Oleh: Arviani Zalukhu.
Satu hal penting yang mesti dimiliki oleh anak muda adalah kepekaan terhadap masalah di sekitarnya. Ada beragam cara untuk mengenalnya, salah satunya adalah dengan mengikuti kegiatan yang mengenalkan anak muda dengan isu-isu sosial di sekitarnya. Ternyata ini saya temukan ketika saya mengenal Stube HEMAT Yogyakarta, sebagai tempat bagi mahasiswa untuk melihat sekelilingnya. Berbagai kegiatan yang dilakukan menjadi bagian dari kenyataan yang terjadi, bahkan saya sendiri tidak menyadarinya, seperti satu program semester ini tentang Ketahanan Air. Dari beberapa kegiatan yang saya ikuti, saya menyadari akan pentingnya air baik dari kualitas, ketersediaan, maupun isu-isu lain yang berkaitan dengan air.
Saya Arviani Benedicta Zalukhu, mahasiswa Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Daerah (APMD), asal Nias Utara provinsi Sumatera Utara. Pulau Nias merupakan salah satu pulau yang berada di sisi barat Sumatera yang menyimpan cerita tentang budaya, adat istiadat dan keunikan alam dan masyarakatnya. Keindahan alam Nias bisa terlihat dari keragaman panorama pantai dan ombak lautnya. Namun, bukan berarti Nias tidak memiliki masalah yang bisa mengancam kehidupan masyarakatnya. Dalam tulisan ini saya akan membahas permasalahan tentang air yang ada di daerah saya, berdasarkan salah satu berita yang saya baca dengan judul, “Air Kerap Macet, Direktur PDAM Tirtanadi Cabang Nias Selatan Akui Kerusakan Mesin Pompa.”
Berdasarkan berita tersebut, permasalahan yang terjadi di Nias ialah sulitnya masyarakat mendapatkan air bersih secara lancar karena suplai air dari PDAM kerap macet, khususnya di daerah Nias Selatan. Kemacetan ini disebabkan karena mesin pompa air yang sering rusak, kebocoran pipa, dan kurangnya kapasitas penampungan air. Yang paling menjadi masalah adalah dari empat unit mesin pompa yang tersedia hanya satu unit yang dapat beroperasi. Jadi, ketika ada masalah yang terjadi pada air, akan sangat menggangu keberlangsungan hidup masyarakat. Seperti permasalahan yang ada di Nias Selatan, masyarakat mengalami krisis air untuk kebutuhan sehari-hari, mereka sulit mengakses air bersih yang digunakan untuk air minum maupun air dalam kebutuhan yang lain.
Sebuah masalah pasti ada solusinya. Permasalahan kurangnya kapasitas penampungan air, bisa dilakukan penambahan infrastruktur khusus penampungan air maupun peningkatan SDM untuk pemeliharaan alat-alat yang ada. Memang harus diakui pemerintah sendiri memiliki prioritas pembangunan yang lebih urgent atau berdampak langsung kepada masyarakat, misalnya pembangunan jalan yang dapat menganggu kelancaran aliran air, atau karena terjadi kebocoran pada pipa-pipa lama. Selain pihak PDAM, sebenarnya masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya yang ada, contohnya air hujan. Ketika air hujan ditampung dan masyarakat melakukan filtrasi dan elektrolisis maka air tersebut bisa dikonsumsi.
Pengalaman baru dan terbukanya wawasan ini muncul setelah saya mengikuti kegiatan Stube HEMAT Yogyakarta yang mengajak mahasiswa belajar secara langsung di instalasi pengolahan limbah cair, instalasi pengolahan air sungai menjadi air minum dan instalasi pengolahan air milik PDAM Kota Yogyakarta. Mari teman-teman muda mulai pedulilah dengan permasalahan sosial yang ada di sekitarmu. ***