai bagaimana upaya pelestarian bambu bagi lingkungan terjawab dalam diskusi bersama Ir. Yustinus Suranto, M.Si. (Fak Kehutanan UGM). Peserta dibuka wawasannya mengenai bagaimana budidaya tanaman bambu dalam rangka pelestarian lingkungan. Beliau menjelaskan bagaimana lokasi yang tepat untuk penanaman bambu, selain di daerah aliran sungai, lokasi penanam bambu di sekitar sawah ternyata juga berdampak positif pada kesuburan tanah dan cadangan air.
|
Wawasan peserta pelatihan mengenai bambu semakin kaya dengan hadirnya Ir. Eko Prawoto. M.Arch (Teknik Arsitektur UKDW). Dalam sesi ini, beliau menjelaskan mengenai bagaimana bambu dapat bermanfaat sebagai Konstruksi Arsitektur berbasis lokal dan ramah lingkungan. Berbagai pertanyaan menarik dari peserta mewarnai sesi ini. “Bambu adalah kearifan lokal yang terganjal gengsi. Banyak orang salah persepsi tentang bambu, rumah bambu memiliki citra yang tidak sehat dan miskin. Pada dasarnya, arsitektur rumah bambu memiliki cita rasa seni yang tinggi. Tantangan kita adalah bagaimana mengubah citra bambu tersebut,” jelas Ir. Eko Prawoto, M.Arch menjawab pertanyaan peserta pelatihan.
Setelah proses belajar selama 3 hari mengenai bambu, para peserta mendapat banyak pengetahuan tentang bambu. “Setelah mengenal bambu, apa yang akan kita lakukan?” Pertanyaan dari Trustha Rembaka, S.Th. (Koordinator Stube-HEMAT Yogyakarta) mewarnai sesi terakhir Pelatihan Bambu tersebut. Dalam sesi Focus Grup Discussion tersebut, peserta diajak untuk berdiskusi mengenai apa tindak lanjut dari pelatihan tersebut.
Beberapa peserta ingin menulis mengenai bambu dan manfaatnya, beberapa peserta ingin belajar menanam bambu dan beberapa peserta ingin belajar mengenai bagaimana teknik pembuatan kerajinan di Sentra Kerajinan Bambu Karti Aji. Semangat para peserta pelatihan untuk belajar tentang bambu ternyata sangat besar. Terus belajar dan menggali potensi bambu menjadi tindak lanjut para peserta dalam Program Pelatihan Bambu kali ini.**