Ragam Strategi Menuju Kemandirian

pada hari Sabtu, 15 Juli 2023
oleh Stube HEMAT Yogyakarta

       

 

Salah satu bagian dalam Pelatihan Manajemen dan Keuangan untuk praktisi Non Keuangan pada 12-14 Juli 2023 di Cailendra Extension Yogyakarta adalah merancang kegiatan selanjutnya di wilayah masing-masing. Ariani Narwastujati, S.Pd., S.S., M.Pd. (Direktur Eksekutif Stube HEMAT) memandu peserta untuk merenungkan kembali apa yang telah dicapai dan menggagas apa saja yang bisa ditindaklanjuti dan mengidentifikasi potensi-potensi yang dimiliki untuk merintis bisnis, termasuk menginventarisir jaringan untuk kolaborasi sebagai usaha income generating.

 

 

Stube HEMAT Yogyakarta yang dipresentasikan oleh Trustha Rembaka, dalam usaha menyiapkan diri menuju kemandirian dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan melalui pelatihan-pelatihan sebelumnya, sebagai trainer, fasilitator maupun layanan pendampingan bagi lembaga maupun komunitas yang membutuhkan. Selanjutnya, memproduksi dan memasarkan produk dari hasil kegiatan berkaitan pangan lokal, teknologi digital dan ekonomi kelautan, termasuk mengembangkan pemasaran produk unggulan melalui HEMAT Commerce maupun marketplace lainnya. Ada beberapa produk seperti abon lele, fermentasi dan abon jambu mete, bestru (loofah) natural untuk rumah tangga. Selain itu, ada perintisan kebun Stube HEMAT sebagai wahana belajar pertanian terpadu yang terbuka untuk publik berkaitan edukasi pangan, edukasi pertanian dan terapan pertanian terpadu.

 

 

Pemberdayaan perempuan di Sumba Timur, di kampung Tanatuku dengan nama Kawara Panamung yang digawangi oleh Elisabeth Uru Ndaya, S.Pd., telah berjalan tiga tahun dengan menghasilkan beragam tenun ikat hasil karya kaum perempuan setempat, bahkan memiliki sanggar tenun sebagai pusat kegiatan. Prospek ke depan, kerajinan tenun akan terus dipromosikan melalui beragam cara, dari jejaring, media sosial sampai pada dinas pemerintah, komunitas-komunitas, sekolah dan gereja dan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Selain untuk mengerjakan tenun, rumah tenun komunitas Kawara Panamung bisa digunakan untuk menghasilkan income dari kunjungan wisata, berdoa dan edukasi atau studi banding.

 

 

Perjalanan Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba untuk peternakan babi merupakan ujian berat bagi peternak babi di Sumba yang didampingi oleh Apriyantio Hangga, betapa tidak, dari awal memulai langsung dihantam wabah African Swine Fever (ASF) yang menghabiskan ternak babi di Sumba. Namun, peternak tidak menyerah, bertahap bersama program Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba bangkit kembali. Ini menjadi kekuatan baru untuk melangkah dengan beberapa strategi yang dilakukan untuk eksistensi ternak babi di Sumba Timur, melalui peternak berdaya dengan produksi anakan dan menjual daging babi, memproduksi pakan mandiri, mengembangkan kuliner berbasis daging babi, dari abon, roti isi daging dan sei, bahkan merintis pusat edukasi peternakan babi.

 

 

Menjadi tantangan tersendiri ketika anak muda kurang berminat menekuni pertanian. Dengan realita ini sebenarnya peluang kerja di pertanian malah terbuka. Frans Fredi Kalikit Bara, S.E, Multiplikator Stube HEMAT Sumba di bidang pertanian merintis gerakan Petani Muda Milenial Sumba Timur untuk menggarap hortikultura. Langkah kemandirian dengan produksi hortikultura, seperti tomat dan cabe. Pengembangan lainnya adalah pengolahan pascapanen dari tomat menjadi saus tomat. Selain itu kawasan pertanian hortikultura bisa menjadi pusat studi pertanian.

 

 

Kelanjutan Multiplikasi Stube HEMAT di Bengkulu yang dirintis oleh Yohanes Dian AlpasaS.Si., mengangkat konversi perkebunan sawit ke sawah dan topik tentang intoleransi yang muncul karena jarang berinteraksi dalam keberagaman. Secara khusus di Bengkulu akan ada kolaborasi antara background teolog dan aparatur sipil negara. Kerjasama dengan pemerintah bisa diwujudkan dalam topik Moderasi Beragama Untuk Kemajuan Bengkulu. Prospek dukungan operasional bersumber dari institusi Stube HEMAT, yayasan dan gereja, pemerintah setempat dan donatur personal.

 

 

‘Alor Creative 100%’ menjadi brand Petrus Maure, S.Kom, Multiplikator Stube HEMAT di Alor, untuk produk yang muncul dari Alor dalam bentuk kerajinan tangan seperti gantungan kalung, gantungan kunci, gelang, kaos, topi dan asesoris lainnya dan produk dari kelapa dan kemiri. Pesan sosial dari Alor tentang bahan lokal, lingkungan budaya dan sosial menjadi nilai jualnya, termasuk keberpihakan pada konservasi biota laut dugong, pari manta, hiu tikus, dan terumbu karang. Petrus membuat perubahan yang ‘menyentuh’ kemanusiaan dan lingkungan lewat usaha mandiri yang ada saat ini dengan sistim usaha sosial, memperkuat jaringan dengan terhubung ke LSM-LSM yang sefrekuensi di Alor maupun luar Alor, dan bercita-cita menjadi bagian pendukung pembangunan Alor untuk lebih baik.

 

 

Pdt. Grace Nanuru, S.Th., Multiplikator Stube HEMAT di Raja Ampat yang juga pendeta di GKI di Tanah Papua, jemaat Marthen Luther di Majaran, Sorong menyampaikan bahwa problematika di Raja Ampat dan Sorong berkaitan dengan pendidikan dan Sumber Daya Manusia. Sebagai langkah awal untuk menjawab tantangan di atas, ia menggagas penguatan kapasitas anak muda di sekitarnya melalui pertemuan di sela-sela pelayanan gerejanya. Untuk rintisan wirausaha, ia menyiapkan pengolahan pangan dari bahan dasar yang banyak ditemui di Raja Ampat dan Sorong, seperti ikan laut dan daging babi hutan. Ini menjadi langkah bersama-sama anak muda setempat sekaligus memperkuat basis anak muda di wilayah pelayanan.

 

 

Pdt Theofilus Agus Rohadi, S.Th., Multiplikator Stube HEMAT di Lampung akan terus mengupayakan kemandirian dengan memelihara jaringan baik gereja, masyarakat dan pemerintah untuk mengembangkan pengolahan pangan dan variasi produk, dalam upaya kemandirian di Lampung. Konsep mengolah komoditas pertanian setempat sebelum dijual, menghasilkan produk turunanmempromosikan kawasan sebagai tempat edukasi dan wisata, bisa diadopsi Diversifikasi produk dari kakao, selain biji kakao, ada produk kulit kakao, dan lemak kakao, alternatif lainnya adalah mengolah komoditas lokal lain, seperti pisang, singkong, lada dan jagung untuk menaikkan harga.

 

 

Kemandirian memang tidak mudah, tetapi ada blessing in diguise bahwa dalam tantangan ini Stube HEMAT menemukan ragam potensi di sekitar yang menanti untuk dikembangkan. Ya, kemandirian harus diperjuangkan untuk mewujudkan visi Stube HEMAT, Terwujudnya kesadaran manusia, khususnya mahasiswa dan pemuda, untuk memahami masalah di sekitarnya.***


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2024 (22)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 649

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Lebih baik diam dari pada Berbicara Tetapi tidak ada Yang Di pentingkan Dalam Bicaranya


-->

Official Facebook