Pendidikan memegang kunci kelangsungan hidup suatu bangsa karena pendidikan yang berkualitas baik menghasilkan generasi penerus yang mumpuni di tengah kompetisi dunia. Di Indonesia, pendidikan juga mendapat perhatian pemerintah meskipun kebijakan pendidikan berganti-ganti, kualitas stakeholder pendidikan perlu ditingkatkan, sarana dan prasarana pendidikan belum merata. Namun demikian kualitas pendidik dan tenaga pendidik di lembaga pendidikan menjadi salah satu kunci untuk menghasilkan proses pendidikan yang baik dan menghasilkan lulusan yang berkualitas baik, sehingga peningkatan sumber daya manusia pendidik dan tenaga pendidik perlu didukung.
Stube HEMAT Yogyakarta sebagai lembaga pengembangan sumber daya manusia yang memperhatikan masalah pendidikan melakukan pelatihan untuk meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga pendidik SMA BOPKRI Banguntapan khususnya kerjasama tim dan etos kerja. Kegiatan yang diadakan di Joglo Pasinaon, Kalasan, merupakan tindak lanjut dari program Pendidikan di Era Teknologi Maju dan wujud jejaring antar lembaga (28/6/2022).
Dalam pembukaan sesi, Stube HEMAT Yogyakarta menampilkan fragmen berupa dialog antara mata, kaki, tangan, dan mulut yang mengklaim dirinya paling penting di antara anggota tubuh lainnya. Namun, sebenarnya mereka sebagai anggota tubuh dengan fungsi yang berbeda, mereka tetap membutuhkan satu sama lainnya. Ini berarti bahwa masing-masing bagian di sebuah organisasi, meskipun berbeda fungsi mereka menjadi sebuah sistem terpadu untuk menggerakkan organisasi tersebut.
Dalam paparan berikutnya, Ariani Narwastujati, S.Pd., S.S., M.Pd., Direktur Eksekutif Stube HEMAT memandu para guru dan karyawan SMA BOPKRI Banguntapan untuk menjawab kuisioner untuk memetakan kepribadian masing-masing, khususnya berkaitan etos kerja dan kerjasama tim. Hasil ini mengungkap kepribadian peserta tentang bagaimana bersikap ketika menghadapi masalah dan berinteraksi dengan sesama rekan kerja, bagaimana berperilaku ketika berada dalam tekanan kerja dan perubahan hidup, bagaimana mengambil keputusan ketika menghadapi pilihan-pilihan, dan bagaimana mengoptimalkan bakat yang dimiliki.
Selanjutnya, Trustha Rembaka, S.Th., koordinator Stube HEMAT Yogyakarta memandu peserta memetakan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan di SMA BOPKRI Banguntapan. Di sini terungkap kekuatan dalam kombinasi antara guru lama dan guru baru menjadi modal untuk keseimbangan mengajar, kelemahan muncul ketika guru datang dan pergi karena mendapat pekerjaan di tempat lain, peluang nampak dari guru dan karyawan sebenarnya memiliki jejaring yang bisa dioptimalkan untuk mengembangkan dan mempromosikan sekolah, dan tantangan terungkap tentang bagaimana mengelola alumnus untuk mendukung sekolah. Temuan-temuan ini membantu guru dan karyawan SMA BOPKRI Banguntapan memiliki semangat baru dan komitmen untuk meningkatkan etos kerja dan kerjasama, memanfatkan teknologi, media sosial dan media massa untuk mempromosikan sekolah, mengumpulkan data alumnus dan jejaring potensial.
Merespon kegiatan ini, kepala sekolah SMA BOPKRI Banguntapan, Endah Nursinta S., M.Pd., mengungkapkan, “Stube HEMAT menjadi salah satu lembaga yang mendukung dalam peningkatan Sumber Daya guru dan karyawan sekolah. Saya berharap kerjasama akan berkelanjutan demi peningkatan kompetensi melalui pelatihan-pelatihan untuk guru-guru dan karyawan SMA BOPKRI Banguntapan.”
Pendidikan yang maju merupakan hasil sinergi berbagai pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, dari internal lembaga pendidikan dan menajerialnya, termasuk pendidik dan tenaga pendidik anak didik, orang tua dan pengelola lembaga, pemerintah dengan kebijakan, pengawasan dan evaluasi, jejaring dari lembaga maupun personal yang terpanggil memajukan dunia pendidikan, dan pemanfaatan teknologi yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan. ***