pada hari Sabtu, 1 Agustus 2015
oleh adminstube
PROGRAM EKONOMI KELAUTAN
Ada Apa dengan Laut Indonesia?
Diskusi – Pelatihan – Eksposur – Presentasi
 
 
Indonesia memiliki kawasan maritim yang mencakup 70% wilayah Indonesia dan memiliki panjang total garis pantai Indonesia sepanjang 54.716 km. Namun, kenyataannya sektor maritim tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. Hal ini berdampak pada banyaknya kasus pencurian ikan oleh negara lain di lautan Indonesia, rendahnya kesejahteraan sosial di kalangan pekerja dan nelayan, tidak adanya kebanggaan hidup sebagai nelayan di kalangan anak muda sebagai generasi penerus dan tidak adanya kurikulum pendidikan bagi anak-anak yang menanamkan cinta dunia maritim.
 
Keadaan ini melumpuhkan potensi kelautan yang dimiliki Indonesia dan masyarakatnya. Karena itu rasa cinta laut harus ditanamkan dalam hidup sejak anak-anak, sehingga memiliki pengetahuan tentang kelautan Indonesia yang membentang dari Samudera Hindia, Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut  Sulawesi, Laut Maluku, Laut Pasifik, Laut Arafura, Laut Timor dan daerah-daerah kecil lainnya, area strategis ekonomi laut, daerah maritim, atau tempat maritim militer.
 
Sebenarnya pengetahuan didapat dari belajar, keahlian diperoleh dari melakukan dan cinta diperoleh dari mencintai. Melalui pelatihan ini, mahasiswa belajar kekayaan maritim Indonesia secara menyeluruh dan mengetahui potensi maritim yang bisa dikembangkan.
 
Tujuan
 
  • Peserta menyadari potensi kelautan di Indonesia dan memperkuat nilai tawar nelayan nasional.
  • Peserta berinteraksi dengan kehidupan laut, nelayan dan permasalahan ekonomi kelautan.
  • Peserta menemukan terobosan atau temuan baru untuk pertumbuhan ekonomi kelautan di berbagai daerah di Indonesia.

 

 
Pelaksanaan
 
Diskusi (28 Juli 2015 di Omah Limasan): Maritim Indonesia: antara Harapan dan Kenyataan
 
Pembekalan Peserta (Sabtu, 22 Agustus 2015 di Aula CD Bethesda, Klitren Lor GK III/347 Yogyakarta
 
Eksposur/Plunge into/Berbaur dalam Realita Kehidupan:
 
Sadeng dan Pantai Gunungkidul, 28 – 30 Agustus 2015.
Berbaur dengan masyarakat setempat yang berinteraksi dengan laut dan pesisir. Menemukan dinamika kehidupan sehari-hari, mata pencaharian, lingkungan, air bersih, hasil laut, pesisir dan wisata. Membidik potensi yang bisa dikembangkan di kawasan pantai dan pesisir gunungkidul, antara lain pantai, tebing, wisata, camping.

 

 
Konservasi Mangrove Baros di Bantul, 28 – 29 Agustus 2015.
Menyusuri kawasan pesisir yang mengalami kerusakan dan menemukan model-model konservasi yang dapat diadopsi dan diterapkan di kawasan lain di Indonesia, bahkan bisa dikembangkan menjadi kawasan ekowisata.
 
Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, 27 – 30 Agustus 2015.
Menyelami kehidupan sehari-hari nelayan dan menemukan realitas kehidupan antara masalah dan kesempatan, misal kesehatan, taraf hidup, pendidikan, kesehatan.Selain itu, menemukan sisi lain yang potensial untuk peningkatan taraf hidup masyarakat setempat, misalnya hasil laut, kawasan pesisir, wisata. Stakeholder: Satuhati, GKJW Banyuwangi, pepanthan Muncar

 

 
Presentasi Eksposur dan Rencana Tindak Lanjut, 12 – 13 September 2015
 
Follow Up
 
  • Tulisan rekomendasi hasil pelatihan
  • Kurikulum pembelajaran cinta laut
  • Tulisan dan video ‘feature’ mereka yang hidup di laut
  • Proposal konsep pengembangan kawasan maritim dan atau kegiatan ekonomi (profit) berbasis laut
  • Lainnya (ide-ide yang ditemukan ketika berproses selama pelatihan dan eksposur)

 

 
Kontribusi
Rp 25.000,00
sertifikat, materi, akomodasi
dan subsidi transportasi
 

  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2024 (5)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 632

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Official Facebook