“Sangat mengesankan dan menyenangkan ikut kegiatan pelatihan ini, karena memberi pengetahuan baru di luar latar belakang ilmu saya. Untuk jangka panjang, konsep ini sangat berguna karena bisa diterapkan ketika saya kembali dan membangun daerah,” kata Maria Trifosa mahasiswa jurusan ekonomi Universitas Atmajaya, salah seorang peserta. Selamat membangun! (SRB)
Selamat mencoba. (OCE).
Claudia Betruchy Bada |
Windy Hendra Supardi |
Fransiska Evawati |
“Antara harapan dan kenyataan” bisa dimaknai bahwa kita mempunyai harapan atau mimpi, dan harus berusahakeras mewujudkannya sampai menjadi sebuah kenyataan. Yang lebih penting adalah bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar dalam kehidupan, dan setiap usaha yang kita lakukan pasti mempunyai makna sekalipun itu gagal. Kegagalan itu adalah pelajaran untuk bisa maju dan lebih baik lagi. ***
Efrin Rambu Leki |
Herman Ngkaia |
Fajar Dwi Kristyawan |
Yohana H. Sambung |
Dari hasil pelatihan yang saya ikuti, saya bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwa pendidikan di Indonesia belum seutuhnya merata. Di daerah pelosok negeri ini masih banyak pelajar yang belum mengenal teknologi, buku yang digunakan masih buku lama, kurikulum yang seharusnya dapat cepat diterapkan tapi kenyataannya lama karena kurangnya tenaga pendidik. Dari berbagai fenomena dan kondisi pendidikan saat ini, bangsa Indonesia seharusnya segera berbenah dan menyadari jangan sampai pendidikan Indonesia terpuruk jauh. Penerapan nilai-nilai karakter bangsa bukan sekedar pelengkap pendidikan yang dipenuhi secara formalistik-administratif belaka, tetapi nilai-nilai karakter adalah jiwa, ruh, dasar dan tujuan utama pendidikan nasional seperti yang dinyatakan Ki Hadjar Dewantara. Tak sekedar mencapai prestasi akademik (cerdas otak), tetapi memiliki budi pekerti luhur yang menjadi inti utama pendidikan nasional kita.***
Bercermin pada diskursus pendidikan tersebut, saya menawarkan pola pendidikan baru yang mulai harus disajikan dalam mengimbangi abad ke-21 ini yakni pendidikan kesadaran kritis. Banyak hal disajikan globalisasi abad ke-21 tetapi ‘penumpang’ harus peka dan kritis dalam membaca dinamikanya. Dinamika barulah ditangkap bila mereka sedia bergabung dan masuk dalam praksis kemudian berefleksi bersamanya. Kalau poin ini sudah ditangkap, maka transformasi pendidikan menjadi ajang plus untuk mengembangkan praksis dan ini dibutuhkan kerja keras. Akhir kata, selamat mencoba!
Disela-sela pelatihan di atas, dua mahasiswa peserta eksposur lokal ke Halmahera dan Papua berkesempatan membagikan temuan-temuan mereka kepada para peserta pelatihan. Memang diakui bahwa banyak hal ataupun permasalahan yang harus ditangani serius di daerah, khususnya untuk penanganan pengelolaan alam dan pemeliharaan lingkungan. Untuk itu diharapkan, mahasiswa-mahasiswa dari luar Jawa yang telah selesai studi di Yogyakarta untuk segera kembali dan berkontribusi membangun daerahnya.(TR)
Apa yang akan terjadi dengan pertemuan yang akan datang? Semoga ada peningkatan kemampuan dalam menulis. (SRB)
(trustharembaka)
(trustha rembaka)
6. Keberpihakan kebijakan publik pada perempuan
Atas (ki - ka): Paulus, Vero, Candra, Sofie, Ina, Trustha Bawah (ki - ka): Iyot, Yohanes |
Para peserta Kelas Bahasa Inggris Stube-HEMAT Yogyakarta yang mengikuti TOEFL-Like Test di P4B UGM, 23 Mei 2013 |
Pelatihan Kaum Muda dan Kesehatan
Akhir dari pelatihan ini, peserta membagi diri dalam beberapa kelompok berdasar minat dan kemampuan mereka. Kelompok-kelompok ini mendesain kegiatan tindak lanjut sebagai respon dan tanggungjawab mereka terhadap permasalahan sosial yang ada di sekitar mereka. Beberapa di antaranya: Kelompok Penyuluhan Kesehatan, Kelompok Peduli Lingkungan, dan Kelompok Pendampingan Belajar. (remb)
Mestinya tindakan proaktif untuk hidup sehat akan jauh lebih penting. Apa yang salah dengan hidup masyarakat? Seberapa tinggi kesadaran masyarakat untuk memiliki pola hidup sehat? dan seberapa baikkah informasi dan layanan kesehatan bagi masyarakat? Permasalahan di atas akan dijawab melalui pelatihan ini.
Jangan sampai ketinggalan!! (remb)
Jadi, jangan sampai melewatkan acara ini!! (remb)
Workshop yang berkaitan dengan komputer ini merupakan kerinduan mahasiswa rantau yang tergabung dalam HIMER - Y (Himpunan Mahasiswa Timor Leste dari daerah Ermera yang sedang menempuh kuliah di Yogyakarta), untuk mengajak teman-teman yang merantau studi di kota ini mengoptimalkan kemampuan diri dengan komputer. Dengan mengetahui cara pengoptimalan komputer, diharapkan membantu kelancaran proses penyelesaian tugas-tugas studi yang harus dikerjakan melalui media komputer.
Kegiatan pembekalan ini ditutup dengan kesan pesan dari siswa, guru dan team Stube-HEMAT Yogyakarta. Muncul satu ‘closing statement’ yang bisa menjadi komitmen bersama siswa-siswi, seperti yang diungkapkan Dita, ”Dulu kita masuk SMK BOPKRI 2 bersama-sama, maka kita juga akan lulus bersama-sama pula.” (remb) ***