Module not found.

Aksara Lebih Dari Simbol

pada hari Jumat, 4 Juli 2025
oleh Oleh Tobias Nico P

         

 

Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah suku terbanyak, yaitu 1.340 suku (BPS 2010)1, tentu saja jumlah bahasanya banyak pula karena mewakili setiap suku-suku tersebut. Tercatat tahun 2023, ada 720 bahasa daerah yang dimiliki oleh Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia menjadi negara peringkat kedua dengan jumlah bahasa daerah terbanyak di dunia2. Jawa menjadi salah satu suku dengan jumlah orang terbanyak, sehingga Bahasa Jawa pun menjadi bahasa yang paling banyak digunakan. Dalam kompleksitas bahasa, terdapat salah satu elemen yang menjadi penyusun bahasa tersebut, terlebih jika bahasa tersebut dituliskan, yaitu aksara.

 

 

 

Aksara Jawa yang dikenal dengan Hanacaraka, memiliki kisah mitologinya sendiri. Secara singkat, Hanacaraka tercipta dari kesedihan Aji Saka karena kedua abdinya yang setia, yaitu Dora dan Sembada meninggal. Keduanya meninggal karena bertengkar. Saat itu Dora diutus mengambil pusaka oleh Aji Saka yang ia titipkan pada Sembada. Sembada menolak memberikan pusaka itu karena benda itu harus diambil sendiri oleh Aji Saka sesuai pesannya. Dilihat dari usianya, Hanacaraka merupakan bentuk sederhana dari aksara Jawa Kuno yang digunakan pada masa Hindu-Buddha. Selain itu, Aksara Jawa ini memiliki keunikan karena bentuk aksaranya mirip dengan aksara Bali dan Lombok. Hal ini dapat dipahami, karena secara historis antara Jawa, Bali, dan Lombok memiliki hubungan yang erat, terlebih pada masa Hindu-Buddha, di era Majapahit. Beberapa narasi menyebutkan bahwa beberapa penduduk mengungsi ke daerah Bali dan Lombok pasca runtuhnya Majapahit.

 

 

Pada masa penjajahan Belanda, huruf Latin dipakai dalam pendidikan dan administrasi pemerintahan, sehingga penggunaan huruf Latin pun terjadi secara bertahap. Selanjutnya huruf Latin dipakai sebagai standar penulisan. Dokumen resmi dan buku pelajaran ditulis dalam bahasa Jawa tetapi menggunakan alfabet Latin. Dalam perkembangannya, dunia makin terhubung, dan aksara Latin dianggap lebih praktis untuk komunikasi internasional. Aksara Jawa mulai tersisih dari kehidupan sehari-hari, dan hanya digunakan dalam konteks budaya seperti naskah klasik, primbon, atau dokumen keraton.

 

 

Beda halnya dengan Jepang yang tetap mempertahankan sistem tulisannya (kanji, hiragana, katakana). Menurut mereka, aksara adalah cerminan budaya dan sejarah. Mengganti sistem tulisan berarti juga meninggalkan cara berpikir dan menyampaikan makna khas Jepang. Bagi mereka mempertahankan aksara Jepang bukan soal kepraktisan semata—tapi juga soal mempertahankan jati diri nasional dan cara berpikir unik yang sudah berkembang selama berabad-abad. Bercermin dari hal tersebut, apa yang sudah hilang dari kita atas pergeseran penggunaan aksara Jawa ke aksara Latin? Hal ini menjadi perenungan bersama. ***

 
 

 

1https://indonesia.go.id/profil/suku-bangsa/kebudayaan/suku-bangsa#:~:text=Indonesia%20memiliki%

20lebih%20dari%20300,mencapai%2041%25%20dari%20total%20populasi. Diakses pada 11 Juli 2025, pukul 12.50 WIB.

2https://databoks.katadata.co.id/infografik/2023/03/28/indonesia-peringkat-kedua-negara-dengan-juml

ah-bahasa-terbanyak-dunia#:~:text=Menurut%20data%20Ethnologue%2C%20Papua%20Nugini,yang

%20digunakan%20di%20Tanah%20Air., Diakses pada 11 Juli 2025, pukul 12.55 WIB.


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2025 (17)
 2024 (25)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 669

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Lebih baik diam dari pada Berbicara Tetapi tidak ada Yang Di pentingkan Dalam Bicaranya


-->

Official Facebook