pada hari Senin, 28 November 2016
oleh adminstube
Lembaga Pemasyarakatan,
Antara Harapan dan Kenyataan
Minggu, 27 November 2016 di Sekretariat
Stube-HEMAT Yogyakarta
 
Diskusi lanjutan pada hari Minggu 27 November 2016 di sekretariat Stube-HEMAT Yogyakarta, masih mengangkat topik Hak Asasi Manusia yang selalu menjadi diskusi menarik karena berkaitan dengan banyak hal, berbagai perspektif dan pemahaman, terlebih topik ini bersangkut paut dengan manusia dan kemanusiaan.

Dua fasilitator berpengalaman di bidangnya diundang untuk berbagi cerita dan pengalaman. Pertama adalah Eko Prasetyo, SH, aktivis Social Movement Institute (SMI), pegiat Hak Asasi Manusia dan penulis buku. Berikutnya, Edy Warsono, SH, yang bertugas di bidang Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Batu, Nusakambangan. Enam belas mahasiswa dari berbagai kampus ikut ambil bagian dalam diskusi ini. Mereka ingin tahu lebih dalam tentang dinamika pelaksanaan HAM saat ini, bagaimana kehidupan di dalam lembaga pemasyarakatan dan apa saja yang dialami oleh para penjaga penjara.
 
Eko Prasetyo, SH, menjadi fasilitator pertama dalam diskusi ini. Ia mengungkapkan ciri khusus HAM, seperti 1) Hakiki, bahwa hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang ada pada mereka sejak lahir, 2) Universal, bahwa hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya. Memang, persamaan adalah salah satu dari ide-ide hak asasi manusia yang mendasar, 3) Tak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan, dan 4) Tak dapat dibagi, bahwa semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan politik, atau hak-hak ekonomi, sosial dan budaya.

Kehadiran Edy Warsono, SH dari LP Batu Nusakambangan memancing rasa ingin tahu peserta yang sebagian besar mahasiswa. Ketika mendengar istilah ‘Nusakambangan’ imaginasi peserta langsung mengarah pada penjara, narapidana, pulau misterius dan menakutkan. Ini tidak salah karena sejak 1908 Belanda menetapkan Nusakambangan sebagai ‘poelaoe boei’ (pulau bui). LP Batu sendiri termasuk lembaga pemasyarakatan tingkat pengamanan tinggi (SMS-Super Maximum Security) karena di dalamnya berisi narapidana yang mendapat hukuman berat dan beresiko tinggi seperti subversif, narkoba, teroris, politik dan pembunuhan. Edy Warsono bertugas sebagai Pembina Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas I Batu Nusakambangan dan ini menuntutnya selalu berinteraksi dengan setiap narapidana yang ada di LP tersebut. Berkaitan pembinaan narapidana, ia merujuk pada pendapat Dr. Saharjo, tokoh perintis sistem pemasyarakatan dan menteri Kehakiman Indonesia, ‘Narapidana adalah orang tersesat, mempunyai waktu untuk bertobat, pertobatan tidak dapat dicapai dengan penyiksaan, melainkan dengan bimbingan,’ yang disampaikan saat penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa di Universitas Indonesia tahun 1963.

 
Salah seorang peserta diskusi, Danial H Banju, mahasiswa APMD bercerita bahwa ia membaca di media massa, narapidana yang telah bebas terkadang melakukan kejahatan lagi, apakah di LP tidak ada pembinaan? Edy Warsono menjawab, “Ada pembinaan terhadap WBP dan ini dilakukan demi peningkatan kualitas warga binaan agar menyadari kesalahannya, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, berperan aktif dalam pembangunan dan hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Namun, masyarakat belum bisa menerima kembali warga binaan yang telah bebas. Hal ini menyakitkan bagi mereka. Sehingga pembinaan WBP juga melibatkan masyarakat, seperti acara ini. Masyarakat perlu tahu apa yang terjadi di dalam LP dan instrospeksi untuk bisa menerima kembali warga binaan yang telah bebas,” ungkapnya.
 

Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan keberadaan Lembaga Pemasyarakatan, karena kenyataannya jumlah narapidana melebihi kapasitas LP. Jumlah penjaga tidak sebanding dengan jumlah narapidana sehingga hal ini sebenarnya beresiko tinggi bagi kehidupan penjaga dan pegawai LP. Namun pada kenyataannya dengan pengetatan belanja negara, operasional LP juga mengalami pemangkasan. Ia juga mendorong mahasiswa menyadarkan masyarakat untuk mau menerima kembali warga binaan yang telah bebas, sehingga mereka memiliki optimisme untuk menjalani kehidupan dengan baik. (TRU).

 


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2024 (4)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 631

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Official Facebook