Setiap orang menginginkan momen spesialnya tersimpan dengan baik, salah satunya yaitu dengan dokumentasi foto. Namun, pengambilan foto dalam sebuah event atau momen tidak bisa sembarangan, tapi perlu teknik tersendiri supaya foto yang dihasilkan lebih menarik, berkualitas dan bermakna. Seringkali ketika seseorang memotret, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, ia mengabaikan unsur penting dalam fotografi, sehingga hasil kurang bagus.
Seiring perkembangan teknologi, kebutuhan dokumentasi foto atau selfie menjadi dominan, dan setiap orang penting untuk memiliki pengetahuan tentang teknik dan etika fotografi, terlebih mahasiswa dalam kuliahnya. Stube HEMAT Yogyakarta membekali mahasiswa keterampilan fotografi dengan tema Membidik dengan Cerdik, Membuat Foto Berbicara bersama Wisnu Aji Satria, seorang fotografer profesional (17/6/2022).
Di bagian awal pelatihan, para peserta mengumpulkan foto-foto dan menampilkannya. Asa, nama akrab Wisnu Aji Satria memberikan masukan berkaitan foto-foto yang ada, antara lain, posisi terhadap cahaya, sudut pengambilan gambar (angle), posisi kamera, dan foto blur. Ia mengungkapkan bahwa situasi ini wajar karena fotografi adalah seni dan praktek, artinya butuh waktu untuk menjadi terlatih.
Ia melanjutkan, bahwa pada dasarnya dalam fotografi seseorang mesti mengenali kamera yang dipakai, umumnya ada dua jenis kamera yaitu DSLR (Digital Single Lens Reflex) dan mirrorless, mengenali bagian-bagian kamera dan fitur-fitur yang ada. Seorang fotografer mesti mempersiapkan perlengkapan kamera dengan baik, dari baterai, kartu memori, pemasangan lensa, dan kebersihan lensa. Selanjutnya, melakukan setting kamera sesuai foto-foto yang akan dihasilkan, apakah indoor atau outdoor, static atau gerak, iso kamera, diafragma, shutter speed, dan mengatur titik fokus. Bahkan mempertimbangkan asesoris lainnya yang mendukung pemotretan.
Berkaitan dengan jenis-jenis foto, ada beberapa macam, yaitu (1) Establishing Shot: yang menampakkan keseluruhan subjek atau lingkungannya, menggunakan long shot atau wide lens), (2) People at Work: yang memfokuskan pada satu aktivitas, menggunakan medium shot, (3) Detail: yang menampilakan detil sebagai kekuatan, menggunakan close up, (4) Portrait: menampilkan wajah yang berkarakter dari subjek, (5) Relationship: menampilkan interaksi, sedang bercakap-cakap atau bekerja: negosiasi, berdebat, dan sebaiknya manusia dengan manusia, (6) Closing: sebagai foto penutup yang menjadi simpulan.
Seorang fotografer perlu cermat dalam mengantisipasi momen, misalnya objek bergerak atau statis, timing mengambil foto dan gerakan yang menguatkan foto. Selain skills, fotografer juga mesti sadar posisi dan sadar lokasi, misalnya meminta izin kepada pihak yang terkait lokasi untuk pemotretan, bergantian dalam mengambil foto, mencermati obyek foto ketika makan, berbicara dan ekspresi lainnya yang kurang tepat. Sebagai tahapan praktek, para peserta memotret lingkungan sekitar dengan menggunakan metode yang sudah diajarkan. Beberapa hasil foto peserta menunjukkan kemajuan dalam pengambilan gambar, sebagian lain masih membutuhkan jam terbang dalam memotret.
Fotografi merupakan seni dan keterampilan, jadi semakin sering memotret dan mempelajarinya, seseorang semakin terasah dalam mengoperasikan kamera dan menghasilkan foto yang berkualitas. ***