Mengasah Kecerdasan Musikal

pada hari Senin, 20 Januari 2025
oleh Trustha Rembaka

          

 

Bermusik memiliki manfaat besar dalam perkembangan anak. Selain mendukung perkembangan otak, musik juga membangun karakter dan percaya diri, mengenalkan hal-hal baru, mengembangkan kreativitas, melatih fokus, serta meningkatkan kecerdasan emosional. Mengetahui kecerdasan diri membantu seseorang mengasah kemampuan, menentukan jurusan studi, memilih pekerjaan yang cocok, dan membantu orang lain menemukan diri mereka

Howard Gardner, seorang pakar psikologi, mengidentifikasi sembilan jenis kecerdasan antara lain:

1.   Kecerdasan Logis Matematis: Kemampuan menganalisis situasi secara sistematis dan berargumen dengan nalar.

2.   Kecerdasan Linguistik Berbahasa: Kemampuan mengolah kata untuk menulis, membaca, berbicara, dan menjelaskan sesuatu dengan baik.

3.   Kecerdasan Visual Spasial: Kemampuan berpikir abstrak, menafsirkan gambar, pola desain, dan menggambarkan sesuatu.

4.   Kecerdasan Kinestetik: Kemampuan terkait aktivitas fisik, motorik, fisik, dan koordinasi tubuh.

5.   Kecerdasan Musikal: Kemampuan berkaitan dengan suara, nada, ritme, bernyanyi, dan penguasaan alat musik.

6.   Kecerdasan Interpersonal: Kemampuan berinteraksi, memahami, dan menggerakkan orang lain.

7.   Kecerdasan Intrapersonal: Kemampuan mengelola diri, memotivasi diri, menganalisis, dan merencanakan dengan baik.

8.   Kecerdasan Naturalis: Kemampuan berinteraksi dengan alam dan lingkungan, serta bertahan hidup.

9.   Kecerdasan Eksistensial: Ketertarikan dan keingintahuan tentang hidup, mati, dan makna hidup, termasuk aspek psikologi."

 

 

Keterampilan bermusik merupakan salah satu aktivitas di Kebun Stube HEMAT Yogyakarta di Gunungkidul, dengan memanfaatkan angklung. Trustha memandu anak-anak berlatih angklung untuk mengasah kecerdasan musikal, melatih koordinasi motorik, meningkatkan konsentrasi, memperhalus emosi, bersosialisasi, dan membentuk kedisiplinan.

 

 

 

 

Di sini, anak-anak mengenal angklung sebagai instrumen musik tradisional terbuat dari bambu, yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda kemanusiaan sejak 2010. Stube HEMAT Yogyakarta dan mahasiswa pernah menampilkan angklung dalam International Youth Camp di Wittenberg, Jerman, pada tahun 2017. Bermain angklung tidak hanya teori, tetapi harus dipraktikkan. Latihan dimulai dengan mengenal lagu yang akan dimainkan, dari notasi, irama, dan intonasinya. Kemudian, mempraktikkan cara membunyikan angklung, dari cara memegang hingga menggoyangkannya sesuai irama. Selanjutnya, sinkronisasi suara angklung agar transisi antar nada terdengar halus tanpa jeda. Meskipun tidak mudah, para peserta menunjukkan kemauan untuk berlatih dan saling membantu.

 

 

Dari latihan angklung ini, kelompok angklung tampil pada perayaan tahun baru Pepanthan Bendungan GKJ Wonosari, ulang tahun dan perayaan Natal SD BOPKRI Wonosari 2, serta perayaan Natal guru dan karyawan Kristiani lembaga pendidikan di kecamatan Wonosari dan sekitarnya.

 

 

Terobosan bermusik angklung ini memicu minat untuk melanjutkan kegiatan angklung, dari kelompok anak-anak hingga kelompok campuran yang berkolaborasi dengan orang dewasa. Bahkan, mungkin ada pihak lain yang tergerak untuk membantu menyediakan instrumen angklung, sehingga lebih banyak peserta dapat bergabung dan eksistensi angklung tetap lestari. Apakah pembaca tertarik untuk berpartisipasi? ***

 

Kelompok Angklung Mahasiswa Stube HEMAT Yogyakarta
tampil dalam International Youth Camp di Wittenberg, Jerman (2017)

  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2025 (3)
 2024 (25)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 655

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Lebih baik diam dari pada Berbicara Tetapi tidak ada Yang Di pentingkan Dalam Bicaranya


-->

Official Facebook