pada hari Selasa, 26 April 2016
oleh adminstube
Muda, Beda dan Berkarya

 

Pelatihan Multikultur & Dialog Antar Agama

 

Panti Semedi, Klaten, Jawa Tengah, 22-24 April 2016

 

 

 

 

 

 

Pelatihan Multikultur dan Dialog Antar Agama yang digelar Stube HEMAT dengan tema “Muda, Beda dan Berkarya” berusaha menyampaikan pesan dan mengingatkan kembali anak muda mahasiswa akan keberagaman yang dimiliki Indonesia beserta tantangan yang harus dihadapi sebagai konsekuensi yang dikandung dari keragaman itu sendiri. Kegiatan Pelatihan ini disambut baik oleh 25 orang peserta yang hadir dari berbagai kampus, jurusan dan daerah. Semua peserta sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan selama tiga hari tersebut.

 

 

 

 

 

 

Mengawali program dengan kunjungan ke Pondok Pesantren Mlangi seminggu sebelum mengikuti pelatihan, peserta yang sebagian besar mahasiwa kristiani memiliki sentuhan dan bekal akan perspektif keberagaman. Mereka juga diingatkan kembali akan budaya daerah masing-masing yang beragam dengan pesona baju tradisional dari beberapa daerah di Indonesia, seperti Jawa, Kalimantan, Batak, Sumba, dan Flores yang dipakai oleh beberapa peserta. Kumandang lagu-lagu daerah di hari pertama pelatihan sungguh membawa suasana ke-Indonesia-an yang kaya akan suku, budaya dan bahasa.

 

  

 

Pelatihan ini mendorong peserta membuat jejaring dengan berbagai kalangan yang berbeda latar belakang, melatih peserta menemukan solusi atas ketidakharmonisan antar etnis dan agama, menyemangati peserta mampu menyebarkan pemahaman bukan sekedar toleransi melainkan kerjasama untuk kemanusiaan, juga memotivasi peserta mengembangkan diri membuat dialog bersama antar agama dalam masyarakat serta aktif menangani konflik yang muncul.

 

Sesi-sesi yang diikuti oleh peserta dalam pelatihan ini meliputi Mengenal Multikultur, Berinteraksi dengan Forum Kebersamaan Umat Beragama Klaten, Pemetaan Potensi Konflik di Indonesia, FGD masing-masing daerah dan Merancang Kegiatan Tindak Lanjut sebagai wujud pemerolehan pengetahuan baru dalam pelatihan. Narasumber yang terlibat dalam pelatihan selain tim internal Stube-HEMAT adalah Gus Jazuli Kasmani dari Pesantren Saleh Akrom Nusantara (PeSAN), pemuka agama dari berbagai agama dan keyakinan di Klaten, Pdt. Izak Y.M. Lattu. Ph.D dari UKSW dan Pdt. Krisapndaru, S.Th.

 

 

 

“Kehadiran para pemuka agama dan keyakinan dari FKUB Kebersamaan Klaten ini sangat berkesan dan menginspirasi saya untuk mengusahakan pertemuan para tokoh lintas agama di daerah asal saya karena menurut saya memberi kesejukan suasana ditengah masyarakat yang majemuk,” ungkap Charly mahasiswa APMD dari Manggarai. Kekompakan FKUB Kebersamaan Klaten sangat kuat dirasakan para peserta dengan kehadiran para tokohnya mengisi satu sesi dalam pelatihan.

 

 

 

“Kekuatan kearifan lokal yang sudah ada di setiap suku di Indonesia ini perlu terus-menerus digali, dan diwariskan turun-temurun sehingga generasi penerus selanjutnya tidak kehilangan nilai-nilai luhur nenek moyangnya dan menganggap setiap perbedaan yang ada merupakan ancaman yang harus dimusnahkan. Kerusuhan-kerusuhan antar etnis, suku dan agama tidak perlu terjadi seperti di Ambon apabila masyarakat di sana benar-benar menghayati nilai-nilai luhur Pela Gandong yang sudah ada. Bagaimana arsitek pilar masjid menjadi penyangga gereja dan sebaliknya. Kearifan ini perlu dicertakan terus turun-temurun”, pesan Pdt. Izak Y.M. Latu, Ph.D dalam sesinya.


 

 

Pada akhir sesi, peserta diminta merumuskan kegiatan sebagai wujud pemahaman baru yang mereka dapat selama pelatihan. Diseminasi pemahaman multikultur lewat diskusi, tulisan dan kerja nyata dalam masyarakat menjadi pilihan-pilihan kegiatan yang dilakukan.

 

 

 

Dalam perjalanan pulang Klaten-Yogyakarta, peserta diberi kesempatan melihat Candi Plaosan, sebuah candi yang didirikan pada abad ke 9 Masehi. Candi ini perpaduan budaya Hindu dan Buddha yang tercipta karena pernikahan campur antara Rakai Pikatan yang mendirikan Candi Prambanan yang berlatarbelakang Hindu dan Putri Pramodhawardani dari Dinasti Sailendra yang berlatar belakang agama Buddha. Dari Candi ini peserta belajar bahwa penerimaan keberagaman sudah terjadi sejak dahulu kala.


Muda, Beda dan Berkarya, menggugah para peserta sebagai anak muda yang menyadari keberagaman dan harus memiliki perbedaan dalam kualitas dan melakukan karya untuk bangsa. (ARN).

  

 


  Bagikan artikel ini

pada hari Rabu, 20 April 2016
oleh adminstube
EKSPOSUR LOKAL

 


 

 

EKSPOSUR LOKAL

 

Sebuah program Stube-HEMAT Yogyakarta untuk mahasiswa melakukan suatu aktivitas di daerah asal. Mahasiswa didorong untuk memikirkan dan mendalami daerah lokal setelah beberapa tahun belajar di Yogyakarta.

 

 

 

AKTIVITAS YANG DILAKUKAN

 

 

 

  • Pemetaan potensi dan tantangan di daerah asal.
  • Membagikan pengetahuan dan pengalaman yang dipelajari selama studi di Yogyakarta
  • Orientasi kerja dan membuka jejaring di daerah asal

 

 

 

PERSYARATAN PESERTA

 

 

 

  • Aktif sebagai peserta program Stube-HEMAT Yogyakarta
  • Mengajukan proposal dan presentasi
  • Mengikuti pembekalan peserta Eksposur Lokal
  • Pernyataan kesanggupan dan tidak mengganggu kuliah

 

 

 

LAIN-LAIN

 

 

 

  • Dibuka kesempatan untuk 3 orang di tahun 2016
  • Waktu pelaksanaan Maret - November (Menyesuaikan liburan peserta

 

 

 

 

 

Informasi lebih lanjut hubungi

 

Trustha Rembaka, S.Th (081392772211)

 

atau datang ke Sekretariat

 

Stube-HEMAT Yogyakarta

 

Jln. Tamansiswa, Nyutran MG II/1565 C,

Yogyakarta


  Bagikan artikel ini

pada hari Senin, 18 April 2016
oleh adminstube
Stube-HEMAT Yogyakarta
Kunjungi Pesantren Mlangi
 

Pesantren dipandang sebagai sarana pendidikan iman dan agama Islam. Memang demikianlah adanya. Pesantren menjadi wadah bimbingan iman, karakter, dan pekerti bagi setiap anak bangsa yang beragama Islam. Namun, sejarah menyatakan pesantren tidak melulu mengajar soal agama. Pesantren juga mengajar soal kebangsaan. Kenyataan itu dibuktikan dengan perjuangan warga pesantren dalam mengusir penjajah Belanda yang telah merendahkan martabat bangsa Indonesia sebagai manusia.

Sabtu, 16 April 2016, Stube-HEMAT Yogyakarta mengunjungi Pesantren As-Sallafiyyah, Mlangi, Sleman, DIY. Rombongan Stube-HEMAT Yogyakarta sejumlah 31 orang berdialog dengan Gus Irwan Masduki pengasuh Ponpes. Beliau selesai menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, dan kemudian pulang menyelenggarakan pendidikan di negerinya, Indonesia.
Perkunjungan Stube-HEMAT Yogyakarta telah menjadi agenda program Multikultur dan Dialog Antar agama. Peserta program diharapkan mampu untuk menunjukkan identitasnya di tengah keberagaman sekaligus tidak kaku dalam berinteraksi dengan komunitas lain. Bagaimanapun juga, interaksi dan dialog adalah suatu kenyataan yang tidak bias dipungkiri di negeri ini. Untuk mengembangkan kesatuan dalam keberagaman, kita perlu berinteraksi dan berdialog. Maka, Stube-HEMAT Yogyakarta mengunjungi komunitas keagamaan dan komunitas budaya di lingkungan DIY.
 
“Di sini pesantren sekaligus sekolahan,” ungkap Gus Irwan dalam membuka diskusi. Gus Irwan mengatakan santri di sini sebagian adalah mahasiswa di kampus terdekat seperti UTY, UIN, Gadjah Mada, dan UII. Santri dengan mahasiswa non-pesantren tidak jauh berbeda. Mahasiswa non-pesantren dapat berdoa di rumah indekosnya, sementara santri memiliki waktu berdoa yang secara disiplin dilakukan setiap hari.
 
Kegiatan bersama mahasiswa lain kampus juga diselenggarakan tetapi tidak rutin karena padatnya jadwal pesantren, seperti berdiskusi dengan Orang Muda Katolik ataupun dengan komunitas lain. Sekalipun jadwal padat, santri tetap melakukan kegiatan ini dengan mengirim wakilnya untuk berdiskusi.

Gus Irwan mengungkapkan pendapatnya tentang perbedaan perspektif menafsir suatu teks. Setiap penafsiran dipengaruhi oleh perspektif, maka untuk menafsir satu ayat dalam kitab suci, orang-orang tidak selalu sama dalam menyajikan hasil penafsiran. Setiap penafsiran dipengaruhi oleh budaya yang membentuk perspektif setiap orang. Gus Irwan sendiri mengakui bahwa dirinya terbuka pada perbedaan. Agama yang diturunkan dari Tuhan itu punya sisi kebaikan. “…Tidak ada agama yang turun dari Tuhan yang ajarkan kekerasan,” ungkap Gus Irwan.
 
Lalu kenapa masih saja ada kekerasan? Gus Irwan mengakui ada saja ajaran yang melegalkan kekerasan dengan alasan-alasan tertentu. Perang beda agama itu terjadi untuk memperjuangkan kebebasan beragama bukan untuk paksa orang masuk agamanya,” tambah Gus Irwan.
 
Gus Irwan kemudian menceritakan pengalamannya mengunjungi gereja di Sinai, Mesir. Toleransi sudah ada di sana sejak jaman Nabi. Bahkan ada gereja yang masih menyimpan surat dari Nabi Besar Muhammad SAW bahwa gereja ini tidak boleh dihancurkan. Sungguh indah toleransi di jaman itu.
 
Pertanyaan kemudian muncul. Satu per satu teman-teman Stube saling memberi pertanyaan dan dijawab oleh Gus Irwan.
  
 
Perkunjungan dan perjumpaan dengan Gus Irwan dan santrinya merupakan pengalaman baru. Sebagian teman-teman Stube mengakui bahwa ini pertama kalinya mereka mengunjungi pesantren. “…ternyata anak pesantren ramah dan baik,” demikian kata Apong, mahasiswa peserta Stube yang hadir di hari itu. Mari terus berjejaring dan bekerjasama dalam perbedaan yang indah. (YDA).

 

 

  Bagikan artikel ini

pada hari Sabtu, 9 April 2016
oleh adminstube
SEMUA ORANG BISA MENULIS

 


 

Dunia menulis bukanlah dunia tukang, yang dilakukan secara bertahap dan berulang. Dunia menulis adalah dunia ide. Ide akan terbentuk dengan terbentuknya pola pikir secara empiris, adanya dimensi konseptual, mereduksi fenomena, dan mempertajam analisa. Hal ini yang dibagikan Rudyolof Immanuel Malo, mahasiswa Sosiologi Universitas Atmajaya Yogyakarta yang bersumber dari buku berjudul “Kiat Menulis di Media Massa”. Tergolong buku terbitan lama, tetapi dengan pengalaman Rudy sebagai pemimpin redaksi Majalah Komunitas Mahasiswa NTT UAJY, buku ini menarik dan penting bagi pemula.

 

 

 

Buku Rendi Panuju terbitan UGM tahun 1994 ini menjadi bahan diskusi teman-teman Stube-HEMAT Yogyakarta pada hari Jumat, 08 April 2016 di sekretariat Stube-HEMAT Yogyakarta. Buku “Kiat Menulis di Media Massa” menjadi pilihan Rudy untuk dibagikan kepada teman-teman. Dengan pengalaman yang dimilikinya tentang menulis di media massa semakin membuat diskusi bertambah berbobot. Dengan ilmu yang berasal dari buku dan pengalamannya secara langsung membuat peserta semakin terdorong ingin tahu mengenai dunia menulis.

 

Rudy juga menyampaikan tips-tips agar tulisan dimuat di media massa. Hal yang harus diperhatikan adalah memilih media massa yang dituju, dan tulisan yang sesuai untuk kita. Secara teknis topik, judul harus diperhatikan. Rudy juga menjelaskan bahwa tulisan juga harus memiliki fakta atau data yang tersedia, jangan hanya opini. Bagi mahasiswa sebaiknya juga mengirimkan tulisan dari kampus, atau menjelaskan diri sebagai mahasiswa suatu universitas.

 

Diskusi menjadi ramai ketika sesi tanya jawab karena banyak hal yang ingin diketahui peserta seperti Agus, mahasiswa STPMD APMD bertanya apakah ada undang-undang yang melindungi karya penulis, sementara Nuel bertanya mengenai kiat menumbuhkan kemauan untuk menulis. Selanjutnya Trustha ingin mengungkap berapa kali menulis artikel dan gagal, sampai akhirnya tulisannya berhasil dimuat. Menjawab semua itu Rudy menyatakan bahwa undang-undang perlindungan hak cipta sudah ada dan bisa dicari lebih lanjut di internet atau toko buku. Menganggap menulis suatu kesenangan atau hobby bisa membuat penulis terus semangat menulis, selain itu Rudy juga menyarankan agar seseorang yang ingin menulis masuk dalam komunitas menulis agar kemampuannya terasah dan dengan sendirinya bisa memotivasi selalu ingin menulis. Setiap usaha pasti sudah biasa mengalami kegagalan di awal, hanya bagaimana mengesampingkan rasa pesimis itulah menjadi kunci utama. Tidak terhitung berapa kali kegagalan yang Rudy alami agar tulisannya dimuat di media massa sampai akhirnya berhasil dimuat.

 


Bedah buku memberi pengetahuan baru dalam menulis, membuka wawasan dalam dunia penulisan dan menjadi bekal di masa yang akan datang. Buat mahasiswa kemampuan menulis bisa dijadikan bekal dalam penulisan skripsi. Dengan kemauan keras, siapa saja dapat menulis. Ingatlah kata-kata bijak yang berbunyi: Jika anda ingin mengenal dunia maka banyaklah membaca, jika anda ingin dikenal dunia maka menulislah. Selamat mencoba. (ITM).


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2024 (18)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 645

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Lebih baik diam dari pada Berbicara Tetapi tidak ada Yang Di pentingkan Dalam Bicaranya


-->

Official Facebook