Stube-HEMAT Yogyakarta mengadakan Program Multikultur untuk mahasiswa Kristiani (Kristen dan Katolik) dari berbagai tempat di Indonesia yang sedang menempuh studi di Yogyakarta.
Rangkaian acara dalam program ini:
Pelatihan Multikultur di Rumah Retreat Shanti Dharma, 12-14 Juni 2009.
Live-in Multikultur, 20-21 Juni 2009. Detail live-in disampaikan ketika pelatihan.
Pelatihan Multikultur bertema "Tercipta, Berdampingan, dan Berkarya", dan akan diadakan di Rumah Retreat Shanti Dharma, Godean pada12-14 Juni 2009.
Pelatihan menghadirkan fasilitator Dr. Budiawan (Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma, danKH. Abdul Muhaimin (pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummahat, Kotagede, Yogyakarta).Pada Minggu siang, 14 Juni 2009, peserta mendapat kesempatan untuk berkunjung ke rumah ButetKartaredjasa dan berbincang tentang isu multikulur bersama beliau. Acara ini diakhiri dengan makan siang bersama di sana.
KONTRIBUSI mengikuti semua rangkain kegiatan dalam program ini sebesar Rp 25.000,00. Fasilitas: akomodasi, konsumsi, transport selama pelatihan, dan sertifikat. Peserta yang mengikuti program ini, wajib mengikuti seluruh rangkaian program.
Syarat pendaftaran:
Kirimkan tulisan dengan topik multikultur sebanyak 2 halaman A4 (kuarto), 2 spasi ke [email protected].
Tulisan teman-teman akan diseleksi untuk menentukan keikutsertaan dalam Program Stube-HEMAT Yogyakarta.Peserta yang lolos seleksi akan dihubungi panitia pada hari Rabu, 10 Juni 2009.
Peserta pelatihan berkumpul di Wisma Immanuel, Samironobaru 54, pada tanggal 12 Juni 2009, pukul 13.00. Panitia menyediakan bis untuk keberangkatan dan kepulangan peserta pelatihan.
Untuk informasi lebih lengkap, hubungi:
Koordinator Program, Rhony T. Simatupang
telp. : 081802678591
Pertambahan tingkat populasi manusia secara otomatis meningkatnya kebutuhan akan energi. Kurangnya kearifan dan kepedulian manusia menciptakan energi terbarukan, disebabkan oleh keangkuhan manusia terhadap alam yang mengeksploitasi dan menguras energi bahan bakar dari fosil yang suatu saat akan habis. Dampak lainnya terhadap alam, menyebabkan semakin menipisnya lapisan ozon karena tingkat emisi yang disebabkan penggunaan bahan bakar minyak yang tidak terbarukan. Bahaya global warming akan semakin mengancam kehidupan manusia dan menipisnya bahan bakar dari fosil akan semakin mempersulit manusia ketika tidak bijaksana untuk menciptakan alternatif energi yang bersahabat dengan alam.
Dewasa ini, sering terjadi kesulitan dan kelangkaan bahan bakar yang melanda dunia. Di Indonesia, masyarakat sudah jenuh dengan budaya antri yang terlalu sering dialami ketika akan membeli, kadang-kadang menanti dalam ketidakpastian karena kelangkaan bahan bakar dan keluhan akibat semakin mahalnya bahan bakar.
Masih banyak desa-desa ataupun pedalaman yang belum dijangkau dengan fasilitas listrik karena kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia ataupun alasan klasik daerah yang sulit terjangkau, keadaan geografis dan lain-lain. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang kurang memberikan ruang terhadap pengembangan energi alternatif yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat akan energi ( bahan bakar maupun listrik ), menyebabkan ketergantungan terhadap energi yang tidak terbarukan.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita memutuskan ketergantungan dan menjawab kebutuhan masyarakat dengan memobilisasi dan menciptakan energi alternatif dari apa yang tersedia di alam sebagai potensi energi yang bisa dikembangkan, seperti pemanfaatan energi surya, energi angin, energi air, pengolahan tumbuh-tumbuhan tertentu untuk bioetanol dan pengganti minyak, sampah-sampah tertentu hasil buangan manusia dibuat briket, pembuatan biogas dari kotoran ternak maupun tinja manusia dan sebagainya.
Dari latar belakang tersebut, Program Energi Alternatif yang diselenggarakan Stube-HEMAT Yogyakarta merupakan wujud kepedulian dan kontribusi dalam menjawab problem sosial dengan mengadakan pelatihan dan live-in tentang energi alternatif untuk membangun kesadaran, memberikan pengalaman, pemahaman dan ketrampilan kepada mahasiswa sebagai aktor-aktor pembawa perubahan.
Adapun topik-topik yang akan dibahas bersama mahasiswa dalam pelatihan antara lain: Analisis dan Manajemen Dampak Lingkungan dan Ekoefisiensi Energi, 2) Analisis Sosial Persoalan-persoalan Energi dan Keberpihakan Pengembangan Energi Alternatif, 3) Kebijakan Energi Nasional dan Isu-isu Energi Global dan Energi Alternatif dan 4) Be an Agent Of Change. Untuk lebih memperlengkapi mahasiswa, melalui eksposur akan dilakukan kunjungan ke tempat pemanfaatan energi alternatif biogas, sel surya, briket kulit kacang, dan bioetanol. Peserta juga akan mengikuti live-in penerapan teknologi tepat guna dalam penggunaan energi alternatif.
Dalam kegiatan live-in, mahasiswa difasilitasi untuk memahami salah satu metode pengolahan satu dusun secara terpadu dan partisipatif dengan pendekatan teknologi hidram untuk menghasilkan energi listrik (mikrohidro), mengangkat air dari lembah tanpa listrik, pengelolaan distribusi air untuk pertanian, perikanan, dan peternakan (biogas dan pupuk organik).