Mengagumi Batik Mencintai Lingkungan

pada hari Jumat, 14 Desember 2018
oleh adminstube

 

 
 
Menjadi perenungan bersama saat melihat keindahan kain batik yang diproses dalam sebuah rangkaian panjang. Tentu saja hal ini membawa konsekuensi pada kualitas dan harga. Harga yang terjangkau bagi konsumen dan membawa keuntungan kepada produsen, tentu saja menjadi keinginan bersama. Sekalipun sudah ada alternatif pewarnaan alami, di dalam dunia bisnis keuntungan masih menjadi prioritas dan pewarna sintetis yang jauh lebih murah dan terjangkau masih menjadi pilihan. Sebab jika produk pewarna alami yang diproses modern dijual bebas, maka perbandingan harga akan sangat jauh lebih tinggi. Terlebih lagi,proses pewarnaan alami memerlukan beberapa kali pencelupan untuk mendapatkan warna sesuai permintaan.

Sejauh mana para pengrajin batik mengelola limbah hasil pewarnaan dan proses melorot malam? Bukan rahasia apabila para pengrajin batik mewarnai dengan bahan sintesis dan salah satunya naptol. Naptol adalah senyawa kimia dengan rumus : C10H8O; massa molar: 144,17 g/mol; kelarutan dalam air: 0,74 kg/m³; titik didih: 285°C; kepadatan: 1,22 g/cm³; ID ChEBI: 10432. Bahan ini termasuk kedalam limbah B3. Limbah B3 kepanjangan dari Bahan Beracun dan Berbahaya sangat membahayakan kesehatan manusia, hewan dan lingkungan. Naptol bisa mengakibatkan organisme dalam air mati karena bahan ini bisa mengubah nilai biochemical oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD) dalam air. Untuk itu limbah cair atau padat yang mengandung B3 selalu membutuhkan penanganan khusus supaya terurai sempurna dan tidak mencemari lingkungan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Pasal 3 ayat (1), Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya.
 
World Batik Summit 2011 di Jakarta menghasilkan sebuah deklarasi bersama, pada point No. 5 yang menyatakan industri batik Indonesia harus didasarkan atas perlindungan alam dan lingkungan, serta riset mengenai penyediaan bahan pewarna tradisional yang alami dalam jumlah besar penting untuk digalakkan (http://www.mongabay.co.id/2012/12/28/ayo-kini-saatnya-berbatik-ramah-lingkungan/). Dr. Ir.Edia Rahayuningsih, M.S, seorang dosen dan peneliti Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada  sudah sejak lama meneliti tanaman indigofera sebagai bahan pewarna pengganti naptol dan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa marga indigofera bisa digunakan sebagai pengganti warna biru(https://ugm.ac.id/id/berita/7678-edia:.kurangi.pencemaran.hidupkan.kembali.pewarna.alam). Warna biru dari serbuk yang dihasilkan memiliki kadar hingga 40 persen, sementara warna biru dari proses biasa kadarnya hanya 15 persen. Bahkan melalui proses yang dikembangkan, hanya memerlukan 3-6 kali pencelupan ((https://ugm.ac.id/id/berita/7678-edia:.kurangi.pencemaran.hidupkan.kembali.pewarna.alami.

 
Memberi pengetahuan kepada pengrajin batik atas pemeliharaan lingkungan sekaligus pemakaian alat pelindung diri (APD) saat melakukan proses pewarnaanmerupakan hal yang sangat penting, supaya tidak terpapar bahan kimia terlalu dekat. Jika sering bersentuhan dengan bahan kimia apalagi tergolong B3 dapat menyebabkan berbagai macam penyakit di kemudian hari seperti kanker kulit.
 
Mari bersama menghargai produk batik dan kain tradisional yang dihasilkan dari proses yang panjang sebab untuk mendapatkan sepotong kain batik yang cantik, lingkungan menjadi taruhannya. Mari mengagumi batik dengan tetap mencintai lingkungan. *SAP

  Bagikan artikel ini

Berguru Di Giriloyo

pada hari Kamis, 13 Desember 2018
oleh adminstube
 
 
 
Akhir tahun 2018 ini diisi dengan sentuhan kegiatan yang sedikit lebih ekspresif, yaitu pelatihan Batik sebagai warisan budaya. Dengan tema “Dari Lokal Menuju Dunia”, kegiatan yang diadakan pada 8 Desember 2018 ini bukanlah yang pertama, tetapi lanjutan kegiatan tanggal 1 Desember 2018. 


Pagi-pagi sekitar pukul 08.30 WIB dengan penuh semangat semua peserta berkumpul disekretariat Stube-HEMAT Yogyakarta untuk mendapatkan arahan apa yang harus dilakukan di tempat batik dan mempresentasikan arti motif lokal yang telah mereka gambar. Dua puluh delapan mahasiswa beserta tim berangkat dengan harapan bisa membatik dengan baik di Giriloyo, Imogiri.
 
 

Kegiatan diawali dengan mengunjungi ‘showroom’ BatikSungsang untuk melihat hasil karya dari para perajin batik. Ada baju, kain, dress, bahkanada banyak produk dari bahanpewarna alami. Selanjutnya berjalan kaki menyusuri jalan dan gang menuju bengkel batik tempat ibu-ibu membatik. Pemilik usaha batik Sunhaji dan istri beserta ibu-ibu pembatik di sana menyambut dengan ramah. Indah, tim kerja Stube HEMAT memandu acara, memberikan beberapa arahan dan perkenalan singkat. Sambil menikmati hidangan tradisional yang disajikan, Sunhaji memberikan materi tentang sejarah singkat batik di Giriloyo dan pegalamannya menekuni dunia batik-membatik. Dari pemaparan yang diberikan, peserta terlihat bertambah antusias dan sudah tak sabar untuk mencanting motifmilik masing-masing.


Meskipun ini merupakan kesempatan yang pertama kali, sebagian besar peserta terlihat sangat lancar menorehkan lilin panas di kain memakai canting. Beberapa peserta ada yang masih dibantu para pecanting. Proses mencanting ternyata mengasyikkan, seiring lilin tertoreh di kain, imajinasi pembatik semakin tertantang untuk terus mengeksplor motif sampai selesai.

 
Selesai makan siang, proses mewarnai merupakan sentuhan akhir kegiatan hari ini.Dari dua pilihan warna yang disajikan yakni merah dan biru, warna biru mendominasi pilihan untuk pewarnaannya. Beberapa langkah yang harus dilakukan: langkah pertama, kain dibasahi dengan air yang telah dicampur detergen TRO kemudian angkat; langkah kedua, kain dimasukkan ke dalam air naptol kemudian angkat; langkah ketiga, kain yang ingin diberi warna merah dimasukkan ke dalam air yang telah dicampur garam merah R dan kain yang ingin diberi warna biru dimasukkan ke dalam air yang telah dicampur garam warna biru B; langkah keempat, proses membersihkan lilin ke dalam air mendidih yang telah dicampur soda abu; dan langkah terakhir, proses pengeringan kain dengan menjemur.

 
Sambil menunggu kain kering, Marianus L. Lejapkoordinator pelatihan memandu sesi tanya jawab, dilanjutkan dengan Trustha Rembaka yang memandu sesi rencana tindak lanjut. Semua peserta siap melakukan tindak lanjut kegiatan dengan membuat motif-motif baru. Pelatihan ini ditutup dengan sesi foto bersama tim, peserta dan pemilik sekaligus pengrajin Batik Sungsang. Selamat berkarya setelah berguru di Giriloyo. (US).


  Bagikan artikel ini

Mengenal 20 Makna Motif Batik

pada hari Rabu, 12 Desember 2018
oleh adminstube
 
 
 
Batik adalah sebuah karya tangan dan warisan budaya yang sangat indah dan penuh makna, sebuah ekspresi perasaan dan pikiran perancangnya, baik sedih, berduka atau pun saat bahagia. Berikut ini terkumpul 20 motif batik dan makna dibalik motif-motif batiktersebut.
 
Batik Beras Tumpah. Batik ini dipakai oleh orang yang sudah menikah dengan harapan dapat mendatangkan kesejahteraan bagi keluarga dengan melimpahnya beras sampai tumpah-tumpah.
 
Batik Pagi SorePada zaman dahulu orang golongan ningrat pasti memiliki lebih dari satu batik, sementara rakyat biasa mereka hanya memiliki satu.Hal ini menumbuhkan ide pada mereka untuk membuat selembar kain batik dengan dua warna yang berbeda, yakni terang dan gelapMotif gelap untuk malam hari, sementara motif terang dipakai pada waktu siang hari.
 
Batik PetaniMotif batik ini cenderung bebas dan beragam seperti bunga-bunga, burung-burung, buah, pohon, hasil bumi dan lain sebagainya yang seringmereka jumpai di sawah.
 
Batik Tiga Negeri. Mengapa tiga negri? Karena motif batik dibuat di Solo, pewarnaan merah di Lasem dan pewarnaan biru di Pekalongan dan menggambarkan perpaduan warna serta corak masing-masing daerah.
 
Batik Gringsing dan Tambal. Gringsing singkatan dari ‘Gering Sumingkir’ memiliki makna bahwa orang yang ‘gering’ atau sedang sakit segera ‘sumingkir’ menghilang atau cepat sembuh. Senada denganGringsing, motif ‘Tambal’ bermakna menambal, memberikekuatan dan kesembuhan.
 
Batik Madu BrontoMadu artinya manis dan Bronto artinya kesenangan. Batik ini biasanya digunakan oleh orang yang sedang kasmaran atau sedang jatuh cinta.
 
Batik Kawung PicisSetiap orang pasti memiliki nafsu hewani sehingga dengan memakai batik motif ini, orang selalu diingatkan untuk mampu menahan hawa nafsu.
 
Batik Sekar JagadSekar artinya bunga, jagad artinya dunia. Batik ini menggambarkan kecantikan, bagi yang memakainya bisa diibaratkan paling cantik di seluruh dunia.
 
Batik Kapal ApiBatik  ini memperlihatkan ekosistem dan interaksi yang terjadi di laut. Sehingga terdapat gambar kapal dan beberapa jenis biota laut.
 
Batik Tirta TejaArtinya orang–orang yang bepergian atau berpindah tempat, lebih cepat beradaptasi dengan tempat yang baru.
 
 
Batik Parang KlitikArtinya ombak yang menabrak karang. Ibaratnya semangat seseorang dalam menyelesaikan masalah seperti ombak yang menabrak karang.

 

 
Batik Pisang BaliDiartikan dengan orang yang hidup di dunia ini hanya sekali, kelak akan kembali kepada yang kuasa
 
Batik Semen Rejo. Diartikan atau harapannya seseorang yang mengenakan batik ini akan memiliki kehidupan yang makmur dimana pun dia berada.
 
Batik Semen GurdoArtinya seseorang yang bisa memiliki kekuasaan kelak dimasa depan.
 
Batik Truntum dan SidoluhurDua jenis batik ini dipakai sebagai hantaran saat lamaran. Jika seorang laki-laki ingin mempersunting gadis pujaan hatinya dia harus datang ke rumah gadis itu dengan membawa kedua jenis batik ini. Dalam waktu satu minggu gadis itu berserta ibunya akan datang ke rumah laki-laki tersebut. Jika kedatangan mereka mengenakan kain batik yang dia serahkan artinya lamaran diterima,namun jika mereka tidak mengenakannya maka berarti lamaran ditolak.
 
Batik Sidomukti. Sido berarti jadi dan mukti berarti mulia dan sejahtera. Motif-motif batik berawalan "sido" mengandung harapan agar keinginan dapat segera tercapai. Batik Sidomukti mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Motif batik yang memiliki harapan yang senada adalah Sidoluhur, harapan untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi dari sebelumnya.  (https://batik-tulis.com/blog/batik-sidomukti/).
 
Batik Kawung Beton. Makna batik Kawung sendiri ada beberapa, diantaranya adalah pengendalian diri yang sempurna, hati yang bersih tanpa adanya keinginan untuk sombong.(https://www.pemoeda.co.id/blog/batik-kawung)
 
Batik Parang Rusak Seling NitikParang Rusak adalahgambaran kegagahan seorang raja. Pada zaman dahulu hanya sultan yang boleh memakainya. Oleh karena itu ditengah pola batik diselingi titik-titik sehingga bisa dipakai oleh masyarakat luar. Sejak HB ke-VII batik motif parang ini sudah bisa digunakan secara umum tanpa terkecuali.
 
Batik Udan Liris. Udan artinya hujan dan Liris berarti gerimis atau hujan rintik–rintik yang merupakan simbol dari kesuburan, kesejahteraan, dan rahmat dari Tuhan. (https://infobatik.id/makna-motif-batik-udan-liris/).
 
Batik Wahyu Tumurun. Menggambarkan harapan agar mendapat petunjuk, berkah, rahmat, dan anugerah yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Harapan-harapan tersebut seperti  keberhasilan dalam meraih cita-cita, kedudukan ataupun pangkat.(https://infobatik.id/keunikan-makna-filosofi-batik-klasik-motif-wahyu-tumurun/). SAP

  Bagikan artikel ini

Dari Lokal Menuju Dunia Eksposur Museum Batik Yogyakarta  

pada hari Sabtu, 8 Desember 2018
oleh adminstube
 
 
Pelatihan Warisan Budaya: Batik sebagai warisan budaya dan dunia dari Indonesia dengan tema ‘Dari Lokal Menuju Dunia’ membuka kesempatan mahasiswa mendalami segala sesuatu yang berkaitan dengan batik, dari sejarah, filosofi, motif, makna dan bahkan praktek membatik. Hal ini penting, karena akan menjadi sebuah ironi apabila generasi muda Indonesia tidak tahu tentang batik yang sudah diakui dunia sebagai warisan budaya dari Indonesia.
 
Marianus Lejap, koordinator pelatihan menjelaskan alur pelatihan dimana peserta akan mengenal serba-serbi batik di museum Batik Yogyakarta, mendesain batik bermotif khas daerah asal peserta, praktek membatik dan memunculkan ide bisnis berbasis batik.Stube-HEMAT sebagai lembaga pendampingan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia yang kuliah di Yogyakarta memperlengkapi mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan sehingga mahasiswa memiliki ‘added value’ melalui program-program di dalamnya. Mahasiswa dari berbagai jurusan seperti teknik, ekonomi, ilmu pemerintahan, pendidikan dan teologia tidak saja mendalami ilmunya saja tetapi juga mengenal budaya lokal Yogyakarta seperti Batik dan diharapkan bisa membuat inovasi baru dengan muatan lokal daerah asalnya”, papar Ariani Narwastujati, direktur eksekutif Stube-HEMAT.
 
Pada kesempatan kunjungan ke museum Batik Yogyakarta (1/12/2018), peserta dibagi menjadi dua kelompok kecil untuk mengeksplor museum. Kelompok satu bersama ‘museum tour guide’ yang bernama Didik mengawali dengan belajar sejarah museum yang dirintis keluarga Hadi Nugroho bersama Dewi Sukaningsih, istrinya. Pemandu mengungkapkan kegelisahan yang dirasakan oleh perintis terhadap kelestarian batik karena lembaran batik berkualitas dipotong-potong demi membuat baju tanpa memikirkan maknanya. Selanjutnya peserta mengamati perlengkapan membatik seperti canting, pemanas, malam, pewarna, stempel motif dan tahapan membatik dari ‘ngeblat’ (menggambar) motif sampai ‘nglorot’ (melunturkan) lilin. Jenis-jenis batik motif khas Kraton terpajang di situ seperti Sidomukti, Parang, dan Kawung. Motif-motif lainnya adalah Udan Liris, Truntum, dan Pisang Bali. Di ruang pamer ada batik motif bledak, batik yang dibuat untuk masyarakat awam dengan motif bernuansa alam seperti dedaunan, hewan dan alam di sekitar manusia. Beberapa peserta ingin tahu motif mana yang cocok untuk anak muda. Didik menyebutkan antara lain Grompol dan Madubronto
 
Kelompok dua mengawali kunjungan dengan mempelajari batik pesisiran bersama pemandu yang bernama Reniyang menjelaskan bahwa batik jenis ini berkembang di kawasan pesisir utara Jawa, seperti Cirebon, Pekalongan, Semarang, Jepara dan Lasem. Motif batik pesisiran mendapat pengaruh dari Cina, Gujarat, Arab, Eropa dan Jepang sehingga motifnya variatif dan berwarna-warni, seperti batik Pekalongan yangdikenal kaya warna, batik Lasem yang khas dengan warna merah darah dan batik tiga negeri, yang dibuat di tiga tempat berbeda, Surakarta, Lasem dan Pekalongan.  Tak kalah menarik kisah di balik Batik pagi sore memiliki cerita ketika jaman Jepang harga kain sangat mahal yang menimbulkan ide desain batik yang memiliki dua wajah dalam selembar kain,sehingga bisa dipakai bergantian pagi dan sore. Ada peserta yang tertarik dengan batik berwarna biru putih yang terlihat anggun, tapi setelah dijelaskanternyata batik tersebut dipakai saat berduka. Tak hanya kain batik, berbagai model baju peranakan, kebaya dan porselen melengkapi pembelajaran hari itu.
 
Usai mengamati beragam koleksi museum peserta membagikan pengalaman baru mereka. Sarlota Wantaar dari Maluku Tenggara, studi Pendidikan Fisika di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) mengungkapkan bahwa dirinya baru mengetahui sejarah batik dan memahami bahwa kain batik memiliki pesan-pesan tertentu. Florida da Silva dari Atambua jugastudi di UST mengatakan kalau kunjungan ini mengingatkan dirinya pada masa kecil ketika neneknya mengajak menenun dan mencintai budaya lokal. “Setelah belajar di sini saya jadi tahu kalau pakai baju bermotif batik jangan asal cantik atau asal ganteng saja, karena saat memakainya harus tahu arti dan tujuan motif batik tersebut”, ungkap Florida.
 
Di akhir kunjungan, koordinator Stube-HEMAT Yogyakarta, Trustha mendorong peserta merancang batik motif khas daerah masing-masing dan memikirkanmaknanya. Beberapa gagasan yang muncul antara lain, motif bunga Jeumpa oleh Sinar Silalahi, dari Aceh yang kuliah di UKDW, Redy Hartanto, mahasiswa teologia STAK Marturia menyiapkan motif khas Lampung, Siger dan gajah. Selama satu minggu peserta akan merancang desain dan Sabtu, 8/12/2018 peserta akan membatik desain tersebut. Selamat berimajinasi dan menuangkan ide dalam lembaran kain menjadi batik khas daerah. (TRU).

  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2024 (18)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 645

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Lebih baik diam dari pada Berbicara Tetapi tidak ada Yang Di pentingkan Dalam Bicaranya


-->

Official Facebook