Memahami Merapi Sebagai Sahabat

pada hari Rabu, 17 Maret 2021
oleh Michael

Refleksi Eksposur Turgo oleh Michael

 

 

Saya Michael, dari Malinau, Kalimantan Utara, ingin berbagi cerita mengenai pengalaman kegiatan mengamati Gunung Merapi dan penduduk sekitarnya. Sebelumnya, saya ingin menceritakan latar belakang saya, bahwa awal mula saya bergabung dalam organisasi yang peduli terhadap kesadaran bencana alam, yaitu Stube-HEMAT Yogyakarta. Mengapa saya tertarik mengikuti kegiatan ini? Karena saya tertarik dengan kegiatan  yang membahas bencana alam dan saya ingin mengenal lebih dalam apa yang dimaksud dengan bencana dan bagaimana mengatasinya sesuai dengan latar belakang studi saya di Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Inilah yang mendorong saya bersemangat bergabung dengan kegiatan Stube-HEMAT Yogyakarta.

Saat itu agenda kegiatan Stube-HEMAT adalah melakukan eksposur  ke Museum Gunungapi Merapi (MGM) dan dusun Turgo di lereng Merapi. Ini yang membuat saya antusias mengikuti kegiatan ini karena banyak pertanyaan yang berputar-putar di kepala saya. Pada tanggal 27 Februari 2021 saya bersama peserta lainnya belajar di MGM di kawasan Pakem. Di tempat ini kami disambut oleh media simulasi letusan gunung Merapi lengkap dengan bentuk dan kontur permukaan tanah sekitar gunung yang mendekati mirip aslinya. Selanjutnya bersama pemandu museum, kami mengamati dampak letusan Merapi tahun 2010 yang digambarkan dalam model sebuah rumah yang rusak parah terkena awan panas. Di bagian lain, saya belajar macam-macam gunung berapi di Indonesia dan gunung-gunung yang masih aktif. Ternyata Kalimantan memang relatif jauh dari rangkaian gunung berapi di dunia.

Dari MGM kami menuju desa Turgo yang berada 5 km di bawah Puncak Merapi. Bersama Pak Indra kami mengamati puncak Merapi dan jalur guguran lava saat Merapi erupsi. Ini menunjukkan betapa kecil manusia di tengah alam semesta. Setelah itu kami menemui beberapa warga setempat untuk berdialog dan mengenali lebih dalam mengenai gunung Merapi. Saya tak sabar ingin bertanya kepada mereka, pertanyaan yang sering saya dengar dan menjadi penasaran saya, yaitu mengapa memilih bertahan dan tetap tinggal di desa Turgo padahal desa ini sangat dekat dengan gunung Merapi dan sangat membahayakan keselamatan mereka karena beberapa kali terkena erupsi.

 

Salah satu warga, Mbah Hadi menjawab, “Merapi adalah sahabat kami. Mengapa bisa sampai disebut sahabat? Karena sifat sahabat tentu sudah saling mengenal satu sama lain. Kami yang tinggal di Turgo ini mengandalkan hidup di lereng Merapi, dan mata pencaharian yang dikerjakan berasal dari hasil letusan gunung Merapi, misalnya pasir, batu, tanah yang subur bagi tanaman. Selain itu, kami lahir dan besar di tempat ini. Kenyataannya gunung Merapi tidak meletus setiap hari, minggu maupun bulan, jadi kami sudah terbiasa dengan perilaku gunung Merapi. Kami yang tinggal di sini memiliki strategi untuk menghindari dan mengatasi ancaman dari amukan gunung Merapi, ditambah lagi dengan kemajuan teknologi dari dinas pemerintah yang sangat membantu itu semakin membuat mereka memilih untuk bertahan. Ketika aktivitas gunung Merapi meningkat, kami meningkatkan kewaspadaan dan akan mengungsi jika kondisi mengharuskan. Kalau kami harus pindah dari tempat ini rasanya berat karena jauh dari ladang dan pasti perlu waktu lama untuk adaptasi.”

Dari pengalaman dialog ini, saya mengingat daerah saya di Malinau, Kalimantan Utara yang makin sering mengalami banjir setiap musim penghujan, dan mesti mencari solusi supaya warga tidak merasa maklum dan terbiasa dengan banjir tetapi mencari penyebab dan bagaimana mengatasinya. Memang cerita pengalaman ini tidak bisa menceritakan keseluruhan kegiatan tetapi setidaknya eksposur ini bisa menjawab rasa penasaran saya dan menjawab pertanyaan teman-teman saya.***


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2024 (20)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 647

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Lebih baik diam dari pada Berbicara Tetapi tidak ada Yang Di pentingkan Dalam Bicaranya


-->

Official Facebook