Mengurai Kompleksitas Masalah di Pesisir

pada hari Minggu, 29 Januari 2023
oleh Trustha Rembaka
      

“Tanah airku Indonesia, negeri elok amat kucinta,

Tanah tumpah darahku yang mulia, yang kupuja sepanjang masa,

………………Melambai-lambai nyiur di pantai……….

 

 

Lagu Rayuan Pulau Kelapa mengawali diskusi mahasiswa Stube HEMAT Yogyakarta dalam program Ekonomi kelautan di teras ‘Kopi Klotokan’, Kledokan, Depok, Sleman (Sabtu, 28/01/2023). Diskusi ini mengangkat topik ‘Ada apa dengan kelautan Indonesia? Kompleksitas masalah pesisir’ untuk mendorong para mahasiswa ‘melek’ kawasan pesisir dan problematika yang terjadi.

 

 

 

Dalam pengantar diskusi, Sekti Mulatsih, seorang praktisi lingkungan, mengungkapkan arti pesisir, sebagai suatu wilayah peralihan daratan dan lautan sebagai daerah pertemuan antara darat dan laut. Bagian ke arah darat meliputi daratan kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut, seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin; sedangkan yang ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi proses-proses alami yang terjadi di darat, seperti sedimentasi dan aliran air tawar maupun hasil kegiatan manusia di darat, termasuk pencemaran. Sementara wilayah pantai merupakan area berpasir sampai perbatasan laut. Penjelasan ini membuka pemikiran mahasiswa untuk memahami perbedaaan laut, pantai dan pesisir.

 

 

 

 “Laut adalah masa depan bangsa karena Indonesia memiliki luas lautan 2/3 dari luas daratan yaitu 3.1 juta km² lautan dan 1,905 juta km² berupa daratan, memiliki megabiodiversitas dengan ±30% hutan mangrove dan ±15% terumbu karang dunia, memiliki garis pantai terpanjang di dunia dengan 16.766 pulau dan garis pantai sepanjang ±81.000 km, memiliki regulasi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia yang diakui dalam konvensi hukum laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)UNCLOS 1982, memiliki sumberdaya alam berlimpah berupa perikanan tangkap dan budidaya, energi dan mineral, mangrove, terumbu karang, padang lamun, dan pariwisata, memiliki potensi carbon sink dan penyedia oksigen, memiliki dukungan badan dunia bahwa wilayah pesisir merupakan sumberdaya alam yang perlu dilindungi dan dikelola berdasar pembangunan ekonomi dan sosial”, narasumber menyampaikan.

 

 

 

Saat ini kawasan pesisir dan laut semakin terancam karena masifnya aktivitas manusia di hulu berupa industri, perikanan, pertanian, pariwisata, transportasi, dan permukiman, terakumulasinya sampah yang tidak terkelola di darat yang bocor (leakage) ke lautan, tempat berkumpulnya limbah cair dari aktivitas manusia yang mengalir dari daratan karena pengolahan di wilayah hulu tidak optimal, pengembangan kawasan yang menyebabkan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, naiknya permukaan air laut, penimbunan laut secara sengaja sehingga mengubah habitat asli dan memicu masalah lainnya.

 

 

Dalam sesi ‘sharing’, peserta membagikan pengalaman tentang kehidupan laut. Vin Hukum dari Kepulauan Aru menceritakan bagaimana nelayan menangkap kepiting, udang dan ikan menggunakan ‘bubu’ atau jaring dengan mempertimbangkan arus laut, meskipun sekarang hasilnya tidak sebanyak dulu. Sarlota Wantaar dari Tual menjelaskan tradisi ‘sasi’ di Maluku, sebuah larangan untuk tidak mengambil hasil laut di kawasan tertentu. Rido dari Sumba Timur mengungkapkan dilema antara kawasan budidaya rumput laut sebagai bahan utama agar-agar dengan kawasan nelayan ikan tangkap. Saat ini nelayan harus melaut lebih jauh karena populasi ikan menurun yang diakibatkan rusaknya terumbu karang di area budidaya rumput laut. Fitri dari Manggarai memaparkan bahwa kawasan pesisir Labuhanbajo tercemar sampah dan limbah domestik karena aktivitas wisata dan perilaku masyarakat yang masih rendah dalam mengelola sampah.

 

 

Diskusi ini menggugah para mahasiswa untuk melek terhadap problematika pesisir terkhusus di daerah asal, dan memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan pesisir dengan melibatkan masyarakat setempat, dan tetap menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat. Mari kita raih kembali Jalesveva Jayamahe – Justru di Laut-lah Kita Jaya.***


  Bagikan artikel ini

Memahami Lautan Indonesia: Potensi dan Ancaman (Bedah Buku)

pada hari Minggu, 22 Januari 2023
oleh Tim Stube HEMAT

 

 

 

Sekelompok mahasiswa merangkai puzzle kepingan pulau-pulau membentuk peta Indonesia. Mereka bekerja keras Menyusun puzzle itu sesuai komposisi di peta. Namun kenyataannya, tidak setiap kelompok mampu menyusunnya secara tepat. ‘Games’ ini mengawali kegiatan Stube HEMAT Yogyakarta bersama mahasiswa untuk mendalami Ekonomi Kelautan, di mana mahasiswa mempelajari Indonesia sebagai negara kepulauan secara holistik, mahasiswa menemukan potensi kelautan Indonesia dan terobosan kerjasama lintas sektoral untuk ekonomi kelautan dan mahasiswa berperan dalam mempromosikan dan menyadarkan masyarakat Indonesia akan potensi laut yang dimiliki. Indonesia terdiri dari daratan dan lautan dengan 17.508 pulau sehingga disebut sebagai ‘archipelagic state’, negara kepulauan berdasarkan ‘United Nation Convention on the Law of the Sea’ (UNCLOS) 10 Desember 1982 di Montego Bay, Jamaica. (21/1/2023)

 

 

 

 

Kegiatan pertama dalam program Ekonomi Kelautan adalah bedah buku ‘Keamanan Maritim dan Ekonomi Biru: Transformasi Ekonomi Kelautan Berkelanjutan di Indonesia’ karya Humphrey Wangke terbitan Yayasan Pusataka Obor Indonesia, tahun 2021. Trustha Rembaka menyampaikan materi model ekonomi kelautan yang berkelanjutan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir dan ketahanan pangan, menjadikan laut sebagai sumber energi global, serta menjadi kawasan yang aman bagi lalu lintas perdagangan internasional, seperti tujuan Ekonomi Biru. Ekonomi Biru akan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kehidupan dan inklusi sosial tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan laut dan wilayah pesisir karena sumber daya laut terbatas dan kondisi fisiknya telah dirugikan oleh tindakan manusia.

Selanjutnya Daniel Prasdika, memaparkan Keamanan Maritim dan Urgensi Kehadiran Bakamla Dalam Pengamanan Wilayah Perairan Indonesia. Wilayah Indonesia terdiri dari kawasan darat dan laut, dua per tiga wilayah Indonesia berupa lautan. Keberadaan lautan Indonesia memiliki potensi kekayaan laut yang besar dan memberikan pilihan-pilihan untuk dikembangkan. Namun demikian, semakin luas lautan semakin berat konsekuensi bangsa ini untuk mengelola wilayah lautan dan seisinya untuk kesejahteraan rakyat dan menjaga kelestariannya. Perairan Indonesia rentan dari kejahatan maritim, seperti penyelundupan Bahan Bakar Minyak, narkoba, pelanggaran wilayah kelautan, perdagangan manusia, dan penyelundupan bahan berbahaya, karenanya perlu badan keamanan laut (Bakamla) untuk mengawasi dan menjaga keamanannya.

Selanjutnya, Daniel menyampaikan pengelolaan laut secara berkelanjutan yang berbasis pada peningkatan perekonomian dari sektor laut dengan empat pilar pembangunan kelautan yang berkelanjutan, meliputi sustainability, inter generational equality, intra generational equality, dan public participation. Empat pilar pembangunan ini menjadi rambu-rambu pengembangan sumber daya laut yang lebih baik.

 

 

Pembahasan tentang ‘Tantangan Terhadap Pengelolaan Ekonomi Kelautan Berkelanjutan’ dipaparkan oleh Kresensia Efrieno, yang membahas sampah plastik di laut semakin kritis karena produksi sampah plastik dunia mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tercatat produksi sampah plastik dunia tahun 2008 mencapai 260 ton2013 mencapai 299 ton dan 2016 meningkat 77% jadi 1,3 miliar ton, dan 8 juta ton di antaranya terbuang ke laut. Bahkan diprediksi tahun 2025 akan lebih banyak sampah plastik dari pada ikan! Ini berdampak buruk bagi ekosistem laut dan kelestariannya secara berkelanjutan. Organisasi-organisasi dunia termasuk PBB melakukan kampanye beberapa program untuk mengurangi sampah plastik di laut.

Bedah buku ini memperkaya wawasan para mahasiswa untuk ‘mengarungi’ kelautan Indonesia dan membuka pikiran mereka untuk secara kreatif menemukan ide-ide berwirausaha berbasis kelautan sehingga memiliki nilai ekonomis untuk peningkatan kesejahteraan. ***

 


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2024 (13)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 640

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Official Facebook