Membangun Manusia, Membangun Kehidupan

pada hari Kamis, 9 Maret 2023
oleh Patrick V. Sarwom
      

 

Kegiatan Exposure to Raja Ampat merupakan kegiatan mengembangkan pengetahuan serta share skill kepada pemuda-pemudi di daerah kepala burung pulau Papua, dan kegiatan ini akan berdampak positif tidak hanya untuk para muda-mudi di sana, tetapi juga untuk saya sebagai peserta eksposur, karena bisa berbagi ilmu yang dimiliki. Kegiatan ini berlangsung 14 hari, dari tanggal 14 sampai dengan 28 Februari 2023 di kabupaten Sorong dan kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya.

 

 

 

Saya, Patrick Valdano Sarwom, dari Sorong, aktivis Stube HEMAT Yogyakarta yang kuliah di Ilmu Komunikasi Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa ‘APMD’ Yogyakarta, menyukai belajar banyak hal, termasuk  mengimplementasikan ilmu dimiliki, sebab saya sadar bahwa teori dari kampus berbeda dengan apa yang dihaapi di lapangan. Berikut di bawah ini adalah pengalaman mengikuti program eksposur ke Raja Ampat.

 

 

 

Satu pengalaman yang menarik adalah saat melakukan kegiatan di kampung Wonosobo, Kecamatan Salawati, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Kampung ini berada di 61 km selatan kota Sorong, dan perlu satu setengah jam untuk mencapainya. Di tempat ini saya dan tim mengadakan kegiatan membaca, publik speaking, menulis, mewarnai gambar untuk anak-anak, mengenal ikan yang dilindungi, dan bahasa inggris kepada remaja. Anak-anak dan remaja setempat sangat bersemangat untuk belajar hal baru, namun terbatas dalam fasilitas bacaan. Di kelompok bahasa Inggris untuk remaja yang saya ampu, kami  berdoa bersama dan saat berdoa itu tak terasa air mata saya menetes merasakan goncangan hati melihat rasa ingin tahu dari anak-anak Papua yang mempunyai suara merdu sangat besar dan bersemangat meski minim sarana belajar. Di saat yang lain, seorang mama dari Papua, asli suku Moi Sigin, mengatakan kepada saya, "Di sini tidak ada Taman Kanak-Kanak, guru bahasa Inggris juga tidak ada, bahkan sampai belajar di SMP belum ada, akibatnya mereka belum bisa berbahasa Inggris." Saya terdiam pilu mendengar ini, bagaimana tidak? Kondisi ini terjadi di tanah kelahiran saya.

 

Sebenarnya, Wonosobo adalah bagian dari ibu kota Provinsi Papua Barat Daya, tetapi mengapa masih terjadi hal seperti ini. Pertanyaan besar untuk saya dan orang yang membaca tulisan ini, sebenarnya dalam pembangunan, bukan fisik bangunan yang dinomorsatukan, melainkan manusianya yang tinggal dalam bangunan itu. Membangun manusia berarti membangun kehidupan, dan bangunan yang megah itu akan dikerjakan oleh manusia yang tinggal dalam bangunan itu. Apakah mereka merasakan dampak pembangunan, atau bisa jadi tidak tinggal dalam bangunan itu? Ini menjadi tugas bersama untuk melihat realitas secara utuh.

 

 

 

Saya berterima kasih kepada Tuhan lewat Stube HEMAT Yogyakarta yang memberi kesempatan anak Papua yang studi di Yogyakarta melihat realita di tanah sendiri dan melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk daerahnya. Dengan melakukan hal kecil bisa mengantarkan kita melakukan hal-hal besar terutama yang bermanfaat bagi sesama. Saya juga menemukan pengalaman berharga yaitu keluarga baru yang mengajarkan  tentang kasih sayang dan pengorbanan dengan menyediakan tempat dan makan bagi anak muda yang menghadapi keterbatasan biaya tapi ingin sekolah dan kuliah. Hal ini membuat saya bersemangat lebih maju lagi dan berdampak baik bagi orang lain. Dari pengalaman eksposur  ini saya belajar, bukan mengkritik melainkan mempraktikkan apa yang bisa dilakukan,  meski kecil tapi berdampak baik bagi orang di sekeliling. Semoga daerah kabupaten Sorong semakin berkembang baik Bersama anak-anak mudanya. Terima kasih Stube HEMAT! ***

 


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2024 (6)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 633

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Official Facebook