Kegiatan Pendampingan menjadi aktivitas yang rutin dilakukan Stube-HEMAT Yogyakarta. Stube-HEMAT sebagai Lembaga Pendampingan Mahasiswa dan anak muda mendapat kesempatan untuk mendampingi Studi Sosial siswa-siswi kelas IX SMPK Tirta Marta-BPK Penabur Pondok Indah,Jakarta tahun 2018.
Salah satu kegiatannya adalah kunjungan dan praktik membatik di Batik Sungsang Giriloyo,Imogiri, Kabupaten Bantul. Pada tanggal 10 Oktober 2018 bersama13 orang siswa-siswi, 2 guru dan 2 mahasiswa pendamping dari Stube-HEMAT berkunjung ke lokasi untuk mempelajarisejarah sekaligus praktek pembuatan batik.
Siswa-siswi disambut oleh Sunhaji, pemilik sekaligus narasumber yang menjelaskan sejarah batik diGiriloyo, motif-motif batik dan tahapan proses membuatnya. Konon katanya, asal-usul batik tulis Giriloyo bersamaan dengan berdirinya makam raja-raja di Imogiri yang terletak di bukit Merak. Sejalan dengan berdirinya makam raja-raja di Imogiri ini perlu ada yang memelihara dan menjaganya. Untuk itu, keraton menugaskan beberapa abdi dalem untuk melakukan tugas itu. Interaksi yang terjadi antara abdi dalem dan masyarakat setempat terutama ibu-ibu, membuka peluang terjadinya transfer ilmu bagaimanacara membatik. Maka tidak mengherankan apabilaketrampilan membatik dengan motif batik halus keraton berkembang di wilayah ini. Seiring dengan berjalannya waktu, keterampilan membatik diwariskan kepada anak atau cucu perempuannya.
Saat praktik membatik, siswa-siswi sangat antusias membuat batik sendiri.Diawali dari proses menggambar pola,lalu digambar dengan menggunakan malam/lilin dengan alat namanyacanting, kemudian dilanjutkan dengan proses pewarnaan, setelah itu kain direbus untuk menghilangkan lilin dan kemudian dicuci dan dijemur hingga kering. Walau hasilnya tidak serapih dan sebagus para ibu pembatik di desa Giriloyo namum siswa-siswi bangga dengan hasil karya mereka sendiri. Semangat mereka perlu terus dipupuk untuk selalu mencintai dan bangga menggunakan produk-produk asli Indonesia, salah satunya batik. (ML).